24

487 35 9
                                        

Happy reading...

Pagi ini dengan semangat 45 Alana bangun. Arda janji akan mengajaknya ke suatu tempat dimana Alana akan bekerja.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya Arda datang menjemput. Arda melambaikan tangannya agar Alana datang padanya.

"Mana Dimas?" tanya Arda pada Alana.

"Di dalam, mau aku panggilkan?"

Alana segera berbalik menuju rumah begitu Arda mengangguk.

Beberapa menit kemudian Alana sudah kembali sambil menggandeng Dimas.

"Apa?" Dimas mendekat ke jendela mobil.

"Aku tunggu setengah jam lagi. Kita akan bertemu di sana."

"Boleh aku mengajak pacarku?"

"Terserah, kejutanmu kan belum selesai?"

"Semalam sudah kebongkar ayahmu. Apa kau yang bilang pada ayahmu?"

Arda mendelik pada Dimas.

"Masa ayahku sudah tau? Aku tak pernah menyinggung masalah itu."
Kata Arda bingung.

Dimas terdiam. Bagaimana kejutan untuk Dinda yang selama ini di tutupnya rapat bisa terbongkar?

"Mungkin ayahku menyelidiki seberapa serius dirimu pada adikku. Jadi dia pasti mencari informasi tentangmu. Santai saja, Ayahku bukan orang yang kolot dan gila harta."

Dimas hanya menelan ludahnya kasar.

"Ayo Alana." panggil Arda seraya melambaikan tangannya pada Alana yang kebetulan berdiri menjauh.

....

Di pandanginya rumah didepannya dengan lekat-lekat.
Rumah yang lumayan besar dengan halaman depan yang masih kosong oleh tanaman itu terlihat tandus.
Di samping rumah terdapat kebun buah yang terlihat tak terawat.
Arda segera membuka gembok gerbang dan mengajak Alana masuk begitu pintu gerbang sudah terbuka.

"Ini rumah siapa? Kok bagus banget." tanya Alana sambil terus mengamati setiap detail rumah itu.

"Ini tempat kerja barumu." jawab Arda enteng.

Alana memutar bola matanya ke arah Arda dengan tatapan heran.

"Aku jadi pembantu disini?" tanya Alana tak mengerti.

Arda tidak menjawab pertanyaan Alana.
Dengan segera di buka pintu masuk rumah itu dan Alana dibuat takjub dengan luas ruang tamu yang menurutnya  tiga kali luas kamar tidurnya.

Ruang tamu yang masih kosong dan bercat putih. Ditambah jendela kaca yang lebar dan tinggi menjulang hampir ke langit ruangan.

"Aku bisa berlarian dengan leluasa disini." ucap Alana senang.

"Inilah kejutanku, untukmu dan mulai besok kau akan bekerja disini."

"Hah? Sendirian?" Tampak wajah Alana yang terkejut.

"Iya." jawab Arda. Senyumnya tercetak kala menyadari gadisnya masih bingung dengan semuanya.

Arda memeluk Alana dari belakang. Melingkarkan kedua tangannya di pinggang Alana.

"Aku ingin kau menghias rumah ini dan aku ingin seluruh ruangan yang ada di rumah ini ada sentuhan khas Alana."

Alana melepaskan pelukan Arda.
Ditatapnya Arda dengan tatapan yang masih bingung.

"Ini rumah kita. Aku membangun rumah ini khusus untukmu."

"Benarkah?"tanya Alana pelan. Arda menggangguk cepat.

You're mine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang