5

2.2K 263 31
                                    

Hoseok memasuki sebuah butik ditengah kota, diantara pertokoan yang berjejer di sepanjang pinggiran jalan raya. Hoseok mengira butik milik kakak ipar Jungkook tidaklah besar, tapi Hoseok langsung menutup mulutnya saat tubuhnya masuk kedalam. Di luar mungkin memang terlihat biasa saja, tapi saat kau menuju lantai dua, kau akan disuguhi oleh beberapa macam rancangannya yang tersusun dengan sangat rapih disepanjang tangga.

Yoongi menarik tangan Hoseok, saat pria manis itu berhenti dan memperhatikan salah satu gaun pengantin wanita yang sangat terlihat cantik dipandanganya.

"Hoseok-ah, kau tak akan memakai itu" Yoongi menggoda dengan leluconnya, hanya saja Hoseok tak tertawa dirinya malah mendelik tajam kearah sepupunya itu.

"Sialan kau, aku tak bermaksud ingin memakainya" elak Hoseok, dengan sedikit menunduk karena ingin menyembunyikan rona merah samar yang terlihat di kedua pipi putihnya.

Yoongi terkekeh, sebelum dirinya kembali menarik Hoseok untuk berjalan menuju lantai dua. Mata Hoseok membulat saat dirinya melihat sudah ada Taehyung disana, pria itu tengah memakai pakaian miliknya. Hoseok berdehem sebentar, sebelum dirinya memilih untuk pura-pura tak perduli dengan pria itu. Hoseok hanya menerima pakaian miliknya, dan pergi untuk menuju tirai ganti.

Ia membuka setiap kancing bajunya dengan perlahan, menghembuskan napas dengan berat mencoba  mengurangi beban pada pikirannya.

Beberapa hari lagi dirinya akan menikah, dia sudah tidak akan menjadi anak laki-laki kesayangan ayahnya. Marganya sebentar lagi akan berubah menjadi Kim dan bukan lagi Jung, ia akan memikul sebuah tanggung jawab yang besar, menjadi suami serta istri. Itu adalah takdirnya, Hoseok tidak tau apakah keputusannya sudah benar atau ia akan menyesali dikemudian hari?. Tapi ini adalah keinginannya, keinginan yang tercipta karena sebuah dendam besar miliknya.

Dalam setiap pergerakan yang ia lakukan, saat Hoseok memakai bajunya, mencoba pakaian pernikahannya entah kenapa dirinya tidka merasakan sebuah keterpaksaan, Hoseok merasa bahwa ini adalah keinginannya, tidak ada kebohongan, tidak ada sandiwara, hatinya mengatakan jika ini yang Hoseok inginkan.

Tirai dibelakang tubuhnya terbuka, saat Hoseok sudah memakai dengan rapih setelah pakaian pernikahannya. Di belakangnya sudah ada Taehyung yang berdiri, menatapnya dari cermin. Mereka berdua saling menatap melalui cermin selama beberapa detik, sampai tatapan mereka diputus oleh Hoseok yang berbalik menghadap Taehyung.

"Kau siap?" Tanya Hoseok, mata mereka beradu dalam keheningan.

"Itu adalah pertanyaan bagian ku" ucap Taehyung sarkas, membuat Hoseok memutar matanya malas. Setelah itu Taehyung menarik pinggang Hoseok, untuk merapat pada tubuhnya. Hoseok mengangkat wajahnya, dirinya sedikit terkejut atas tindakan Taehyung yang cukup berani.

"Kau akan memberikannya?" Jari-jemari tangan Taehyung yang lain  mengusap belah bibir bagian bawah Hoseok, mengusapnya lembut dan berulang.

"Tidak!" Hoseok menjawab tegas, ia mengerti arah pembicaraan Taehyung. Hoseok tidak akan memberikan dirinya, tidka akan karena mereka berdua tak memiliki cinta.

Usapan jemari Taehyung pada bibirnya terhenti, bahkan Taehyung melepaskan pelukannya pada pinggang Hoseok. "Kau akan melihat nanti Hoseokiee" ucapnya dengan senyum miring.

Kerlingan mata menggoda itu membuat wajah Hoseok berubah warna, wajahnya memanas sampai ke telinga.  Hoseok bukan merasa malu atau blushing, tapi dia sedang menahan amarahnya karena panggilan sok akrab yang dilontarkan Taehyung padanya.

.

.

.

Seokjin berlari sekuat tenaga saat melihat sosok Hoseok yang sedang berjalan dengan santai menuju gedung utama Universitas, sudah dipastikan bahwa Hoseok akan kembali pulang ke rumahnya dan bukan asramanya. Seokjin tidak bisa menunggu hari esok untuk bertemu dengan Hoseok, dia bisa saja tidak masuk karena Hoseok sudah tidak ada urusan lagi untuk kembali ke universitas karena dia hanya tinggal menunggu waktu kelulusannya.

L I E  [VHOPE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang