Hidup Harus Terus Berjalan

360 57 5
                                    

Kayaknya aku nggak jadi hiatus deh wkwk. Aku rasa kayaknya UAS-ku nggak seberat itu jadi aku masih bisa post cerita ini.

Enjoyyy

🥇🥇🥇

Hari ini.. perasaanku sudah mulai membaik. Aku tidak mengatakan kalau perasaanku sudah sepenuhnya baik karena di sana, di dalam dadaku, masih terasa perih ketika mengingat kejadian kemarin. Ah tapi sudahlah.. sudah cukup. Sudah cukup kemarin aku menangisi Seungmin yang bahkan tidak memikirkan perasaanku sama sekali. Iya, kan?

Soal olimpiade itu, aku kemarin juga memikirkannya. Ada atau tidaknya Seungmin sebagai partnerku, aku harus tetap ikut. Bukankah menang olimpiade biologi adalah impianku? Aku harus tetap semangat dan soal partner, akan kutawarkan pada Soobin saja karena tidak mungkin Jihyun yang jadi partnerku. Dan juga.. aku juga harus menyiapkan hati karena akan melawan Seungmin di sana yang notabenenya merupakan partnerku yang sesungguhnya.

Aku melangkahkan kakiku ke kelas dan disambut oleh Jihyun dengan wajah khawatirnya. Semalam dia menemaniku mencurahkan isi hatiku lewat telepon.

“Ji, kamu nggak papa?” tanyanya dan aku mengangguk sambil memberikan senyum kecil. “Tawaranku buat mendamprat Seungmin masih berlaku lho.” Ucapnya dan aku langsung tertawa kecil.

“Aku udah nggak papa kok. Kamu mending jangan sering – sering damprat anak kelas A. Nanti masuk berita di web sekolah lho haha..” ucapku dan Jihyun tertawa.

“Ya udah deh. Aku cuma nggak mau kamu kenapa – napa. Tapi kalo kamunya udah baik – baik aja sih ya udah.” Ucap Jihyun lalu tersenyum dengan tulus. Begini lah sahabatku Jihyun. Gadis itu tidak akan segan – segan melabrak atau mendamprat seseorang yang berani menyakiti hati sahabatnya. Dia akan membela sahabatnya dan menyayangi sahabatnya dengan tulus.

“O ya, terus olimpiadenya gimana? Kamu jadi sama Soobin?” tanya Jihyun dan aku mengedikkan bahu.

“Mungkin iya. Coba nanti aku tanya Soobin.”

“Harus kamu tanyai cepat – cepat. Soalnya kan minggu depan sudah pendaftaran terakhir. Mau nggak mau kamu harus cepet dapet keputusan.”

“Iya, deh. Coba nanti istirahat aku tanya Soobin.”


🥇🥇🥇

Kebetulan sekali saat istirahat Soobin datang ke kelasku. Aku pun berniat untuk menyampaikan tawaran olimpiade biologi nasional itu padanya. Aku berjalan mendekat pada Soobin yang berada di depan pintu kelasku.

“Soobin, aku mau ngomong.” Ucapku.

Soobin terkekeh. “Ngomong aja langsung, Ji. Ada apa emangnya? Kok wajahmu kelihatan serius gitu.”

“Itu.. kamu mau nggak ikut-“

“Kang Jikyung?”

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Gowon,  yang kuketahui merupakan anak kelas sebelah memanggil namaku.

“Iya?”

“Kamu dipanggil Choi ssaem di ruang guru.”

Setelah aku mengiyakan kalimat Gowon dan mengucapkan terima kasih, perempuan itu pun pergi meninggalkan kelasku.

“Soobin, maaf ya aku harus ke ruang guru dulu.” Ucapku dengan wajah bersalah karena belum bisa menyelesaikan kalimatku yang dibalas anggukan oleh Soobin.

