Chapter 40 : Dinner

3 0 0
                                    

Mobil yang grace tumpangi berhenti disebuat taman yang tak dikenali grace.Ia heran kenapa disini sangat gelap,apakah supir mikle salah tempat?.Sepertinya tidak,karena supir itu sudah membukakan pintu mobil untuk grace.Grace turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih.Kemudian diarahkan untuk masuk.

Grace melangkah perlahan sambil mencari keberadaan mikle ditengah kegelapan ini.Namun ketika ia melangkah,lampu disamping kiri dan kanan menyala.Grace terkejut,jika saja ada mia disini,dia akan merapatkan tubuhnya ke grace karena ketakutan.Dia terkekeh memikirkan hal itu,kemudian melanjutkan langkahnya.Setiap grace melangkah detik itu juga lampu disebelahnya menyala.

Grace berhenti saat melihat mikle sudah berdiri diujung.Tidak jauh darinya.Dia tengah membawa sebuket bunga yang besar.

Namun grace sedikit bingung karena jika dia ingin sampai ditempat mikle dia harus melewati kolam yang tingginya mungkin selutunya yang memiliki air jernih dan dipenuhi kelopak bunga mawar.

Tapi kebingungannya dijawab oleh datangnya dua orang berpakaian hitam putih menghampirinya dengan membawa sesuatu yang mirip tandu terbuat dari besi yang diselimuti kain berwarna merah dengan dipadukan warna emas.

Dua orang itu meminta grace untuk duduk diatasnya.Mereka akan membawa grace menyebrangi kolam itu.

"Mari silahkan,nona",ucap salah satu pria.Grace mengerutkan alisnya.

"Tidak,aku tidak memerlukan ini",tolak grace.Dia tak mau melihat orang lain bersikap seperti itu padanya,apalagi mereka lebih tua darinya,menurutnya itu tidak pantas sekali.Mereka juga bisa saja sakit karena kedinginan.

"Maaf nona,ini perintah dari tuan mikle",ucap pria satunya.

"Aku sendiri yang akan bicara padanya,kalian pergi saja.Aku bisa melewati ini sendiri"

"Maaf nona,tapi anda bisa sakit.Cuaca hari ini dingin",ucap pria satunya.

"Kalian tahu itu,tapi kalian mau membahayakan kesehatan kalian sendiri"

"Maaf,ini pekerjaan kami.Jika kami tidak melakukan sesuai perintah.
Tuan mikle akan memecat kami"
,ucapnya lirih.

Grace menghembuskan nafasnya kesal.Akhirnya ia mau duduk ditandu itu juga.Rasanya ia seperti duduk disofa biasa,sangat lembut dan nyaman.Tapi hatinya malah merasa tak nyaman.

Kedua pria itu mengangkat tandu itu.Grace merasa kasihan saat mereka masuk ke kolam.Bisa grace pastikan bahwa airnya sangat dingin.
Dia jadi merasa bersalah.Setelah sampai ditempat itu,grace segera turun dan mengucapkan terima kasih.

Mikle menghampirinya dan memberikan bunga yang ia bawa tadi. Grace menerimanya,namun ia agak sulit membawanya, jadi mikle menyuruh orang membawanya.
Disana ternyata banyak orang.Ada beberapa orang yang tengah berdiri memegang biola dan beberapa pelayan.

"Apa ini semua perlu?", tanya grace pada mickle.Itu semua jelas berlebihan.

"Tentu saja,apa kau tidak menyukainya?"

"Bukan begitu,tapi ini semua agak.."

"Berlebihan?.Menurutku tidak",ucap mikle sambil menggandeng grace kesebuah meja yang sudah ia persiapkan.Seseorang menggeserkan tempat duduk untuk grace dan juga mikle.

"Bagaimana?, apa kamu senang?"

Grace sebenarnya tidak menyukai ini semua.Dia tipika orang yang lebih suka hal yang sederhana namun memiliki arti yang dalam.Namun ia tak akan merusak semua ini dengan mengatakan sebenarnya.Dia menghargai kerja keras mikle.

"Ya"

"Baiklah.Aku masih punya sesuatu untukmu",ucapnya sambil memanggil pelayan.Pelayan itu membawa sebuah kotak merah berbentuk hati.Mickle mengambilnya dan menyuruhnya pergi.Kemudian dia memberikannya pada grace.

Like a Bird in a CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang