11

2K 257 27
                                    

Hoseok memasuki Apartemen milik Taehyung. Meskipun Hoseok tidak melihat Taehyung di seluruh sudut ruangan tetapi ia tahu Taehyung telah kembali. Ia lalu langsung menuju satu-satunya kamar yang ada di sana, tangan Hoseok memutar gagang pintu dan membukanya tanpa mengetuk lebih dulu.

Ia berniat masuk kedalam sebelum kedua matanya melihat pemandangan yang entah kenapa membuat dirinya sulit bernapas. Langkahnya terhenti tepat ditengah pintu.

Hoseok mencoba untuk baik-baik saja, setidaknya ia tahu Taehyung memang seperti itu sejak dulu, ia tidak seharusnya terkejut dengan apa yang ia lihat. Taehyung dengan seorang wanita, tertidur dengan selimut membungkus tubuh keduanya.

Tubuh kecilnya berbalik, menutup pintu itu kembali dan menuju ruang tamu yang baru ia sadari sangat berantakan. Sepertinya mereka mengawalinya disini. Ada sepasang sepatu high heels  yang terpisah menjauh, tas bermerk dengan harga selangit, kemudian botol-botol minuman yang berserakan dimeja hingga lantai.

Oh, Hoseok sangat muak melihatnya. Playboy tentu tidak akan pernah berubah meski dunia akan kiamat esok hari. Ia mulai menyingkirkan barang-barang tak berguna itu. Ia membersihkan semuanya dan memasukkannya kedalam tong sampah. Ia tidak akan perlu repot untuk membenahi yang mana yang harus ia singkirkan antara sampah dan barang berguna lainnya. Hoseok cukup menjadikan semuanya dalam satu kresek dan membuangnya. Ia tak perduli meski high heels itu berharga mahal atau tidak.

Hoseok merebahkan dirinya diatas sofa. Ia mulai memikirkan sesuatu. Pertama-tama ia akan membuat Taehyung bertekuk lutut padanya, tidak perduli jika Hoseok memang harus menyerahkan tubuhnya. Toh mereka sudah menikah. Kemudian rencana kedua adalah menjauhkan Taehyung dari Seokjin. Cukup pelan-pelan, Hoseok akan mengatur jangka pertemuan mereka. Ia akan menyelidikinya lebih dulu, seperti diam-diam mengikuti perjalanan Taehyung. Hoseok akan membuat Taehyung tidak lagi mengutamakan Seokjin. Singkirkan Seokjin, jauhkan mereka berdua. Kemudian terakhir adalah hal yang begitu sulit. Namjoon. Haruskah Hoseok membawa Namjoon kedalam masalahnya. Tetapi, jika ia ingin menghancurkan Seokjin, maka Hoseok harus menghancurkan hubungan mereka, dengan kata lain Hoseok harus mendekati Namjoon meski ia juga akan menghadapi dirinya sendiri.

Hoseok telah mengubah rencana awalnya karena Taehyung mengacaukannya. Selanjutnya biarkan ia yang bermain.

Hoseok meraih ponselnya, ia menghubungi Ayah Mertuanya, langkah pertama Hoseok harus membuat Taehyung tidak lagi membawa pergi wanita lain.

'Halo sweety'

Hoseok memutar bola matanya. Ayah mertuanya memang sedikit genit tetapi Taehyung jauh lebih genit, Mereka bahkan memiliki nada suara yang sama ketika berbicara.

"Halo Ayah..." Hoseok menyapa ramah.

"Ada apa sayang?" Seperti telah mengetahui sesuatu. Ayah Taehyung langsung bertanya.

"Mm.... Ayah, aku ingin bertanya sesuatu."

'Bertanya saja nak.'

"Begini, Hoseok baru saja pulang dari tempat Yoongi. Hoseok memang tidak memberi kabar pada Taehyung akan pergi menginap. Tapi..." Hoseok sengaja menggantungkan ucapannya. Ia ragu tetapi ia harus mengatakannya.

'Tapi?' Ayah Kim menunggu.

"Taehyung membawa seorang wanita. M-mereka tidur bersama."

Beberapa detik dilalui dengan keheningan. Hoseok menggigit bibir bawahnya dengan cemas. Ia takut malah akan membuat Ayah Kim terkena serangan jantung meski itu terdengar tidak mungkin karna Ayah Kim tidak memiliki masalah dengan jantungnya.

'Ayah punya rencana sweety. Kau dengarkan baik-baik nak...'

Hoseok mendengarkannya dengan seksama. Ia mengangguk beberapa kali hingga kesepakatan terjalin diantara mereka, kemudian telpon ditutup dengan perasaan tenang dari Hoseok. Sekarang ia hanya perlu menyiapkan diri berbenah beberapa barang untuk ia bawa pergi.

L I E  [VHOPE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang