1

4.9K 325 12
                                    

"Kim Taehyung?"

Pemuda tampan bernama Taehyung itu menarik salah satu sudut bibirnya tersenyum sinis, matanya masih memandang tajam seorang pria manis yang tengah terduduk dengan tangab terlipat diperut.

"Ini suatu kebetulankah?" Taehyubg bertanya, mencoba untuk memulai pembicaraan dengan pria manis dihadapannya ini. Sebelum dirinya menarik kursi, dan ikut terduduk di depannya.

"Tidak!" Sang pria manis mengelak dengan cepat. "Lakukanlah sesuatu!" Ucapnya dengan nada perintah yang tegas.

"Apa yang harus aku lakukan?" Taehyung pria tampan itu berpose seperti tidak mengetahui apapun. "Ku pikir, kita bahkan tidak sedekat itu untuk berbincang-bincang Hoseok-ssi"

Mata pria manis dengan nama Hoseok itu berputar malas, lalu tubuhnya agak dirinya condongkan kedepan Taehyung.

"Aku menolak perjodohan ini!" Ucap Hoseok dengan tegas, matanya bahkan menyipit untuk menatap tajam Taehyung. Tapi sialnya pria tampan itu hanya mendengus lalu terkekeh mengejek.

"Kau pikir... aku mau menikah dengan mu? cih percaya diri sekali dirimu! Lagipun ini hanya pernikahan bisnis" Taehyung berdecih diakhir kalimatnya sebelum kembali berbicara, "jadi aku ingin tau... apa yang akan kau dapatkan jika menuruti permintaan appa mu?"

"Ayah bilang akan memberikanku sebuah Hotel dipusat Gwangju untuk ku, jika aku menerima atau menyetujui permintaannya. Tapi aku sedang tidak mengiginkan apapun... kau sendiri bagaimana?" Hoseok balik bertanya, membuat Taehyung menganggukan kepalanya dan tersenyum sinis.

"Hanya lima belas persen saham dari perusahaan mu tentunya"

"Jadi..." Hoseok mengerling nakal pada Taehyung.

"Tentu saja aku menolaknya, sangat!" Taehyung berucap dengan sungguh, hingga Hoseok yang melihatnya sempat tertawa.

"Ku pikir kita sepakat untuk menolaknya, dan untuk kau... aku berharap kita tak akan bertemu lagi, walaupun itu di lingkungan Universitas" Hoseok dengan cepat bangkit dan pergi dari hadapan Taehyung, tanpa permisi bahkan tanpa berjabat tangan. Kakinya terus saja melangkah cepat, hingga tubuhnya menghilang dibalik sekat tempat mereka bertemu untuk makan malam.

Taehyung menggedikan bahunya, mencoba untuk tak perduli. Dirinya kini menatap semua makanan yang tadi Hoseok pesan, yah dia pikir dia yang akan membayarnya!

.

.

.

Hoseok memasuki kelasnya, dia benar-benar  terlihat sangat berantakan dengan kerah kemeja yang tak terkancing dengan benar.  Ia tidak bisa tidur karena Seokjin menghubunginya tengah malam hanya untuk mengatakan ia berkencan dengan Namjoon sahabat mereka. Sialan! Tidakkah Seokjin bisa melihat jika Hoseok sangat menyukai pria jangkung berdimple itu. Dan kabar yang dirinya terima dari Seokjin itu tidaklah membuat dirinya baik-baik saja.

"Hoseok-ah" Seokjin memanggil dengan ujung bibir yang tertarik keatas membentuk sebuah senyum manis terpatri pada wajahnya, hanya saja Hoseok tetap diam tampa membalas panggilan Seokjin. Ia sangat kecewa dengan Seokjin.

"Hei" sekali lagi Seokjin memanggil dengan sedikit menyentuh bahunya, hanya saja Hoseok dengan cepat juga menepis tangan milik Seokjin. "Ada apa dengan mu?" Tanya Seokjin heran.

"Tidak, tinggalkan aku sendiri" ucapnya dingin, kemudian Hoseok menyibukan diri dengan tumpukan buku yang ada dimejanya. Dirinya mencoba mengabaikan Seokjin, yang merasa binggung atas tingkah laku sahabatnya ini.

"Emmm... baiklah sepertinya mood mu sedang tidak baik, jika kau mencari ku... temui aku dikantin" Seokjin akhirnya memilih untuk berlalu dan meninggalkan Hoseok dalam keheningan kelas.

'aku tak akan menemui mu asal kau tau' Hoseok berucap dalam hati, wajahnya kini memerah karena menahan perasaan marah dan juga kecewa pada sahabatnya itu. Lalu dirinya memilih untuk beranjak dari kursinya menuju ke perpustakaan, dia ingin mengembalikan buku-buku ini... karena dia tidak lagi membutuhkannya untuk revisi.

