Hoseok terbangun tanpa Taehyung disampingnya. Bagian itu terasa dingin seperti tak pernah ditempati dalam waktu yang sudah lama. Taehyung pergi lagi setelah mendapatkan apa yang ia inginkan. Lalu bolehkah Hoseok melakukan hal yang sama?.
Ponselnya berdering diatas nakas, Hoseok meraihnya dan melihat siapa penelpon di jam empat pagi seperti ini.
Tertulis nama Yoongi disana. Hoseok segera mengangkatnya tanpa berpikir.
"Seokiee-ah....." Yoongi terdengar merengek diujung telpon. Ada banyak suara di belakangnya, Hoseok dapat menebak bahwa Yoongi sedang minum-minum bersama Jungkook.
"Itu menjijikkan Yoongi-ah." Hoseok memutar matanya mendengar panggilan Yoongi. "Ada apa?"
"Hehehe..." Yoong terkekeh mendayu. "Aku melihat Taehyung disini..." Ucapan Yoongi membuat Hoseok meremas ponselnya tanpa sadar.
"Kau mabuk Yo. Dimana Jungkook?" Hoseok memutuskan bertanya. Yoongi tidak mungkin berada dalam klub malam jika tidak ada Jungkook di sampingnya.
"Sedang membantu Taehyung." Yoongi menjawab tak jelas.
"Membantu apa?" Kening Hoseok berkerut kebingungan. Ia harus bertanya sekarang sebelum Yoongi sadar ke esokan harinya. Yoongi akan melupakan semua yang ia lihat ketika ia dalam keadaan sadar total.
"Sudah dulu ya, aku hanya takut kau mencarinya. Sampai jumpa Seokiee-ahh." Yoongi terdengar seperti terburu berbicara, dan memutuskan sambungan begitu saja.
Tutt...tuttt...tutt
Apa-apaan Yoongi?. Ia belum menjawab pertanyaannya dan sudah menutup telpon begitu saja. Hoseok meletakkan ponselnya asal setelah mematikannya total. Ia terlanjur kesal dan marah, tidak akan ia biarkan seorangpun mengganggunya hari ini. Hoseok akan tidur seharian dan membolos kerja, ia tidak perduli dengan hukuman selanjutnya dari presdir Taehyung. Ia akan mengistirahatkan dirinya ia tidak boleh kelelahan dan membuat Ayahnya khawatir. Bagaimanapun juga Hoseok masih mengutamakan Ayahnya dibanding yang lain.
.
.
.
Seokjin terbangun di dalam kamarnya, ia merentangkan tangan dan menggerakkan leher ke kanan dan ke kiri secara bergantian. Ia sangat puas dengan waktu tidurnya. Matanya berkeliling menyadari jika ia sebelumnya tidak tertidur disini. Seokjin turun dari tempat tidur, melangkahkan kakinya menuju kamar mandi mencuci muka dan menggosok gigi. Kemudian ia keluar dari kamarnya dan mendapati Namjoon sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi.
Namjoon mengalihkan perhatiannya saat telinganya mendengar suara langkah kaki. Ia tersenyum menyapa Seokjin.
"Duduklah. Aku akan siapkan sarapanmu." Namjoon berkata. Seokjin menurut tanpa banyak bertanya.
Namjoon meletakkan beberapa sandwich didepannya dan satu buah telur setengah matang di sisi lain piring. Seokjin memakannya dalam diam. Ia tahu apa yang akan terjadi setelah ini, mungkin mengisi perutnya adalah hal yang paling penting yang harus ia lakukan.
Namjoon telah selesai dengan sarapan singkat miliknya, roti panggang dengan selai kacang favoritnya. Seokjin menyusul beberapa saat kemudian. Ia meminum minumannya dan meletakkan cangkir diatas meja, matanya memandang Namjoon.
"Bertanya saja." Seokjin membuka pembicaraan.
"Tidak. Aku ingin kau yang menjelaskan tanpa aku harus bertanya." Namjoon menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
"Jangan tertawa jika aku bercerita janji?" Seokjin berkata dengan mimik wajah yang terlihat gugup.
"Ya aku berjanji. Jadi ceritakan." Namjoon mencoba menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
L I E [VHOPE]
Teen FictionCOMPLETE ✅ Taehyung tidak ingin menghabiskan hidupnya dengan laki-laki egois yang tidak pernah menghargai apa yang telah orang lain korbankan untuknya. Seokjin membiarkan Namjoon melakukan sesuatu yang bisa membuat Hoseok senang. Seokjin sudah banya...