Sebuah kisah yang menceritakan tentang mulainya kerumitan dan kejenuhan hubungan jarak jauh yang dialami. Mulai dari masalah sepele hingga masalah yang serius. Tetapi, pada akhirnya semua yang terjadi pasti ada hikmahnya.
_____________________
"Gimana kuliahnya? Lancar?"
"Lancar. Kamu gimana?"
"Aku juga lancar."
Diam.
"Kamu kangen nggak sama aku?"
"Ish... pastilah Sat, gimana sih kamu. Pertanyaanmu itu loh."
"Ya kan aku memastikan."
"Kapan kita bisa ketemuan Sat? Udah 3 bulan ini kita cuma telponan saja. Aku gak bisa lihat wajah kamu. Takut lupa aku sama setiap inci wajah kamu."
"Lebay banget."
"Aku serius Sat, beneran deh aku udah kangen sama kamu. Dulu sering ketemu sekarang hanya via telpon aja."
"Ini mending Di, daripada nanti. Mungkin bulan berikutnya aku enggak bisa lancar komunikasi sama kamu. Mulai sibuk kedepannya."
"Kok gitu sih?"
"Ya emang gitu Diandra,"
"Jadi kita jarang telponan?"
"Iya."
"Telponan tiap hari aja masih kangen, apalagi enggak sama sekali."
"Itu resikonya."
"Resiko apa?"
"Resiko jadi pacar aku. Haha...."
"Enggak lucu banget."
"Kalau enggak lucu kenapa kamu ketawa?"
"Aku ketawa karena kegaringan kamu."
"Ishh..."
"Itukan kata-kata aku. Kenapa kamu pakai?"
"Semua itu terjadi karena faktor lingkungan."
"Lingkungan apa? Kita aja enggak pernah ketemu."
"Iya juga ya...."
"Lagi apa kamu?" Ucapnya mengalihkan pembicaraan yang mulai tidak ada ujungnya."Ini lagi ngerjain tugas buat presentasi besok. Doain lancar ya aku presentasi besok. Asal kamu tau dosennya ngeselen banget."
"Enggak tau."
"Ya makanya aku kasih tau."
"Oh iya-iya...."
"Kamu emang."
"Oh iya Di, aku mau ngomong sama kamu."
"Ngomong aja, pakai izin segala."
"Aku mau kita lebih serius."
"Ha? Maksudnya? Gimana?"
"Aku ulangi lagi. Aku mau aku sama kamu hubungannya lebih serius dari ini."
"Terus?"
"Ya aku mau lebih dari sekedar pacaran gini. Kita kan udah lulus sekolahnya."
"Maksud kamu mau nikah?"
"Kalau iya kenapa enggak?"
"Jangan becanda Sat, please..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Tangan [Sequel - END]
Roman pour Adolescents[Sequel of Diandra & Satria] Ketika takdir sudah berkata tentang kita. --- Ketika jarak menjadi penengah antara Diandra dan Satria. Saat mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri. Diandra sibuk dengan kuliah pendidikannya. Satria sibuk deng...