Hoseok terbangun dalam keadaan mengenaskan, seluruh tubuhnya sakit terutama bagian bawahnya, ia bahkan tidak berani hanya sekedar menggerakkan jari, Hoseok tertidur menyamping membelakangi seseorang dibalik punggungnya, ia sangat sadar bagaimana ia bisa berakhir diatas tempat tidur dengan Taehyung yang berada disisinya.
Hoseok tidak ingat jam berapa ketika Taehyung membuka pintu kamar mandi, menatap dirinya dengan raut wajah yang tak terbaca dan pergi melangkah meninggalkannya begitu saja.
Hoseok mendengar dengan jelas suara Taehyung yang tengah berteriak 'Berapa banyak yang kau masukkan!" Dia mencaci maki seseorang. Hoseok tidak tau siapa, tapi kemudian suaranya melemah berkata meminta maaf karena telah meneriakinya. Kemudian Hoseok tidak bisa mendengarkan dengan baik ketika dirinya kembali merasa terus menginginkan hasratnya terpenuhi, ia telah berbuat semampu dirinya ketika berada di ruang makan tadi namun itu tidak bisa meredakannya begitu saja, ia akan mengingat ini, Ia akan membalasnya, ia tidak akan berdiam diri dengan apa yang terjadi pada dirinya. Hoseok akan membalasnya lebih menyakitkan dari ini.
"Arrgghh...."
Hoseok mancapai orgasmenya kesekian kali, ia merasa lemas tapi belum merasa puas dengan itu, ia ingin lebih, lebih dari apa yang ia lakukan saat ini. Air sialan ini benar-benar tidak membantunya sama sekali.
Disaat dirinya berada dalam ambang kesadaran, Hoseok melihat Taehyung kembali berdiri di depan pintu kamar mandi, memandang dirinya dengan tatapan yang, Hoseok tidak mengerti, tetapi ia bisa melihat wajah tampan itu tengah memandangnya penuh penyesalan. Benarkah apa yang ia lihat saat ini atau itu hanya khayalan dirinya yang tengah seperti seorang jalang yang meminta Taehyung untuk membantunya.
"To...long a..ku..." Hoseok menyumpah, Mulut sialan yang berkhianat dengan isi otaknya.
"Tae....... " ia memelas dengan deru napas yang terputus, menatap Taehyung dengan wajah tatapan yang sudah dipenuhi oleh nafsu.
"Aku tidak bisa melakukannya sendiri, Fuck me please...." Hoseok memohon, tangannya menjambak rambutnya sendiri. Hoseok frustasi.
Taehyung Berjalan mendekat, ia mengangkat tubuh Hoseok dalam gendongannya dan Hoseok menyambutnya dengan penuh damba, ia memeluk leher Taehyung lalu menyambar bibirnya dengan lumatan kuat yang juga dibalas oleh pria itu dengan lumatan kasar miliknya, persetan dengan harga diri, ia akan mengurusnya nanti.
Mereka melakukannya dengan kesadaran penuh, Hoseok tidak ingat berapa kali ia mengulangnya, mereka saling menyebut nama masing-masing ketika mereka mencapai puncak, meski Hoseok dalam pengaruh obat, ia sadar dengan jelas bagaimana ia membuat dirinya seperti jalang diluar sana. Ia tak akan menangis, ia tak akan menyesalinya karena ia juga menikmatinya seperti mereka memang melakukannya karena sama-sama menginginkannya.
Hoseok bisa merasakan pergerakan di belakang punggungnya, beban di bagian itu terasa kosong bersamaan dengan suara langkah kaki yang sedang melangkah. Kemudian suara pintu tertutup terdengar telinganya. Itu pintu kamar mandi. Hoseok masih terdiam dengan berbagai rencana yang tersusun dalam kepalanya, bagaimana cara ia membalas ini semua, membalas perbuatan mereka dengan hal yang lebih menyakitkan dari apa yang telah ia terima.
.
.
.
Seokjin memandang uap kopi di ujung cangkir mug miliknya, di depannya Namjoon tengah membaca koran pagi tanpa perduli sekitar. Seokjin menghela nafas kesekian kali berharap bisa mengalihkan perhatian lelaki tampan di depannya namun itu tetaplah sia-sia.
"Kapan kau akan melamarku Namjoon-ah." Seokjin memutuskan bersuara. Ia tidak bisa terus berada dalam keheningan yang sangat memuakkan.
Namjoon memilih untuk menurunkan koran miliknya dan menatap Seokjin.
"Setelah aku lulus. Kau tidak percaya padaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
L I E [VHOPE]
Teen FictionCOMPLETE ✅ Taehyung tidak ingin menghabiskan hidupnya dengan laki-laki egois yang tidak pernah menghargai apa yang telah orang lain korbankan untuknya. Seokjin membiarkan Namjoon melakukan sesuatu yang bisa membuat Hoseok senang. Seokjin sudah banya...