Aku pun bergegas pergi ke ruang guru dengan sedikit berlari kecil. Entah alasan apa yang membuat Choi ssaem memanggilku ke ruang guru. Aku jadi penasaran. Aku jadi mengira – ngira. Apa tentang olimpiade biologi nasional? Atau tentang tugas? Rasanya opsi pertama lebih memungkinkan mengingat Choi ssaem masih menunggu kabarku soal siapa orang yang akan kujadikan partner untuk olimpiade biologi nasional itu.
Pintu ruang guru terbuka begitu aku mendorong pelan pintu berwarna coklat ini dengan tanganku. Begitu pintu coklat ini setengah terbuka, aku dapat melihat eksistensi seorang Kim Seungmin yang sedang memunggungiku dan berbicara pada Choi ssaem. Aku jadi bertanya – tanya. Kenapa dia ada di sini?

Dengan langkah pelan aku pun mulai melangkahkan kaki mendekat pada meja  Choi ssaem. Ah.. aku jadi flashback pada hari di mana Choi ssaem memanggilku ke ruang guru dan memberiku kabar kalau Seungmin dan aku akan menjadi partner dalam olimpiade biologi nasional. Tapi, kini keadaannya sudah berbeda.

“Oh, Jikyung! Sini!”

Choi ssaem memberikan gestur untuk menyuruhku mendekat karena aku tampak mulai ragu – ragu berjalan mendekat dan berhenti di samping Seungmin, oknum yang sudah membuat hatiku porak poranda kemarin. Seungmin melirikku sekilas dengan ujung matanya dan cepat – cepat menatap ke depan lagi ketika aku juga meliriknya.

“Ada apa, Ssaem?” tanyaku akhirnya yang mulai tidak nyaman karena keadaan canggung ini.

Choi ssaem tersenyum singkat sebelum memulai kalimatnya.

“Jadi begini, minggu depan adalah pendaftaran terakhir olimpiade biologi nasional ini. Sekali lagi ssaem mau tanya. Apa kalian bener – bener nggak bisa jadi partner? Seungmin, kamu gimana?” Tanya Choi ssaem.

“Maaf aku nggak bisa.” Jawabnya.
Aku langsung menoleh padanya.

“Aku masih mau terima keputusan Seungmin kalo dia ngasih alasan yang jelas yang menolakku jadi partnernya.”

“Alasan apalagi, sih? Bukannya alasanku kemarin itu udah jelas?” tanya Seungmin dan aku menggeleng kuat – kuat.

Choi ssaem menghembuskan napasnya.

“Begini saja. Ssaem beri waktu buat kalian sampai minggu depan. Keputusannya secepatnya ya.” Ucap Choi ssaem. Setelah membungkuk singkat pada Choi ssaem, Seungmin pun bergegas meninggalkan ruang guru yang membuatku langsung berbalik dan mengejarnya.

“Seungmin, tunggu!”

Langkahnya berhenti.

“Apa sih alasanmu yang sebenernya? Aku nggak percaya kalo kamu bilang aku cuma jadi beban aja. Selama ini aku bisa kok belajar. Aku bisa-“

“Ya itu menurutmu. Aku nggak berpikiran demikian.”

“Tapi..”

Sorry, Kyung. Tapi bukannya aku udah minta ke kamu buat pura – pura nggak kenal sama aku?”

Kejadian kemarin rasanya terputar kembali pada ingatanku. Seungmin pun pergi begitu saja, menyisakan aku yang hanya bisa menghembuskan napasku pasrah sambil menatap kepergiannya dengan rasa sakit di hati yang bertambah parah. Mataku pun berkaca – kaca dan aku langsung mendongak agar air mataku tidak menetes.

Sudah Jikyung.. sudah.

Hidupmu bukan hanya tentang Seungmin.

Aku pun berjalan kembali ke kelas dengan gontai. Ketika aku sudah dekat dengan kelasku, dapat kulihat Soobin yang duduk manis di kursi panjang di depan kelasku. Aku pun cepat – cepat menghampirinya.



“Soobin, kamu mau jadi partnerku olimpiade biologi nasional?”

“Soobin, kamu mau jadi partnerku olimpiade biologi nasional?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana? Apa kira - kira Soobin nerima tawaran Jikyung?

🙂🙂

Best Part (Kim Seungmin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang