🥇🥇🥇
Pulang sekolah, aku langsung membereskan alat tulisku lalu bergegas pergi ke perpustakaan. Aku tak mau membuat Kim Seungmin menunggu, meskipun aku sendiri tidak tahu kenapa juga aku harus berpikir demikian. Aku melihat jam di pergelangan tanganku dan mempercepat langkahku ke perpustakaan.
Begitu aku sampai di perpustakaan, aku langsung masuk dan menemukan Seungmin di sana sambil membaca buku. Suasana di koridor kelas dua cukup ramai tadi, kenapa Seungmin bisa cepat sampai sini?
Apa dia berteleportasi?
“Kamu terlambat 10 menit.” Ucapnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku di depannya.
“Di luar ramai sekali, Kim Seungmin. Aku tadi harus menerobos banyak orang supaya bisa sampai sini.”
Aku tidak berbohong soal aku menerobos orang – orang untuk bisa sampai di perpustakaan. Bahkan ada yang mengumpatiku karena ulahku tersebut. Maklum, sekarang jam pulang sekolah dan orang – orang pasti ingin bergegas meninggalkan sekolah.
“Aku aja bisa sampai tepat waktu.” Ucapnya.
Laki – laki itu lalu bangkit dan mengambil tas serta bukunya kemudian berjalan melewatiku. Seketika aku berbalik dan menahan pergelangan tangannya.
“Kamu mau ke mana?” tanyaku dengan alis terangkat.
“Pulang. Aku nggak suka kerja sama dengan orang yang suka terlambat.” Jawabnya.
“Oh ayolah.. coba sekali – sekali kamu bisa mencoba memahami keadaan. Aku juga nggak mau terlambat kayak gini.” Jawabku sambil menatap Seungmin dengan tatapan memelas. Laki – laki itu lalu menoleh dan sempat kami berdua saling menatap sebentar.
“Lepaskan tanganmu.”
“Oh maaf.” Ucapku lalu menarik tanganku dari pergelangan tangan Seungmin dengan segera.
Seungmin menghembuskan napasnya dengan kasar lalu kembali ke tempat duduknya tadi.
“Aku kasih kesempatan untuk kali ini. Cepet duduk!” perintahnya. Aku yang diperintah pun langsung menurut dan duduk di depan Seungmin.
Laki – laki itu lalu mengambil sebuah buku yang cukup tebal dari tasnya dan membuka buku itu, menampilkan deretan soal biologi yang entah kenapa terlihat sulit. Tapi, tidak tahu juga karena aku belum membacanya dengan benar. Seungmin juga mengulurkan sebuah pensil yang langsung kuterima dengan tanganku.
“Kerjain soal 1 – 20. Waktumu 10 menit dari sekarang.”
Seungmin pun menekan tombol ‘mulai’ pada timer di ponselnya dan seketika aku dengan kalang kabut langsung mencoba mengerjakan soal – soal ini.
Aku mulai pusing ketika aku tak mengerti soal apa yang sekarang ini sedang kukerjakan. Soal biologi ini benar – benar susah, tidak seperti soal – soal yang kukerjakan biasanya.“5 menit lagi.”
Aku makin kalang kabut. Gilaaa soal – soal ini benar – benar susah. Aku pun berusaha mengerjakannya sebisaku di tengah tekanan waktu seperti ini.
“Stop!”
Aku refleks melemparkan pensil milik Seungmin yang lalu diambil oleh sang pemilik dengan tatapan tajam mengarah padaku.
“Maaf hehe..”
Seungmin lalu mengambil buku soal miliknya dan memeriksa jawabanku. Sedetik kemudia dia mengernyit dan mulai mencoret jawabanku.
“Ini salah.”
“Ini juga salah.”
“Ini juga.”
Aku menelan ludahku ketika dengan santainya Seungmin mencoreti jawabanku.
