Chapter 32: Tak kusangka

4 1 0
                                    

Setelah diantar mia dan jessi pulang,grace kini tengah tiduran di kasurnya.Sebenarnya bi ijah tadi sudah akan memanggilkan dokter herman,namun ditolak oleh grace.Dengan alasan grace hanya kelelahan,ia hanya butuh istirahat.

Dan sekarang Grace menatap langit-langit kamarnya,ia tengah memikirkan sesuatu.Grace menoleh ke benda pipih yang ada disampingnya.Menatapnya lama seperti tengah ragu-ragu.

"Ya?"
"Tidak?"
"Ya?"
"Tidak?"
"Ya?"

"Arrggghhh,tidak",ucap grace sambil memalingkan wajahnya dari ponselnya itu.

"Ya",ucap grace langsung bangkit dan mengambil ponselnya.Jamarinya menari lincah di ponselnya,kemudian mendekatkan ketelinganya.

Awalnya tidak diaangkat,grace mencoba lagi,namun kini malah di reject.Tak putus asa,grace mencobanya lagi,rasa bahagia menyelimuti dirinya saar panggilannya diangkat.

"Hal.. "

"Grace!, ayah sedang sibuk.katakan segera,kalau tidak penting tidak usah telfon dulu".

Ada rasa kecewa yang menghampiri grace.

Sebegitu pentingkah pekerjaan itu dari pada aku?

"Ayah,aku cuma mau bilang kalau Mikle it......"

"Stop!,kamu gak boleh bersikap seperti ini.Hanya gara-gara masalah kecil kamu mau batalin perjodohan ini dengan jelek-jelekin mikle.Mau sampai kapan kamu seperti ini terus.Ayah capek ngurusin tingkah kekanak-kanakan kamu ini."

"Tapi... "

Tut...panggilan terputus sepihak

"Masalah kecil?,mungkin sebagian besar orang nganggep ini sebagai cuma masalah kecil,dan gue bisa ngerti itu."

"Jelek-jelekin mickle?"

Grace tersenyum sinis.Gue gak pernah jelek-jelekin dia.Nungkin pernah,tapi gue udah mencoba ngasih kepercayaan ke dia,dan lihat!.apa balesan yang gue dapet?."

"Kekanak-kanakan?,gue akui gue emang kekanak-kanakan,gue cewek manja yang cuma bisa nangis aja,gue gak pernah bisa buat ayah bahagia,gue gak bisa buat ayah bangga dan selalu ada disamping gue.Gue cewek terlemah, rapuh,
terbego,gue itu cuma sampah, cuma sampah. Dan gue terima itu."

"Tapi......capek?."

"Capek apa?, capek nyari duit buat nafkahin gue?,mending gak usahlah.Saya gak butuh harta melimpah,saya gak butuh rumah mewah,ataupun fasilitas-fasilitas lainnya."

"Capek apa?, capek buat nyari ketenaran?, gak usahlah. Saya gak butuh ketenaran,saya gak butuh nama baik,saya gak butuh kekuasaan,saya gak butuh terkenal."

"Capek apa?,capek ngurusin sikap  saya?.Memang sejak kapan anda peduli sama saya? ,Sejak kapan anda memberitahukan saya mana yang benar mana yang salah?,kapan anda siap ada disamping saya saat saya membutuhkan figure orang tua?".ucap grace berapi api sambil memegang potret keluarga kecilnya saat sebelum semuanya berubah.

"Bahkan,saya ragu kalau saya ini anak kandung anda?", ucap grace lirih,air matanya jatuh membasahi foto ibunya.Grace yang sadar, langsung mengusapnya,ia kemudian menjatuhkan tubuhnya ke kasurnya masih dengan memegang foto itu.
Grace memandangi foto itu.

"Grace gak butuh uang, kekayaan, ketenaran,kemewahan,nama,
kekuasaan,pengaruh,gak,grace gak perlu semua itu. Grace hanya butuh ayah,hanya ayah, gak lebih."

Grace!

"Siapa?", tanya grace heran

Grace!

"Bunda?", tanya grace yang menyadari itu suara bundanya.

Grace!

"Bunda, bunda dimana?", tanya grace bingung

Like a Bird in a CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang