"Di." panggil Teguh masuk kedalam kamar Diandra.
"Apa?" Jawab Diandra fokus kepada layar laptopnya.
Teguh berjalan kearah Diandra, duduk disampingnya yang tengkurap sambil menarikan jari-jari diatas keyboard laptop.
"Kata Yasmin tadi lo diantar cowok?" Tanya Teguh. Sehabis mandi tadi, Yasmin bercerita kepadanya kalau Diandra pulang sore dan diantar oleh cowok.
"Hmm." Diandra tetap fokus.
"Dia siapa?" Teguh merubah posisinya menjadi tengkurap disamping Diandra.
"Apa sih kak?" Sungut Diandra melihat tingkah kakaknya.
"Awas aja lo mendua. Gue gak pernah ngajarin lo mendua!"
"Pemikiran lo terlalu jauh!" Diandra menoleh kearah Teguh dengan tatapan malas.
"Pikiran lo aja yang jangka pendek." Umpat Teguh balas menatap malas Diandra.
"Ish... udah sana keluar. Gue mau ngerjain tugas." Usir Diandra mendorong tubuh kakaknya itu.
"Biasa aja dong." Jawab Teguh bangkit dari tengkurapnya. "Kalau ngerjain tugas jangan sampai malam, jaga kesehatan juga." Perintah Teguh.
Diandra mengangguk.
"Jangan ngangguk doang. Gue tau lo kemarin bikin origami sampek subuh kan?"
Diandra diam mendengar kakaknya. Bagaimana bisa kakaknya itu tau kalau dia ngerjain tugas origami hingga dini hari. Padahal setahunya saat Diandra masuk kamar semua orang yang ada di rumah ini sudah tertidur.
"Gak usah cengo gitu."
"Iya-iya, udah kak, lo keluar jangan ganggu." Usir Diandra lagi.
Teguh pun langsung keluar dari kamar Diandra dan berniat menghampiri Yasmin yang sedang menonton televisi.
"Gimana?" Tanya Yasmin merasakan ada seseorang yang duduk disampingnya yaitu Teguh.
"Gimana apanya?" Balas Teguh balik bertanya.
"Diandra bilang nggak siapa cowok tadi?"
"Enggak, malah gue yang dibilang kepo!"
"Emang lo kepo kan orangnya, bawel lagi." Umpat Yasmin terkekeh. Meskipun Yasmin dan Teguh sudah menikah, tapi saat bicara mereka masih tetap menggunakan lo-gue. Katanya mereka akan merubah gaya bicara mereka kalau udah punya anak. Emang dasar.
Teguh memanyunkan bibirnya.
"Aduh, jangan manyun gitu dong." Goda Yasmin.
Teguh menatap Yasmin dengan bibir masih manyun. "Kalau manyun gini tandanya mau nyium."
Dengan cepat Yasmin langsung membungkam mulut Teguh yang manyun dengan tangannya. "Ogah!" Yasmin langsung berdiri dan berjalan menuju kamarnya.
-
"Diandra... tolong bukain pintu dong!" Teriak Yasmin kepada Diandra.
"Iya kak, bentar." balas Diandra tak kalah keras sambil berjalan membukakan pintu. "Satria?" Ucap Diandra melihat siapa yang saat ini sedang berdiri dihadapannya.
Satria tersenyum.
"Kamu kok gak bilang kalau mau pulang," Diandra memeluk Satria dihadapannya dengan erat. Mengobati rindunya yang sudah terpendam beberapa bulan ini.
"Biar jadi kejutan." Balas Satria tak kalah erat memeluk Diandra.
"Jahat." Diandra manyun melepas pelukannya. "Yaudah masuk!" Diandra merangkul lengan Satria dan menariknya masuk kedalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Tangan [Sequel - END]
Ficção Adolescente[Sequel of Diandra & Satria] Ketika takdir sudah berkata tentang kita. --- Ketika jarak menjadi penengah antara Diandra dan Satria. Saat mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri. Diandra sibuk dengan kuliah pendidikannya. Satria sibuk deng...