Malam ini tidak seperti malam malam biasanya.malam ini tanpa bulan,tanpa suara binatang malam,sunyi sekali.Eh,tidak jadi sunyi,karena terdengar sebuah suara.Ya walaupun malam ini hujan, tapi suara itu bukanlah suara hujan.
Seorang gadis, ya seorang gadis terlihat duduk di bangku tepi jalan.Apakah itu hantu?.Apakah hantu sekarang bisa berdandan?.Atau hantu masa kini memodifikasi kain kafannya dengan berbagai warna atau model?.Aku tidak yakin.
Tidak tidak dia bukan hantu,dia seorang gadis.Seorang gadis yang memakai dress biru gelap dan sedang menangis.Eh menangis?,apa di benar benar menangis?.Entahlah,aku tidak tahu.Tapi yang pasti aku tidak mau mengurusi urusan orang lain.
Meskipun demikian akhirnya aku tetap mendekatinya.Sebagai seorang laki-laki dan manusia,aku tak akan membiarkan seorang perempuan kehujanan di tengah malam seperti ini.Apalagi dia sedang menangis.
Aku mendekatinya.Setelah tinggal beberapa langkah aku menyapanya."Hei!,pakailah!",ucapku sambil memberikan jaketku.Bukan apa-apa,tapi aku diajari untuk selalu membantu orang.Dia hanya melihat kearahku sekilas dan melihat kearah jaketku.
"Gue gak butuh"
Jawabannya benar-benar ketus.Meski begitu suaranya terdengar sedikit serak karena menangis.
"Ya itu terserah lo,itupun kalo lo pengen mati kedinginan disini.Atau digodain sama om om gara gara baju itu".ucap ku dengan nada horor.
" Bukan urusan lo.Pergi!,tinggalin gue anjing!"
Dia terlihat semakin marah.Bahkan nada bicaranya tinggi.Dan parahnya lagi,baru ketemu aku sudah di anjing-anjingkan.
"Tanpa lo minta gue juga pergi kok, percuma ngasianin cewek yang gak tau terimakasih"
Pada akhirnya aku menyerah.Susah memang berurusan dengan perempuan seperti itu.
"Selamat tinggal,eh bukan bukan kalo selamat tinggal berarti kita gak akan bertemu lagi.So,sampai jumpa,kalo lo masih hidup tentunya".ucap ku diselingi kekehan sambil meninggalkan gadis itu.Jujur saja aku sedikir menyesali ucapanku.
Bisa-bisanya aku terpikir dialog film kesukaanku."Bullshit",ucap gadis itu
Aku hanya menarik sudut bibirku, saat mendengar umpatannya.Dan kembali meneruskan perjalanan pulang kerumah tentunya.
Grace POV
Aku masih menatap jaket yang ditinggalkan orang tadi.Dia sangat sangat menyebalkan dan cerewet.
Bahkan melebihi seorang wanita.
Mood ku yang tadi sudah hancur,
sekarang tambah hancur lagi.Niatku kesini untuk menenangkan diri,malah ketemu si kadal sialan itu.Hari ini adalah hari terburuk yang pernah aku jalani.Kupikir Tuhan sudah lelah menulis takdir buruk di lembaran kehidupanku.Dia membuat ayah berubah,namun aku salah.
Tuhan memiliki cara lain untuk menuliskan takdir yang lebih menyakitkan.Salah satunya dengan membiarkan perjodohan sialan ini terjadi.Flashback on
Grace POV
"selamat malam,maaf aku terlambat",sapa seseorang
Seketika kami menoleh kearah sumber suara.aku pun langsung terkejut melihat orang yang tadi menyapa.Mataku membulat.
Mikle
"mikle,kau sudah sangat terlambat.Tapi,duduklah", ucap ayah mavin.Dia hanya tersenyum dan langsung duduk.
Kenapa dia disini?
" Oh ya perkenalkan ini mikle, putra ku",ucap mama nita.Dan itu memperjelas pertanyaan-pertanyaanku.
Seketika aku membelalakkan mata, karena terkejut.Setelah itu aku langsung menetralkan ekspresiku kembali.Berarti sedari tadi dia berbicara dengan pemilik SBS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Bird in a Cage
Teen FictionGanti cover,ganti judul dan sedikit revisi cerita.Selamat membaca Gracesya Meganaya adalah seorang siswi di Sma Bintang Samudra yang dijodohkan oleh ayahnya, William. Seorang pebisnis yang sukses.Ia dijodohkan dengan Mikle cowok tampan rupawan, putr...