23

293 30 11
                                        

Happy reading...

Suasana bahagia menyelimuti acara lamaran Alana. Sampailah pada acara ramah tamah dan sesi pemotretan.
Undangan banyak yang ingin berfoto bersama Arda dan Alana.

Arda yang biasanya dingin, cuek dan pelit bicara, semua itu tidak berlaku untuk hari ini. Hari ini Arda ramah pada setiap tamu undangan. Beberapa kali pipinya di elus bahkan di colek oleh emak-emak yang gemas dengan ketampanannya.

Alana hanya cengar cengir melihat Arda yang sebenarnya terganggu dan tak terbiasa dengan sentuhan orang asing.

"Aduh, bedakku luntur dah." keluh Arda sambil meregangkan wajahnya yang kaku.

"Kak Arda nggak pernah kondangan di kampung, ya? Emak-Emak pada gemes kalau lihat muka kinclong."

"Dari tadi aku tidak melihat Dimas dan Dinda. Kemana mereka?"

Alana baru menyadari menghilangnya Dimas dan Dinda saat Arda mencarinya.

"Kita belum berfoto dengan mereka"
Alana mengiyakan perkataan Arda.

Saat Arda melihat bayangan Dinda melintas dengan segera Arda mendekatinya.

"Disini kau rupanya." kata Arda sambil menarik tangan Dinda.

"Aku tadi ke depan ngobrol sama kak Dimas. Kenapa kakak mencariku?" tanya Dinda penasaran.

"Ayo foto dulu dengan kami."ajak Arda seraya menarik lengan Dinda.

"Aku panggil kak Dimas dulu."
Dengan segera Dinda pergi menjemput Dimas yang sedang berada di teras.

Sebentar kemudian Dinda sudah kembali sambil menggandeng Dimas di sampingnya.

"Setelah foto dengan kalian, aku foto berdua dengan Dinda, ya." pinta Dimas sambil berdiri di samping Alana.

"Iya...iya." sahut Arda.

Tiba giliran Dimas dan Dinda berfoto, Alana terperanjat kaget saat Dinda mencium pipi Dimas di hitungan ketiga sang fotografer.

"Oohh...Dinda." pekik Alana kaget.

Dinda hanya tersenyum. Sedangkan Dimas yang tidak menyangka akan mendapat kecupan di pipi jadi salah tingkah.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Alana.

"Kami pacaran Alana." ucap Dinda gugup.

"Hah!!" Alana bengong melihat Dinda yang tersipu malu.

"Wajahmu jelek kalau kaget seperti itu." sindir Dimas.

"Sejak kapan kalian jadian? Ayo ceritakan padaku." pinta Alana dengan antusias tinggi.

Alana menarik tangan Dimas dan Dinda untuk duduk dengannya. Dia sangat antusias untuk mendengar cerita kakaknya.

....

Flashback on

Masih segar di ingatan Dimas. Bahwa siang itu ibunya memberitahukan padanya bahwa dia punya seorang adik perempuan. Adik yang belum pernah di kenalnya.

"Dia bernama Alana. Dia sekolah kelas 7 di SMP Negeri 1. Dia anak yang cantik. Suatu saat akan ibu bawa kau ke rumahnya ya." kata ibu Dimas waktu itu.

"Apa ibu mengenalnya?"tanya Dimas.

"Hubunganku dan ibunya Alana baik. Jadi aku mengenal baik gadis itu. Apa kau mau aku kenalkan?"

"Tidak. Kapan-kapan saja." ujar Dimas cuek.

Tapi rasa penasaran Dimas mendorongnya untuk mencari sendiri seperti apa sosok Alana. Setiap hari gadis itu selalu bersama temannya.

You're mine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang