Chapter 38: Ancaman

8 1 0
                                    

Sinta saat ini tengah kebingungan, pasalnya mobil yang biasanya ia sewa untuk mengantarkan kuenya tidak dapat hadir,karena sedang ada dibengkel.Dan ia baru dikabari sekarang,dia sudah mencoba mencari pengganti namun dia belum mendapatkannya.

"Gimana bun?",tanya alka yang menghampiri ibunya.

"Belum dapet,kamu?",tanya sinta dan mendapat gelengan kepala dari alka.

"Yaudah alka anterin pakek motor aja",usul alka karena sudah hampir telat.

"Ntar kamu kecapeaan,ini jauh loh, lagi pulakan banyak juga",ucap sinta yang mencemaskan putranya.

"Apa alka minta tolong sama devan atau reza ya?",ucap alka yang baru teringat,kini mencari nomor mereka berdua,namun tiba-tiba suara klakson mobil mengejutkan mereka.Mereka menoleh kearah mobil itu.Keluarlah sosok yang mereka kenal.

"Grace?", ucap mereka bersamaan. Grace setengah berlari menghampiri mereka.

"kenapa lo disini?",tanya alka

"Udahdeh pertanyaannya simpen buat nanti aja,lebih baik masukin kue-kue itu ke mobil".ucap grace sambil melemparkan kunci ke alka dan ditangkap dengan mudah.

"Tapi...."

"Udah gak ada waktu",ucap grace sambil membantu membawa kue-kue itu.Sinta mengangguk ke alka dan membantu menaikan kue kue itu.

Alkapun bergegas membuka bagasi mobil.Dan membantu memasukan kue-kuenya.Setelah semuanya selesai,
alka,sinta,dan grace memasuki mobil dan menuju tujuan.

Mereka sampai disebuah gedung yang cukup besar,menurunkan kue-kue itu dibantu dengan pelayan yang ada disana.Sinta menemui orang yang memesannya dan membicarakan sesuatu.Setelah selesai,Grace menghampiri sinta begitu, juga dengan alka.

"Grace!",sapa orang yang ditemui sinta sambil memeluk grace.Itu orang yang grace kenal.

"Hay juga,tante silpa!", ucap grace yang membalas pelukan silpa.Alka mengernyitkan dahinya, namun detik berikutnya ia paham bagaimana grace tahu.

"Dokter herman kemana?", tanya grace yang sudah melepaskan pelukannya.

"Dia lagi ngurus sesuatu",ucap silpa.

"Maaf jika pengirimannya sedikit terlambat",ucap sinta.

"Hey,bu sinta mau minta maaf berapa kali,ini sudah yang kelima kalinya loh",ucap silpa sambil terkekeh.Lesung pipitnya menambah kesan manis.

"Oh ya alka,kenapa kau nggak ngasih tahu tante kalau butuh kendaraan?"
,tanya silpa yang beralih ke alka.

"Maaf tante,ini sudah tugas kami untuk membawa kendaraan sendiri", ucap alka sopan.

"Hmm..lain kali kalau perlu bantuan,jangan sungkan lagi ya", ucap silpa dan mendapat anggukan dari alka.

"Hey,kalian disini?", tanya seseorang.

"Ya,kau sudah puas sekarang",ucap silpa pada suaminya itu.Sedangkan herman hanya terkekeh.

"Kalian tahu?, dia hanya akan memakan kue kalian saja,katanya yang lain mengandung bahan pengawet yang cukup banyaklah, tidak sehat lah bla bla bla",ucap silpa sambil terkekeh.Mereka ikut terkekeh kecil.Tapi pandangan dokter herman terjatuh pada grace.

"Grace!, kamu disini juga?", tanya herman.

"Dokter herman ngusir grace nih?", tanya grace dengan pura-pura marah.

"Dasar anak ini...sini"

Herman merentangkan tangan untuk memeluk grace.Grace tersenyum dan menyambut pelukan hangatnya.

Like a Bird in a CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang