Happy reading..."Aku pulang, Ibu." kata Alana saat masuk kedalam rumahnya.
Ibunya terlihat gopoh melihat kedatangan Alana. Alana segera di peluk ibunya erat, Alana bergelayut manja di pelukan ibunya.
"Kenapa baru datang? Ibu telfon hp mu tidak aktif?" tanya Ibu Alana cemas.
Alana menyodorkan hpnya pada Ibunya, sejenak wanita paruh baya itu mengamati hp Alana.
"Hpku mati Bu. Sepertinya kena air hujan tadi pagi, barusan aku dari rumah Sisca untuk kerja kelompok."
"Oh...tadi Arda ke sini mencarimu." kata ibu Alana seraya mengusap pipi Alana.
Ada apa ya? Paling-paling masalah di kantin tadi...pikir Alana dalam hati.
"Alana, sudah waktunya kita bicara."
Tiba-tiba wajah ibunya berubah menjadi serius.
Diraihnya tangan Alana dan menuntunnya ke ruang makan.Alana terkejut. Di lihatnya Dimas sedang mengaduk teh yang sepertinya di hidangkan oleh ibunya.
"Kau ingat cerita tentang kakak tirimu? Kau pernah bilang bahwa kau ingin bertemu dengannya."
Alana mengangguk pelan dan bola matanya tetap tertuju pada Dimas.
Tidak mungkin itu Dimas kan?.desah Alana dalam hati.
"Tanpa kau sadari kau bertemu dengannya setiap hari. Dan Ibu memintanya tinggal bersama kita, bagaimana pendapatmu?"
Mendengar penjelasan Ibunya membuat Alana seperti di sambar petir di siang bolong. Tapi dengan segera dia menyadari bahwa hubungan darah tak bisa di hapuskan.
"Aku terserah Ibu saja." Alana pasrah.
Dimas berdiri dan mendekati Alana yang masih bingung. Tersenyum manis seperti biasanya.
"Aku akan berubah dan berusaha menjadi kakak yang terbaik buat kamu bahkan kalau Arda membuat mu menangis, dia akan rasakan akibatnya." ucap Dimas pelan.
Alana menatap Dimas dengan mulut terbuka. Seakan tak percaya akan kata terakhir yang diucapkan Dimas barusan.
"Ah mulai lagi, hilangkan sikap preman kakak. Malu aku punya kakak ugalan dan jangan kayak kak Arda yang selalu mengawasi adiknya." tukas Alana sewot
"Kenapa emangnya kalau aku mengawasimu?" tanya Dimas dengan setengah jengkel.
"Kalau kak Dimas lakukan itu gak akan ada cowok yang mendekatiku, aku kan ingin punya pacar." ucap Alana marah.
"Liat bu, anakmu pingin pacaran." ejek Dimas sambil jarinya menunjuk kearah Alana.
Alana membalas ejekan Dimas dengan juluran lidah.
"Aduh..sepertinya mulut ibu akan dower kalau ada kalian berdua." omel ibu Alana sambil memeluk Alana dan Dimas.
Dengan segera ketiganya tersenyum bahagia.
....Hari ini ada yang berbeda dengan Alana. Tidak seperti biasa yang berangkat sekolah harus menumpang angkot. Kali ini ada Dimas yang siap mengantar Alana kemana saja. Dan Alana pun memamerkan kebersamaannya dengan Dimas di sekolah dan didepan teman-teman nya juga.
Tampak dari jauh Arda sudah menunggu di depan kelas Alana. Dengan tampang dingin dan sedikit cemberut dia tampakkan saat Alana mulai mendekat.
"Hai." sapa Alana sambil tangannya melambai pada Arda.
"Tumben siang?" tanya Arda sambil tangannya menyodorkan amplop putih. "Dinda demam. Ini surat ijin ke wali kelas."
"Ok." jawab Alana pendek.
"Pagi Arda." sapa Dimas sambil menepuk pundak Arda.
Dimas langsung merangkul pundak Alana. Dan Alana pun membalas dengan tersenyum manis.
"Kenapa kau mendahuluiku? Aku masih parkir motor, gak di tungguin." protes Dimas pada Alana.
"Kakak lama sih." jawab Alana.
Melihat Alana dan Dimas akrab dan saling melempar senyum membuat Arda gemas. Cemburu..ya..Arda cemburu.
"Lepaskan." ketus Arda sambil menarik tangan Dimas dari pundak Alana.
"Apaan sih?" tanya Alana protes.
Ditariknya lengan Alana agar gadis itu mendekat pada Arda.
"Hei..dia itu playboy dan preman sekolah. Jangan dekat dengan Dimas." bisik Arda kesal. Alana menatap Arda dengan tatapan bingung.
"Emang kenapa? Aku suka sama kak Dimas." bisik Alana ganti.
"Apa??" tanya Arda kaget seraya melotot pada Alana.
"Dia itu kakakku, puas?!"
Arda melongo mendengar kata-kata Alana. Gadis itu menatap Arda dengan mata menantang."Dia yang playboy, preman sekolah, tukang tawuran dan langganan BK itu KAKAK KU!!" teriak Alana.
Dengan perasaan marah Alana masuk ke kelas dan meninggalkan Arda yang masih bengong. Arda mengerjapkan matanya pelan, tak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.
Dimas hanya tersenyum melihat Arda dan Alana berselisih. Dan kali ini sepertinya kemenangan milik Alana, terbukti dengan diamnya Arda.
"Ayo masuk kelas bos."
Dimas menarik kerah baju belakang Arda."Berani juga dia membentakku!!" umpat Arda kesal.
....
Melihat Alana masuk ke kelas, teman-temannya segera mendekati dan mulai investigasi.
Mereka mempunyai sejuta pertanyaan bagaimana Alana bisa dekat dengan kedua kakak kelas yang paling keren di sekolah. Satu keren karena pandai dan ganteng. Yang satu lagi pandai, ganteng tapi badung.
"Alana, bagaimana kamu bisa kenal kak Arda dan kak Dimas?" tanya Mia penasaran.
"Aku ngefans sama mereka lho." timpal Sisca kemudian.
Alana bisa sedikit tersenyum lagi setelah mendengar pertanyaan temannya.
"Kak Arda baik dan kak Dimas adalah kakakku...emm...lebih tepatnya kakak tiri." jawab Alana.
"Kenalin dong sama mereka berdua." pinta Andien.
"Hei, kenalan sendiri dong." jawab Alana.
"Enggak ah," kata Andien. "Aku pernah kenalan sama kak Arda tapi dia cuek banget."
"Dia itu kan sultan, kalau kayak kita orang misqueen gini mana mau dia kenal." ucap Mia.
Alana terdiam mendengar kata-kata teman nya. Sepertinya harus berfikir ulang kalau mau dekat dengan Arda. Padahal diam-diam Alana mulai suka pada Arda walaupun sikap cowok itu dingin dan terkesan cuek.
Jangan lupa vote and comment
Rumianii

KAMU SEDANG MEMBACA
You're mine [COMPLETED]
Teen FictionCinta sejati tak mengenal kasta dan dari mana dia berasal, cinta sejati tak menuntut untuk menerima balasan yang terpenting bisa memberikan sesuatu tanpa ada syarat apa pun di dalamnya" Who you are,where your from and what you did... I don't care ev...