Harapannya untuk tidak bertemu dengan Taehyung di lingkungan universitas hancur seketika saat ia berpapasan dengannya di koridor kelas Bisnis, wilayah Taehyung. Hoseok sedikit merutuki seseorang yang membuat universitas ini, kenapa tidak ada jalan lain untuk menuju perpustakaan? Sehingga dirinya harus bertemu dengan pria sialan ini!

Hoseok akhirnya kembali melangkah, dia lewat begitu saja mengabaikan Taehyung saat berselisihan seolah mereka tak saling mengenal. Tapi tunggu? Bukankah mereka itu tidak akan saling mengenal jika bukan Seokjin yang mengenalkan mereka? Sialan, lagi-lagi seorang Seokjin. Persahabatannya dengan Namjoon juga karena campur tangan Seokjin, mungkin Hoseok tak akan pernah memiliki teman jika bukan karena Seokjin.

Sebenarnya Hoseok sangat merasa bersyukur saat memiliki Seokjin disampingnya, tapi dia memiliki perasaan iri terhadap Seokjin... Hoseok rasa dia tidak bisa seperti Seokjin, mudah bergaul dengan orang-orang tanpa merasa canggung, berbeda dengan dirinya... jika diingat-ingat dulu, saat Seokjin mengenalkannya pada Taehyung.  Hoseok bahkan saling melemparkan umpatan sinis dengan pria tampan itu. Tapi sebelum Seokjin mengenalkan Taehyung secara resmi, Hoseok sudah terlebih dahulu mengenal pria itu karena insiden memalukan yang dirinya alami. Hoseok tak akan mengingat insiden itu lagi!

Bicara soal Taehyung, pria itu adalah penganggum dari Seokjin. Atau bisa disebut sebagai budak cinta dari seorang Kim Seokjin? Kenapa Hoseok bisa tau? Tentu itu sangat gampang melihatnya, Hoseok selalu melihat bagaimana sikap Taehyung yang akan melembut di depan Seokjin, bersikap manja dengan binar mata yang menunjukan banyak cinta. Itu terlalu ketara sekali, bahkan Taehyung selalu saja menatap memuja pada seorang Kim Seokjin seperti dirinya saat menatap Namjoon. Tapi mungkin nasih Taehyung sama buruknya dengan dia, karena pada kenyataannya Seokjin dan Namjoon sudah resmi bersama.

"nona kau perlu bantuan ku?" Taehyung berjalan sejajar dengan Hoseok, ia berbalik dengan sengaja ketika melihat Hoseok berlalu seolah tak melihatnya.

Hoseok mengabaikan Taehyung dan mulai mempercepat langkahnya, tanpa menoleh kearah belakang sedikitpun.

"nona sialan! Ternyata selain bodoh, dia juga buta" Hoseok menggerutu dalam hati, apa maksud pria itu? Memanggilnya dengan sebutan Nona? Apakah dia tidak bisa melihat bahwa Hoseok ini sama sepertinya, seorang pria!

Taehyung sendiri sudah berhenti untuk mengikuti Hoseok, dirinya tak akan sudi untuk membuang-buang waktunya hanya untuk menunggu Hoseok. Mungkin ide untuk tidak mengenal satu sama lain adalah ide yang sangat bagus, dari pada mereka harus saling melempar ejekan satu sama lain setiap bertemu.

.

.

.

"Apa maksud mu Hoseok? Kau menolah perjodohan itu?" Nada suara ayah nya meninggi, wajahnya bahkan menunjukan raut yang begitu marah.

Hoseok membanting sendok ditangannya, ketika bentakan sang ayah mengacaukan atensi dirinya pada makanan didepannya.

"Dia juga menolaknya ayah" Hoseok membela diri. "dia juga tidak menyukai Hoseok"

"Kau pasti melakukan sesuatu sehingga dirinya menolak mu.."

"Ayah tidakkah kau perduli dengan keinginan ku?"

"Keinginan apa? Keinginan mu untuk menghambur-hamburkan uang? Umur mu bahkan sudah cukup untuk menikah, kau sudah menyelesaikan skripsi mu. Dan kau sudah siap untuk mengurus cabang Hotel ayah di kota-kota lain. Kau sudah tidak bisa bermain-main lagi"

Hoseok mengulum kedua belah bibirnya kedalam, menahan umpatan dirinya kepada ayahnya yang begitu mengatur kehidupannya.

"Dia terlanjur tidak menyukai Hoseok ayah, bahkan jika ayah tau dia sudah memiliki kekasih. Kau tidak bisa memaksakan kehendak"

"Kau terlihat tertarik" ayah Hoseok menarik segaris senyuman. "Ayah akan mengurus itu untuk putra ku." Suara decitan kursi bergeser, menjadi penutup atas perbincangan yang seharusnya tak terjadi di meja makan. Hoseok sudah kehilangan nafsu makannya sekarang, helaan napas keluar dari bibirnya. Sial Hoseok salah bicara!

L I E •

L I E  [VHOPE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang