Chapter 20: Asal muasal

7 0 0
                                    

  Yey, udah sampek chapter 20 ni,makasih ya bagi para readers yang mau baca ini.Maaf kalo selama ini ada kata yang salah atau banyak typonya.

Tothor juga mau ingetin sekali lagi buat tekan bintang di pojok bawah ya

            Selamat membaca 

    

Hari ini adalah hari yang sangat dibenci oleh kebanyakan orang. Terutama para siswa-siswi,karena hari ini hari dimana mereka harus berdiri ditengah lapangan selama hampir satu jam,bahkan bisa lebih kalau kepala sekolah itu sedang memiliki mood yang baik untuk berbicara.

Tepat sekali,hari ini adalah hari senin.Dan saat ini seluruh penghuni SMABINSA(SBS), sedang mendengarkan pidato kepala sekolah botak itu.Tak sedikit yang mengumpat karena kesal.

Setelah penantian pajang,akhirnya semua penderitaan itu selesai.Semua siswa kembali kekelasnya masing-masing.Mereka sedang menyiapkan buku untuk pelajaran selanjutnya.

"Grace"

Mia memanggil grace namun tak dijawab.Grace masih berada di posisi menatap keluar jendela.

"Grace lo masih marah ya sama gue," ucap mia sedih.Dia benar-benar masih merasa bersalah.Tapi masih tak ada jawaban.Jessi yang melihat keduanya hanya memutar bola matanya.

Astaga.Drama apalagi kali ini?

"Grace, gue kan udah minta maaf", ucap mia lagi.Dia pantang menyerah.Masih hening,bahkan grace tak kunjung menatapnya juga.

"Yaudah deh,gue janji bakalan traktir lo coklat,asal lo mau ngomong lagi sama gue". ucap mia tulus dan penuh penyesalan.Pasalnya grace dari tadi nggak bicara sedikitpun.

"Grace", panggil lagi kali ini  sambil menggoyangkan tangan grace.Itu berhasil.Tiba tiba grace terkejut dan menengok.

"Eh iya mi?,lo ngomong sesuatu?", tanya grace bingung.Dia ternyata dari tadi sedang melamun.Mia membulatkan matanya.

"Lo dari tadi nggak denger?.Padahal gue kira lo nggak mau nyahutin karena masih marah"

"Marah?.Marah kenapa?.Kan kemarin udah gue maafin "

Mia menghela nafas lega.Sekarang dia yakin kalau grace benar-benar tidak marah lagi padanya.

"Tapi, kayaknya gue tadi denger lo sebut sebut coklat deh", ucap grace sambil mengangkat angkat alisnya.Mia memutar bola matanya.

"Yeee,kalo cokelat aja denger",dengus mia.Grace dan jessi hanya terkekeh geli.

"Jadi..", ucap grace sengaja menggantungkan ucapannya.

" Iya iya, gue traktir"

"Makasih mia,sayang mia banyak-banyak ",ucap grace sambil memeluk mia.Dia kegirangan.

"Gue nggak nih?", tanya jessi yang cemburu.

"Loh, lo kan nggak suka cokelat?", tannya grace heran.

"Ohh, jessi mau cokelat juga?", ucap mia menambahi.

"Yeee,ya nggak lah,gue itu juga mau dipeluk", ucap jessi dengan kesal.Dia cemburu buta.

"Ohh, ayang jessi juga mau dipeyuk, sini dipeyuk aa' eja aja",ucap reza dengan nada menjijikan yang ternyata mendengar percakapan grace dkk.Jessi langsung menatap sinis.

"Idihhh,ogah.Amit-amit deh"

"Yaudah deh ayang mia aja ya?",rayu reza yang mengganti targetnya.Mia menggelengkan kepalanya dan berekspresi seperti melihat hantu.

"Hahaha,dia liat muka lo kayak liat hantu aja hahaha ",celetuk alka yang sejak tadi menyimak.Reza mendengus sebal padanya.

"Kok, alka tahu?", kata kata mia yang polos itu mendapat respon dari seluruh kelas.Seketika tawa seluruh kelas langsung pecah mendengar jawaban mia.Kecuali reza,karena dia sedang mengerucutkan bibirnya sambil mengumpat karena wajahnya itu disamakan dengan hantu.Tawa mereka terhenti ketika guru memasuki ruangan dan memulai pelajaran.

Like a Bird in a CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang