Happy reading..
Siang ini kantin lumayan lengang. Alana dan Dinda sengaja duduk di bangku pojok kantin agar bisa leluasa melihat siswa yang berlalu lalang dan sebagian yang lain memanfaatkan kantin untuk melepas kepenatan walau hanya ditemani sebotol air mineral.
"Hai? Boleh kenalan nggak?" tanya seorang cowok yang berdiri di depan Alana dan Dinda sambil mengulurkan tangannya.
"Dinda, dan ini temanku Alana." Dinda menyambut uluran tangan itu dengan seulas senyum.
"Dimas," ucapnya datar. "Boleh duduk disini?"
Tanpa menunggu jawaban, Dimas langsung duduk berhadapan dengan Dinda dan Alana. Bibirnya tersenyum seraya mengamati wajah kedua gadis cantik di depannya.
"Kalian kelas X?"
"Ya." jawab Alana pendek.
"Aku sering lihat kalian dengan Arda, apa salah satu dari kalian bersaudara dengan Arda?" tanya Dimas yang bergantian menatap Alana dan Dinda.
Dinda hanya mengangguk pelan.
Pandangan Dimas kembali pada Alana yang menatapnya sayu. Alana terpesona dengan Dimas, sosok Dimas selalu menjadi idola karena kepandaiannya plus tampan juga. Walaupun agak berandalan tingkah lakunya tetapi dari segi penampilan tidak kalah dari Arda.
"Ehem." suara Dimas membuyarkan lamunan Alana.
"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Dimas penasaran sambil menaik turunkan alisnya.
Alana mencoba menyembunyikan raut wajahnya yang sedang gugup. Cepat-cepat Alana menggeleng.
Mata Dimas memandang Alana tajam seperti sedang mencari sesuatu.
"Sudah punya pacar?" tanya Dimas kepada Alana.
"Apa?" Tanya Alana kaget.
Belum hilang perasaan kagetnya, tiba tiba tangannya merasa seperti ada yang menarik.
Sesosok Arda yang berdiri di sampingnya sambil menggenggam tangan Alana."Sudah, kenapa?" Jawab Arda ketus.
Ditariknya tangan Alana sehingga gadis itu susah payah mencoba untuk berdiri. Dan Arda membawa Alana pergi menjauh dari Dinda dan Dimas.
Dinda dan Dimas hanya bisa saling berpandangan. Merasa heran dengan sikap Arda yang membawa Alana pergi.
"Sepertinya Arda sedang jatuh cinta." gumam Dimas pelan.
"Apa?" Tanya Dinda kaget.
Dinda mencoba mencerna perkataan Dimas. Ingatannya kembali ke masa lalu saat pertama kali Dinda memperkenalkan Alana kepada Arda. Saat itu Arda tersenyum pada Alana, tidak seperti pada gadis lain.
Menurut Dinda, kakaknya itu angkuh dan sombong tapi saat bertemu dengan Alana, kesombongan Arda seperti meleleh begitu saja. Mungkin karena Alana gadis yang cantik dan gadis yang terkesan cuek saat Arda mendekatinya. Dan yang pasti Alana adalah cewek pertama yang berani melawan keangkuhan Arda.
"Hentikan!!" teriak Alana sambil menarik tangannya yang digenggam Arda
"Hei, aku mencoba melindungimu!" kata Arda kesal.
Matanya menatap Alana tajam dan memerah seperti menahan amarah.
"Dari apa kak?" tanya Alana tak mengerti.
"Dari cowok yang memanfaatkan ketenarannya untuk mendekati gadis sepertimu." kata Arda ketus.
"Dimas hanya ingin berkenalan, apa salahnya kak?" tanya Alana sewot.
Ditatapnya tajam mata Arda untuk mencari penjelasan.
"Ayolah Alana, aku tak tahan melihat wajahmu yang jelek saat dia di depanmu dan dan mulai merayu, menanyakan nama dan pacarmu." jawab Arda dengan nada mengejek.
Kata kata Arda membuat Alana mendidih, panas, tajam, dan terasa menyesakkan di hati.
"Yang harus kulindungi adalah diriku dari kak Arda. Lihatlah sekeliling, mereka melihatku karena ada kak Arda. Sejak pertama sekolah tak ada satupun cowok yang mendekati Dinda dan aku karena mereka tau kak Arda mengawasi kita." teriak Alana.
Suaranya parau dan tak terasa air matanya menetes.
Diusap pipinya yang basah dan melangkah pergi meninggalkan Arda yang masih terpaku."Oh.." desah Arda yang kecewa pada apa yang baru saja terjadi.
"Kenapa? Berani juga gadis itu berteriak kepada mu?" tanya Dimas seraya menepuk pundak Arda membuat Arda tersadar.
"Arda.. Arda.. kami semua tahu kalau kau suka kepada gadis itu hanya saja kau selalu menutupinya. Apa karena kamu tidak ingin perasaan itu muncul?"
"Cinta yang tepat diwaktu yang salah." desah Arda pelan.
"Kenapa?" tanya Dimas penasaran.
"Karena kami dari status yang berbeda. Aku takut saat perasaan itu mulai tumbuh akan ada jarak dan situasi yang akan menjauhkannya dariku." ungkap Arda. Dimas tersenyum, merasa tebakan nya tak meleset bahwa Arda menyukai Alana.
"Itu bukan Arda yang kukenal. Setahuku Arda orang yang berani mengambil resiko dan berani berspekulasi." kata Dimas. Arda hanya tersenyum tipis mendengar komentar Dimas.
"Sepertinya aku mulai suka kamu karena kamu sudah bisa bersikap baik." kata Arda menggoda dengan senyum mencibir.
"Sepertinya kita bisa berteman karena kau punya yang aku suka." jawab dimas lagi.
Siapakah orang yang disukai dimas?
Penasaran yeu? D part selanjutnya yeuuJangan lupa vote and comment
Rumianii
![](https://img.wattpad.com/cover/217312324-288-k94415.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You're mine [COMPLETED]
Fiksi RemajaCinta sejati tak mengenal kasta dan dari mana dia berasal, cinta sejati tak menuntut untuk menerima balasan yang terpenting bisa memberikan sesuatu tanpa ada syarat apa pun di dalamnya" Who you are,where your from and what you did... I don't care ev...