Chapter 24: Kepo

5 1 0
                                    

Saat ini seorang cowok sedang berjalan menyusuri tangga,karena kelasnya berada di lantai 2.Setiap orang yang berpapasan dengannya pasti terkejut melihat lebam di wajahnya.Pasalnya mereka tahu bahwa cowok itu jarang mempunyai masalah,kalaupun ada pasti ia lebih memilih jalan damai.Tapi dia tak menggubris tatapan mereka.

Setelah  tiba dikelas,dia langsung menuju bangkunya.Hari ini dia datang agak siangan karena semalam pulang larut.

"Ka, pr lo udah sele....alka muka lo kenapa?", teriak reza sampai seluruh penghuni kelas menoleh kearahnya. Awalnya ia ingin menanyakan pr kimia nya,tapi ia histeris karena melihat wajah sahabatnya itu lebam.
Namun dia malah mendapatkan jitakan dari alka.

"Ya nggak usah pakek teriak teriak kalik"

"Jawab dulu pertanyaan gue!",

Namun kali ini tak berpengaruh pada reza.Karena daripada memperdulikan jitakan alka,dia lebih tertarik dengan alasan dibalik lebam-lebam yang ada di wajah alka.

Para penghuni kelas sama terkejutnya dan mereka juga menanti jawaban alka,kecuali grace tentunya.

"Jess,si alka kenapa tuh?, tumben banget"

"Ya mana gue tahu,emang gue emaknya"

Mia ikut heran dan juga penasaran tapi jessi hanya menjawab acuh tak acuh.Dia tak tertarik.

Sedangkan alka tak menjawab malah melirik grace sekilas.Tapi dia berubah pikiran dan kemudian dia menjawab.Namun jawaban yang keluar dari mulut alka malah menyebalkan menurut grace.

"Lo serius pengen denger?",tanya alka dan mendapat anggukan dari mereka semua yang kepo.Alkapun mengambil nafas panjang dan menghembuskannya.

"Nungguin ya?", goda alka sambil tersenyum jahil

"Eh dasar kampret,kita serius nih",ucap reza yang mulai kesal.

Tak hanya reza yang mengumpat, bahkan seluruh siswa yang mendengarkanpun ikut mengumpat.
Sedangkan alka hanya tersenyum geli.
Tapi dia akhirnya menceritakannya karena teman-temannya sudah mirip zombie yang kapanpun bisa memakannya.

"Sebenernya kemarin tuh, gue gak sengaja nyenggol makhluk.Dan dia marah marah, padahalkan gue udah minta maaf.Pakek acara nonjok nonjok segala lagi",ucap alka. Dan mereka yang mendengarkan hanya ber oh ria sambil mengangguk dan bertukar pandangan seolah mengerti.Sampai salah satu orang bertanya lagi.

"Makhluk?.Makhluk apa?.Siapa sih?", tanya devan yang ikut penasaran.Dia sedikit kesal karena cerita alka ambigu.

"Tikus",jawab alka santai,dan mendapat tatapan tajam dari grace. Alka yang melihatnya hanya terkekeh.

"Yang bener aja lo,masa tikus bisa nojok?.Apalagi sampek kek gitu",
tanya devan tak percaya.

"Jan jangan mutan?", tanya reza yang malah mendramatisir.Sungguh liar sekali pikirannya.

"Kok lo tahu,lo pasti sering nonton kek begituan ya", selidik alka.Dia menikmati permainan reza.Reza tersenyum bangga.

"Apasih yang gak gue tahu"

Tapi sayang sekali,kesombobgannya itu membuatnyamendapat lemparan kertas dari jessi.

"Eh lo kalo bego jangan kebangetan,
ini dunia nyata,nggak ada yang namanya mutan",sinis jessi.

"Eh macan galak,lo nggak tahu aja,gak ada yang mustahil dalam ilmu pengetahuan",ucap reza tak kalah sinis

"Hah, kayak otak lo nyampek aja", ejek jessi

"Apa lo bilang, lo belum tahu kalok gue itu..."

"Stop!,ini lagi serius".lerai jonatan selaku ketua kelas.

Like a Bird in a CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang