Cerita di Masa Lalu

492 81 4
                                    

🥇🥇🥇

“Kenapa kok wajahmu kusut gitu habis balik dari ruang guru? Ada masalah?” tanya Jihyun.

“Kamu tahu Jihyun, Choi ssaem menjadikanku dan Kim Seungmin sebagai partner untuk olimpiade biologi nasional.”

Jihyun langsung menganga dan bertepuk tangan setelahnya.

“Wahh gila! Hebat banget. Aku nggak nyangka temenku ini dipilih ikut olimpiade nasional.” Ucap Jihyun dengan antusias yang menggebu – gebu. “Kapan ya aku bisa dipilih juga gitu. Hehe…”

“Ah tapi kayaknya nggak bakalan mudah. Seungmin aja nggak mau menerimaku jadi partnernya. Aku heran. Laki – laki itu sombong sekali. Dia merendahkan aku, Jihyun! Katanya aku nggak bakalan sanggup untuk jadi partnernya.” Ucapku, menyuarakan kekesalanku. Kejadian tadi langsung terputar kembali di otakku. Aku pun mendengus lalu meletakkan kepalaku di meja.

“Kamu pasti bisa, Ji. Berusaha yang keras ya.” Ucap Jihyun.

Aku pun mengangkat kepalaku lagi.
“Aku pasti berusaha sekuat tenagaku, Hyun. Aku bakalan buktikan ke Kim Seungmin kalau dia nggak bisa merendahkan aku gitu aja. Aku pernah punya pengalaman menyakitkan juga karena direndahkan orang. Dan sekarang, aku bisa buktikan kalo aku bisa jadi orang yang hebat sekarang ini.” Jawabku.

Pikiranku berputar lagi tentang kejadian empat tahun lalu.

Dulu, aku bukanlah anak yang pintar biologi. Dari SD, aku paling lemah di pelajaran ilmu pengetahuan alam. Nilai – nilaiku selalu buruk di pelajaran itu. Ketika masuk SMP, nilai biologiku buruk sekali. Teman – temanku merendahkanku karena aku bahkan pernah mendapatkan nilai nol di ulangan biologi.

Aku frustasi saat itu. Ibuku lalu punya ide untuk memasukkanku ke bimbingan belajar. Aneh memang. Seharusnya untuk pelajaran biologi, tidak perlu juga ikut bimbingan belajar. Tapi, aku tetap menyetujui perkataan ibu.

Setiap hari aku belajar biologi di bimbingan belajar. Karena hanya aku yang ikut bimbel biologi, maka aku dicampur dengan kelas bimbel fisika. Aku pun setuju – setuju saja karena aku sendiri merasa tidak nyaman kalau harus belajar sendirian saja di kelas.

Suatu hari, aku duduk sebangku dengan seorang anak laki – laki. Anak laki – laki itu melihatku yang tengah membaca buku paket biologi. Dia lalu mendecih.

“Memangnya kamu sebodoh itu ya sampai pelajaran biologi pun harus ikut bimbel?” Ucapnya lalu mengalihkan pandangannya. Sedangkan aku menatap anak laki – laki ini dengan mata berkaca – kaca.

Hatiku sakit detik itu juga.

Aku meremat ujung kemejaku lalu tanpa berkata apa – apa lagi, aku langsung mengambil tasku dan meninggalkan kelas bimbelku.

Aku pulang dengan keadaan kacau. Bahkan ibuku sampai bertanya – tanya apa yang menimpaku sampai aku menjadi seperti ini, tapi aku tak mau menjawabnya. Mulai hari itu, aku keluar dari bimbingan belajar dan memutuskan untuk belajar sendiri di rumah.

Mulai hari itu juga, aku mulai belajar biologi mati – matian. Aku tidur waktu pagi hari dan bangun pagi lagi untuk sekolah. Aku ingat, di masa itu aku terlalu fokus belajar. Pulang sekolah aku pergi perpustakaan untuk belajar dan sampai di rumah pun aku belajar lagi. Hari Sabtu dan Minggu di mana saatnya orang – orang meliburkan diri, tapi aku malah berkutat dengan bukuku. Lama – lama tidak hanya biologi saja yang kupelajari, melainkan pelajaran lainnya juga. Bimbel online pun kuikuti untuk menggantikan bimbel offline-ku.

Dalam dua bulan, nilaiku meningkat drastis. Aku bahkan pernah mendapatkan nilai 100 untuk ulangan biologiku sampai – sampai membuat teman – temanku heran. Kang Jikyung yang bodoh biologi tiba – tiba mendapatkan nilai 100.

Aku bangga pada diriku karena berhasil membuktikan pada anak laki – laki itu kalau aku bukan anak yang bodoh. Dan sejak saat itu, aku menjadi orang yang seambisius itu. Kalau ada seseorang yang meremehkanku, aku akan membuktikannya kalau aku bisa. Aku tak mau direndahkan.

“Ji? Jikyung?” Jihyun menyenggol lenganku, menyadarkanku yang sedari tadi melamun mengingat masa laluku.

“Apa?”

“Semangat ya. Aku dukung kamu sebisaku. Kalo perlu aku damprat si Kim Seungmin itu karena udah merendahkanmu.” Ucap Jihyun lalu sedetik kemudian kami tertawa bersama.


Tawa kami pun berhenti ketika guru yang akan mengajar pelajaran pertama sudah datang ke kelasku.





Jangan lupa pencet bintangnya ya cintahh 💕💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa pencet bintangnya ya cintahh 💕💕


Best Part (Kim Seungmin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang