45 - Ending

454 16 4
                                    

"Hai." sapa Satria melihat Diandra, Riani, Esta, dan Anjani keluar dari rumah mereka.

Diandra menoleh dan tersenyum, "Hai." Balasnya. Membuat Riani, Esta, dan Anjani saling bertukar pandang dan tersenyum. Mereka tahu, semalam Diandra cerita kalau hubungannya dengan Dan Ton kembali seperti semula. Memulainya kembali dari awal.

"Mau berangkat ke sekolah?" Tanya Satria sekedar basa-basi, karena jujur sebenarnya dia sudah tau mereka akan pergi ke sekolah.

"Iya," jawab Riani melirik Diandra yang tersenyum.

Satria tersenyum dan melirik Diandra, "boleh bicara sebentar?" Tanya Satria.

Diandra menoleh kearah teman-temannya yang kemudian mengangguk paham dan meninggalkam Satria dan Diandra.

"Ada apa?" Tanya Diandra.

"Enggak ada apa-apa. Aku cuma mau bilang nanti aku mau pergi ke rumah sakit sama Jovita."

Diandra mengangguk, "iya, hati-hati."

Satria tersenyum. Perkataan Diandra kemarin terbukti hari ini, dia terlihat mencoba memahami kondisi Satria.

"Ya sudah, sana berangkat. Nanti dicari anak-anak. Apalagi sama Fathur, kamu kan bu guru kesayangannya dia." Suruh Satria diangguki Diandra. "Hati-hati." Satria mengacak pelan rambut Diandra sebelum dia pergi.

-

Tidak terasa, beberapa bulan lagi tugas Satria diperbatasan ini akan berakhir. Tugas Satria disini sekitar 9 bulanan, sedangkan Diandra dan para temannya mengambil 1 tahun sebagai guru sukarelawan perbatasan. Otomatis membuat Satria pulang terlebih dahulu ke Jawa.

"Ada apa?" Tanya Diandra kepada Satria yang memintanya untuk bicara.

"Aku lusa udah balik ke jawa." Ucap Satria.

Diandra mengangguk, "iya tau kok. Kemarin juga si Riani cerita kalau Aji bakalan balik ke Jawa duluan. Kata si Riani baru aja jadian eh udah ditinggal balik dulu." Cerita Diandra diselingi tawa, membayangkan raut wajah Riani yang kesal sekaligus sedih karena ditinggal Aji pulang dulu. Beberapa bulan berjalan membuat hati Riani luluh oleh seorang Aji. Lama tinggal ditempat yang sama membuat mereka saling bertemu dan bertegur sapa hingga tak sadar hatipun tersapa.

"Aku janji sepulang kamu dari sini aku ada sesuatu buat kamu."

"Apa?"

"Ya ada deh, nanti juga bakalan tau."

"Ish...." gerutu Diandra. "Kasih tau, kelamaan kalau nunggu aku pulang. Masih kurang 3 bulan lagi. Eh, kalau kamu pulang duluan kita enggak bisa ngerayain tahun baruan bareng dong disini?"

Satria mengangguk sembari tersenyum jail membuat Diandra semakin penasaran. "Aku mau urus surat selesai tugas sama yang lain." Pamitnya meninggalkan Diandra dengan rasa penasarannya.

"Iya." Jawab Diandra tersenyum sebelum Satria meninggalkannya sendiri.

-

Beberapa bulan kemudian

Diandra dengan senyum sumringah keluar dari kamar. Sepulang dari perbatasan, Diandra kembali pulang ke rumah kedua orang tuanya, tidak ke rumah Teguh dan Yasmin. Senyum Diandra semakin melebar saat melihat Satria duduk diruang tamu bersama kedua orang tuanya.

"Lama banget Di? Satria lama nunggunya." Ucap Tara melihat Diandra keluar dari kamar.

"Ibu apaan sih. Mana ada lama. Satria juga baru datang. Iya kan Sat?" Ucap Diandra meminta pembelaan dari Satria.

Satria mengangguk, "yaudah ya bu, om... saya izin ajak Diandra keluar."

Tara dan Satya mengangguk bersamaan. Diikuti dengan Diandra dan Satria yang salim kepada mereka.

Garis Tangan [Sequel - END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang