Happy reading..masih lanjut. Jangan ganti cerita ya..
3 tahun kemudian...
Sudah 3 tahun lamanya Alana jauh dari Arda walaupun sekali-kali Arda pulang ke Indonesia untuk berlibur tapi tetap saja membuat kerinduan Alana tak terobati.
Untuk membunuh perasaan rindu pada Arda, Alana memutuskan menerima tawaran orang tua Arda untuk bekerja di hotel Savana setelah lulus sekolah.
Àlana bekerja di hotel Savana tepatnya di restoran yang ada di sana.Walaupun hanya sebagai pramusaji di restoran itu, tapi bagi Alana itu pekerjaan yang luar biasa karena saat bekerja disana dia seperti melihat bayangan Arda.
Di restoran itulah Arda menyatakan perasaannya pada Àlana.
"Alana." panggil Ambar dengan setengah berteriak.
"Iya." jawab Alana pendek.
Alana datang dengan tergopoh-gopoh dan Ambar memasang wajah cemberut.
"Kenapa?" tanya Alana heran.
"Biasa, pelanggan di meja no.5 minta kau yang melayaninya." Ambar menghembuskan nafas panjang.
Mendengar ucapan Ambar dengan segera Alana menghampiri meja no 5. Tampak seorang pria yang duduk membelakanginya. Pria yang sangat di kenal Alana, pria tampan dengan kecerewetan level nirwana.
"Ya ampunnnnn, Anda lagi." keluh Alana tak percaya.
Pria itu hanya tersenyum pada Alana.
Pria yang diketahui bernama Ben itu selalu meminta Alana yang mencatat pesanan dan yang menghidangkannya juga. Tak mau pramusaji yang lain."Hei, kau harus sopan pada pelangganmu." ujar Ben dengan sedikit ketus.
Alana mengatur nafasnya yang memburu. Ingin sekali dia mencakar pelanggan di depannya.
"Baiklah. Anda mau pesan apa?" tanya Alana setelah bisa menguasai emosinya.
Ben tersenyum mendengar pertanyaan Alana yang sudah mulai bernada sopan. Meletakkan kedua sikunya di meja dan kedua telapak tangannya menopang dagu lancipnya.
"Nah gitu dong. Aku pesan steak eye ribs with potatoes and veggie."
"Baiklah, untuk dessertnya anda ingin pesan apa?"
"Itu saja. Makasih ya." ucap Ben sambil tersenyum manis yang sekali lagi mampu membuat kaum hawa terpesona.
Tapi tidak dengan Alana. Gadis itu malah ingin sekali memukulkan buku menu ke kepala Ben. Tentu saja itu hanya dalam bayangan di kepala Alana saja.
"Baiklah." jawab Alana seraya permisi.
Saat Alana hendak mengambil buku menu tapi dengan cepat tangannya tertahan. Ben memegang tangan Alana dengan erat.
Alana segera menggeliatkan tangannya dari genggaman Ben agar bisa terlepas."Maaf saya on duty." kata Alana dengan berusaha sopan dan menahan amarah.
Buru-buru Alana pergi menuju dapur dan menyerahkan pesanan pada head chef.
Ada perasaan marah yang membuncah di dadanya.
Lelaki kurang ajar..umpat Alana dalam hati.
Saat bertemu Ambar, Alana memperlihatkan muka masam yang tentusaja mengundang senyum geli dari Ambar.
"Gimana?" tanya Ambar dengan jahilnya.
"Pria itu terus menggangguku dan kadang menanyakan hal yang sama."
"Apa itu?" Dahi Ambar berkerut sempurna. Kali ini rasa penasarannya lebih besar daripada rasa laparnya.
"Apa kau punya pacar? Aku sudah katakan bahwa aku sudah menikah tapi dia tidak percaya. Sebel jadinya."

KAMU SEDANG MEMBACA
You're mine [COMPLETED]
Teen FictionCinta sejati tak mengenal kasta dan dari mana dia berasal, cinta sejati tak menuntut untuk menerima balasan yang terpenting bisa memberikan sesuatu tanpa ada syarat apa pun di dalamnya" Who you are,where your from and what you did... I don't care ev...