Olimpiade Nasional Matematika dan Sains

307 59 5
                                    

🥇🥇🥇

Hari di mana olimpiade nasional itu diadakan tinggal menghitung jam. Tidak sampai dua puluh empat jam, olimpiade itu akan terlaksana. Pagi ini, seluruh siswa yang mengikuti olimpiade nasional di Busan sedang bersiap – siap untuk berangkat ke Busan dengan mini bus. Lapangan sekolah yang biasanya sepi ketika jam pelajaran seketika ramai oleh anak – anak olimpiade yang sedang menunggu untuk masuk ke bus. Ternyata lumayan banyak anak dari sekolahku yang lolos seleksi olimpiade nasional itu dari berbagai mata pelajaran matematika dan sains termasuk aku dan Jihyun.

Aku dan Jihyun memilih untuk mengobrol sambil menunggu anak laki – laki memasukkan barang - barang ke dalam mini bus. Rencananya kami semua akan menginap semalam di Busan dan besoknya berjuang untuk mengikuti olimpiade itu.

Aku dapat melihat Seungmin yang berjalan ke arahku setelah dia selesai memasukkan barang - barang ke dalam mini bus. Aku pun mengulurkan sebotol air mineral pada Seungmin yang langsung diterimanya dengan senang hati.

“Sekarang kalian bisa deket – deketan dulu ya. Lihat aja hasilnya nanti. Kamu nggak akan tahu gimana akhirnya.” Yubin yang barusan lewat langsung berhenti di depanku dengan Seungmin. Gadis itu menyilangkan tangannya di depan dada dan menatapku dengan tatapan sinis. “Kayaknya aku harus memperingatkan kamu, Jikyung. Jangan mimpi ketinggian buat menang ya. Dan.. jangan mimpi ketinggian buat mendapatkan Seungmin.”


Jihyun maju selangkah dan hampir menjambak Yubin, tetapi segera kutahan. “Udah, Hyun. Udah.” Ucapku dan Jihyun akhirnya mundur dengan emosi yang masih kentara.

“Aku rasanya pengen jambak dia, Ji!”

“Udah, Hyun. Biarin.” Aku memegangi pergelangan tangan Jihyun agar gadis itu tidak maju untuk menjambak Yubin.

“Kamu lebih baik pergi, Yubin. Jangan cari masalah sama Jikyung.” Ucap Seungmin. Baru kali ini aku melihat Seungmin mengusir Yubin. “Pergi, aku bilang.”

Yubin mendecih. “Oke aku bakal pergi. Aku kasih kesempatan ke kalian buat bisa deket. Tapi besok, kayaknya hubungan kalian juga selesai sampai sini!” Yubin lalu pergi setelah menyenggol bahuku dengan keras dengan bahunya. Aku sempat terhuyung, tapi Seungmin dan Jihyun memegangiku dengan sigap. Yubin tidak tahu saja kan kalau Seungmin menang, laki – laki itu akan diperbolehkan ayahnya denganku. Namun aku lebih memilih untuk diam dan biarkan Yubin tahu sendiri.


Peringatan untuk masuk bus pun terdengar. Aku, Jihyun, dan Seungmin segera masuk ke dalam bus kami. Aku dan Seungmim duduk berdua, sedangkan Jihyun bersama dengan Hyunjin. Soobin? Laki – laki itu bersama dengan temannya yang juga sekelas dengannya.

Sepanjang perjalanan, perasaanku rasanya tidak tenang. Aku kepikiran akan hari esok. Banyak sekali hal yang kukhawatirkan hingga membuatku pusing sendiri. Aku pun menyandarkan kepalaku ke kaca bus dan menghembuskan napas dengan keras.

“Kamu kenapa, Kyung?”

Aku menegakkan kepalaku lalu menoleh pada Seungmin yang menampakkan wajah khawatirnya.


“Ah, nggak. Aku cuma pusing sedikit.” Jawabku lalu tersenyum tipis di akhir.

“Mau obat?” tawar Seungmin dan aku menggeleng. Penyebabku seperti ini bukan karena mabuk kendaraan, tapi lebih ke banyak pikiran sehingga membuat pikiranku tidak tenang. Aku ingin menjawab Seungmin demikian, tapi tidak bisa. Aku tidak mau membuatnya khawatir.

Seungmin menarik lenganku agar mendekat padanya lalu mengarahkan kepalaku agar bersandar di bahunya. Tangannya mengusap puncak kepalaku.


Best Part (Kim Seungmin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang