🥇🥇🥇
Aku melangkahkan kakiku menuju rumah sakit setelah turun dari halte terdekat. Akhir – akhir ini aku lebih sering naik bus karena mobilku masuk bengkel dan sampai sekarang masih belum benar. Aku pun belum sempat menghubungi orang bengkel karena tidak sempat. Kalau tidak naik bus, biasanya Jisung atau Soobin yang akan mengantarku pulang.
Soal kemarin, aku akhirnya menangis sejadi – jadinya. Lumayan, kini hatiku menjadi lebih lega rasanya. Memang benar, manusia sesekali perlu mengekspresikan perasaannya, baik itu dengan bercerita ke sesama atau menangis. Rasanya beban hatiku sudah lumayan terangkat setelah kemarin menangisi Seungmin lagi. Suatu kegiatan yang dulu sering kulakukan karena masih belum rela dia pergi. Namun, terakhir kali aku menangisinya adalah lima atau enam tahun yang lalu dan sekarang kembali terulang setelah aku bertemu dengannya kemarin.
Tanganku terangkat untuk membuka gagang pintu kamar rawat Jihyun ketika aku sudah sampai, tapi sebuah tangan tiba – tiba menyentuh pundakku. Aku menoleh dan menemukan Seungmin di belakangku. Aku bahkan tidak sadar dia berdiri di belakangku kalau dia tidak menyentuh pundakku.
“Bisa kita bicara, Kyung?”
Entah dorongan dari mana, aku pun mengiyakan permintaannya. Aku tidak jadi masuk ke kamar rawat Jihyun dan kini sedang duduk bersebelahan dengan Seungmin di taman rumah sakit.
“Kamu mau ngomong apa? Kalo nggak ada, mending aku pergi.” Ucapku setelah cukup lama kami berdua diam sambil memerhatikan orang – orang yang tengah menikmati suasana di taman rumah sakit Ini. Ada seorang anak yang tengah disuapi ibunya, ada pasangan kekasih yang saling berbagi canda dan tawa, dan juga ada seorang yang hanya duduk dan memainkan ponselnya. Aku sengaja bertanya pada Seungmin karena laki – laki itu tampak seperti mengulur waktu dengan menahanku di sini tanpa mengucapkan satu kata pun.
“Kamu apa kabar?”
Aku tertawa sarkas. “Baik sejak kamu menghilang tanpa kabar.”
Laki – laki itu menoleh dan entah dorongan dari mana yang membuatku ikut menoleh padanya. Seungmin yang sekarang tampak lebih dewasa dari yang dulu. Rahangnya tegas dan rambutnya juga lebih panjang dari saat terakhir aku melihatnya. Dia.. tumbuh dengan baik. Namun, wajah pucatnya dan mata sayunya itu menunjukkan kalau dia sedang sakit.
“Maaf.”
Klise..
“Maaf kalo tujuh tahun lalu aku sengaja pergi dan menghilang tiba – tiba. Maaf karena..”
“Buat apa minta maaf?” tanyaku dan Seungmin melayangkan tatapan tidak mengerti. “Kamu tahu gelas, kan? Kalo misalnya kamu pecahin gelas itu dan kamu minta maaf sama gelas itu, memangnya bisa ngembaliin gelas itu ke semula? Nggak, kan?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part (Kim Seungmin) ✔
Fiksi Penggemar"Kamu adalah suatu bagian terbaik dari hidupku yang membuatku merasa sempurna." Highest Rank: - 1 in #seungminstraykids (9/6/2020) - 2 in #seungminstraykids (1/6/2020) - 4 in #seungminstraykids (19/9/2020)