“Hasil tes DNA sudah keluar, tuan Haruno.”
Adalah ucapan pertama yang keluar dari bibir Kakashi saat ia berbicara di awal acara sarapan pagi Kizashi dan Jun Woo. Ia mengeluarkan sebuah amplop berwarna putih dengan lambang rumah sakit di sudut.
Kizashi yang memang belum memulai acara makannya, mengangkat sebelah tangannya seolah meminta amplop tersebut untuk diserahkan padanya. Kakashi bergerak dengan cepat. Ia maju beberapa langkah, menyerahkan amplop putih tersebut sebelum kembali melangkah mundur. Berdiri di tempatnya semula.
Suara sobekan kertas mengudara dengan cepat. Kizashi membuka sebuah kertas dan membacanya. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya, membuat Jun Woo tidak bisa mengetahui apa isi kertas yang tengah dibaca oleh ayahnya. Pun Kakashi tidak dapat menerka dengan kesenyapan yang terjadi. Ia bahkan bertanya-tanya, mungkinkah nona Sakura bukan anak bosnya?
Kizashi melipat kertas tersebut dan kembali memasukkannya ke dalam amplop. “Pemantik,” ucapnya secara tiba-tiba.
Kakashi bergerak sigap. Ia mengeluarkan sebuah pemantik dari saku kemeja dan menyerahkannya pada Kizashi. Pria berambut hitam klimis itu menyalakan pemantik dan membakar kertas tersebut hingga menjadi debu.
“Perempuan itu benar anakmu, abeoji?” Walaupun nadanya bertanya, Jun Woo merasa bahwa kalimatnya hanyalah kata-kata untuk memastikan bahwa perkiraannya tepat.
Kizashi tidak mengiyakan. “Tugasmu selanjutnya seperti yang sudah kukatakan kemarin, Jun Woo.”
Menolak kembali seperti kemarin akan percuma. Ayahnya akan memastikan bahwa tugas ini benar-benar harus dipikul pundaknya sendiri. Jun Woo berdecak. Meski begitu, ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi tangan kanan pribadinya. “Lacak semua hal yang berkaitan dengan Akasuna Sakura. Pastikan memantaunya sepanjang waktu. Apapun yang ia lakukan, siapapun yang dia temui, dimanapun keberadaannya, kau harus melaporkannya padaku secara rutin setiap malam.”
“Namanya Uchiha Sakura,” komentar Kizashi ringan, dengan sedikit senyum di wajah yang terbiasa tegas. “Kurasa jaringan informasimu begitu lambat hingga tidak mengetahui bahwa adik perempuanmu baru saja menikah.”
Kakashi yang mendengar ucapan atasannya, menundukkan kepala seolah merasa bersalah. Jun Woo mengernyit. Kemarin malam ia sempat menanyakan pada Kakashi terkait informasi sederhana perihal nama perempuan tersebut. Akasuna Sakura adalah nama yang diberikan Kakashi padanya. “Lacak dengan nama Uchiha Sakura,” ia memperbaiki kata-katanya pada lawan bicara di ponselnya. “Bahkan hal sekecil apapun harus kau ketahui, termasuk pernikahannya. Aku tidak mau mendengar informasi yang tidak update,” ucapnya dengan tegas sebelum mematikan ponsel.
.
Dua minggu lebih sudah berlalu sejak acara makan malamnya dengan pasangan Namikaze. Sakura awalnya tidak tahu mengapa Itachi dan dirinya masih belum kembali ke Jepang. Padahal rencana bulan madu mereka hanya lima hari. Namun mendengar perkataan Kisame bahwa perusahaan Itachi tengah mengerjakan sebuah proyek besar di Korea dan tidak akan pulang dalam waktu dekat, membuat Sakura paham.
Sakura juga tampak berbeda dalam beberapa hari terakhir ini. Ia tidak lagi terlihat tertekan, mengingat Itachi yang memang belum pulang ke apartemen dikarenakan kesibukannya menangani proyek. Hal ini Kisame yang menjelaskan alasannya. Sakura tidak begitu memperdulikan selama Itachi tidak berada dalam jarak pandangnya. Sakura sadar bahwa saat ini ia tengah berusaha memupuk perasaan benci untuk suaminya sendiri, sebagai usaha menghapus perasaan cinta yang sebelumnya berkembang.
Seperti pagi ini, Sakura dengan santai menuju ruang makan untuk membuat sarapan pagi. Rutinitas ini sudah ia lakukan semenjak Kisame memberi informasi kalau Itachi masih tidak akan pulang ke apartemen beberapa minggu kedepan. Sakura mengernyit melihat bahan makanan yang mulai menipis. Ia menopang dagu sebelum sebuah senyum tipis menghiasi wajah cantiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING✓
Fanfiction"Jangan kau pikir pernikahan ini akan berakhir bahagia," adalah komentar Itachi saat memandangnya dengan tatapan penuh kebencian. Sakura tidak pernah tahu mengapa Itachi begitu membencinya. Pria itu berubah hanya dalam hitungan detik setelah mereka...