“Kamu asal – asalan ya?” Tanya Seungmin dan aku seketika menggeleng. Enak saja dia mengataiku asal – asalan. “Terus ini apa? Kenapa banyak yang salah? Aku jadi meragukan kamu.”
“A-aku cuma nggak terbiasa mengerjakan soal – soal kayak gini.”
Seungmin lalu memijat pelipisnya.
“Ini yang membuatku nggak mau kerja sama dengan orang kayak kamu. Olimpiade biologi kemarin itu nggak ada apa – apanya sama olimpiade biologi nasional itu. Kamu nggak terbiasa kerja soal olimpiade nasional dan hal itu yang membuatku menolak kamu jadi partnerku.”
Itu adalah kata – kata terpanjang yang pernah Seungmin sampaikan padaku. Apa yang dikatakannya itu sebenarnya benar juga. Tapi, aku tidak boleh menyerah, kan?
“Aku yakin aku bisa. Aku akan usaha semampuku buat bisa layak untuk jadi partnermu. Tolong kasih kesempatan ya?” pintaku dengan wajah memelas. “Tolong ya..” ucapku lagi ketika Seungmin tak kunjung membalas ucapanku.
“Kalo gitu, lusa kita ketemu lagi di sini sepulang sekolah. Jangan terlambat!” ucapnya. Laki – laki itu lalu membereskan bukunya dan tidak berkata apa – apa setelahnya kemudian segera berjalan meninggalkanku di sini.
Ah iya! Aku belum sempat mengucapkan terima kasih.
Ah sudahlah..
Aku pun berjalan gontai keluar dari perpustakaan untuk menemui Jihyun. Kami berdua tadi sudah sepakat untuk bertemu di café dekat sekolah setelah acaraku dan Seungmin selesai.
Begitu aku menginjakkan kakiku ke café, Jihyun langsung melambaikan tangannya padaku dan aku segera berjalan ke arahnya.
“Gimana gimana? Seungmin menerimamu, kan?”
Pertanyaan Jihyun agak ambigu..
“Gila sih. Soal yang dia berikan tadi benar – benar susah. Aku sampai pusing, Jihyun.” Ucapku lalu memijat pelipisku sendiri.
“Lho.. jadi? Apa Seungmin nggak menerima kamu?”
“Nggak tahu juga. Keputusannya lusa. Dia ngajak ketemu lagi di perpus. Kayaknya mau ngetes aku lagi apa aku bisa mengerjakan soal dari dia.”
Jihyun pun menepuk – nepuk bahuku.
“Sabar ya. Kamu pasti bisa. Aku yakin kamu pasti bisa. Buktikan ke Kim Seungmin kalo dia nggak bisa merendahkan kamu.”Aku pun tersenyum. Beruntung sekali aku punya teman seperti Jihyun.
“Ngomong – ngomong.. tadi Kim ssaem mengirimiku pesan. Katanya aku dipilih untuk mewakili sekolah di olimpiade nasional Fisika sama Hyunjin.”
Aku menganga seketika.
“Wah!!!! Hebat kamu, Hyun.” Pujiku lalu memeluk Jihyun.
“Aku juga nggak nyangka kalo bakal kepilih. Tapi aku seneng deh bisa bareng kamu juga waktu olimpiade nanti.”
Aku pun jadi bertambah semangat ketika tahu kalau Jihyun juga akan ikut olimpiade nasional itu. Setidaknya aku tidak sendirian di sana.
Oke, Kim Seungmin. Tunggu saja, akan kubuktikan kalau aku mampu menjadi partnermu.
Jangan lupa klik bintangnya yaaa 💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part (Kim Seungmin) ✔
Fanfiction"Kamu adalah suatu bagian terbaik dari hidupku yang membuatku merasa sempurna." Highest Rank: - 1 in #seungminstraykids (9/6/2020) - 2 in #seungminstraykids (1/6/2020) - 4 in #seungminstraykids (19/9/2020)