22

2.5K 259 76
                                    

Taehyung menyembunyikan sesuatu. Seokiin bisa merasakan ada yang tidak beres, Taehyung mengabaikan puluhan telpon darinya. Bertahun-tahun mereka saling mengenal, Taehyung tidak pernah mengabaikannya.

Seikjin sempat mengira jika Taehyung meninggalkan Handphonenya di suatu tempat, namun kemudian ia kembali berpikir, Taehyung adalah orang yang sangat sibuk, handphone adalah salah satu pendukung aktivitasnya dalam bekerja. Tidak mungkin Taehyung meninggalkan Handphonenya.

Beberapa kali Seokjin mendapati jika nomor Taehyung dalam keadaan sibuk, itu berarti Taehyung sedang menerima telpon bukan? Ini bukan hanya perasaannya saja, tetapi lebih kepada fakta jika Taehyung memang sengaja mengabaikannya.

"Ada apa denganmu Tae?" Seokjin bertanya gusar.
.

.

.

Yoongi mengemudikan mobilnya menuju ke rumah sakit, bersama Hoseok yang saat ini sedang duduk dengan nyaman di sampingnya. Mereka sudah terlalu sering melakukan ini hingga seperti sudah terbiasa, ada rasa khawatir yang semakin hari semakin membuat Yoongi tidak merasa tenang terlebih ketika ia melihat Hoseok yang seolah baik-baik saja, itu tidak wajar dan itu sudah pasti sangat mencurigakan bagi dirinya. Tetapi Yoongi hanya diam di tempatnya tanpa banyak bertanya. Hoseoo tidak akan berkata apapun kecuali semua terbongkar tanpa sengaja.

"Kau terlihat baik-baik saja." Kata Yoongi memecah keheningan.

"Kau ingin aku bagaimana? Sakit-sakitan?" Hoseok membalasnya dengan gurauan. Ia tertawa ringan.

Yoongi membuang nafas kasar.

"Kau mengerti apa maksudku."

Hoseok terdiam. Bohong jika Hoseok tidak mengerti arah pembicaraan Yoongi. Yoongi itu cerdas, dan sudah pasti ia mencium sesuatu dari dirinya, dan dari dulu Hoseok tidak pernah bisa berbohong pada Yoongi.

Hoseok menunduk menatap jari-jemarinya yang saling bertautan. ia sedang berperang batin, apa Hoseok harus mengatakannya atau tidak.

"Aku akan pergi." Yoongi berkata pelan, Hoseok menaikkan pandangan dan menatapnya dengan raut wajah terkejut.

"Aku harus menemani Jungkook ke Spanyol selama dua minggu." Yoongi memilih tak menatap Hoseok, matanya masih tertuju ke depan berkonsentrasi pada jalanan yang tidak terlalu macet.

"Aku tidak bisa menemanimu ke rumah sakit." Yoongi menginjak rem secara pelan, berhenti ketika lampu lalulintas berubah warna merah.

Pandangannya beralih menatap Hoseok.

"aku akan pergi sendiri." Hoseok berucap.

Yoongi terbelalak.
"Tidak, aku tidak mengizinkannya." Tukasnya. Ia menjalankan mobilnya kembali setelah lampu lalulintas berwarna hijau.

Hoseok terlihat menghela nafas lelah.

"Aku menyarankan agar kau mengatakan semuanya pada Taehyung atau Ayahmu, katakan semuanya agar kau tidak berada dalam masalah," Yoongi memberi nasihat, selain karena rasa khawatirnya, ini juga untuk kebaikan Hoseok. Tidak mungkin mereka akan memaksa Hoseok untuk membunuh anaknya sendiri hanya untuk menyelamatkan dirinya. Yoongi bahkan merasa bangga pada dirinya sendiri karena sanggup menyimpan rahasia ini dari orang lain, Jungkook tentu tidak masuk hitungan.

"Menurutmu apa yang akan mereka lakukan padaku? Tapi Yo, aku baik-baik saja, semua berjalan dengan lancar selama aku tetap melakukan cuci darah."

"Kau pikir aku percaya?" Yoongi berdecak. "Justru kau yang baik-baik saja membuatku tidak tenang."

"Kau berlebihan Yo, kau sendiri yang menemaniku ke rumah sakit, kau juga yang memilihkan dokter untukku, kau juga mendengar dengan jelas bagaimana kondisiku setiap harinya."

L I E  [VHOPE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang