Rutinitas Sakura di pagi hari selalu diawali dengan membuatkan bekal untuk Itachi. Kemudian saat siang, ia akan dijemput oleh supir Hashirama yang mengantarkannya ke kantor Itachi. Makan bekal bersama calon suaminya untuk saling mengenal lebih jauh. Yang diakhiri pulang bersama saat sore sudah datang.
Terdengar membosankan, namun Sakura selalu menantikannya setiap saat. Setiap waktu yang berjalan, selalu terasa menyenangkan hingga ia lupa jika tanggal terus bergulir. Sakura nyaris tidak ingat bahwa tanggal pernikahannya sudah mulai mendekati hari H.
Ucapan neneknya di minggu pagi itu yang membuat Sakura sadar bahwa ia akan menikah dengan Itachi dalam waktu dekat. Neneknya berpesan, "Nanti siang jangan lupa untuk mencoba gaun pengantinmu, Sakura."
Sakura terpekur sesaat. Ia hampir lupa bahwa kedekatannya dengan Itachi dikarenakan mereka berdua akan menikah. Akhirnya Sakura mengangguk.
Siang itu Sakura dijemput oleh Itachi. Pria itu menatapnya sambil tersenyum di ruang tamu. "Berangkat sekarang?"
Pertanyaan itu dijawab dengan sebuah senyum kecil dan anggukkan kepala oleh Sakura. Mereka melangkahkan kaki bersama menuju pintu keluar setelah berpamitan pada Nenek Chiyo.
Sakura menatap bingung pada motor hitam besar di depan rumahnya. "Kakak naik motor?"
"Aku lebih suka naik motor, sejujurnya. Kamu tidak keberatan, bukan?"
Tentu saja Sakura tidak keberatan. Biasanya gadis itu memang selalu diboncengi oleh Sasori menggunakan sepeda motor. "Tentu tidak. Ayo cepat berangkat, kak!"
Lokasi fitting gaun pengantin lumayan jauh. Mereka menghabiskan waktu empat puluh menit untuk sampai di tempat tujuan. Pemilik toko segera menyambut kedatangan Sakura dan Itachi dengan wajah sumringah.
"Aku yakin gaun rancangan ku akan cocok denganmu, Sakura-chan. Kamu bahkan jauh lebih cantik dibandingkan cerita Hashirama," komentar wanita tersebut.
Sakura tersenyum malu mendengar pujian tersebut. Ia menerima gaun yang diberikan oleh wanita tersebut sebelum menghilang di balik kamar pas.
Itachi menunggu Sakura dengan sabar. Waktu yang dihabiskan gadis itu cukup lama hanya untuk memakai sebuah gaun. Meski begitu, Itachi tidak mengeluh. Kesabaran Itachi berbuah manis. Ia mendapati sosok Sakura yang berdiri di hadapannya dengan gaun putih panjang dan terlihat begitu cantik.
"Aku cantik ya, kak?" Sakura bertanya dengan maksud menggoda.
Itachi berdiri dari duduknya. Ia melangkahkan kaki dan berhenti tepat di hadapan gadis itu. Tangan besarnya mengelus pipi Sakura sebelum berujar, "Kamu sangat mempesona. Aku jadi tidak sabar untuk menikahimu dan memilikimu sepenuhnya."
Niat awal Sakura yang menggoda, justru malah dirinya yang memerah malu mendengar jawaban Itachi. Pria itu bahkan makin memperburuk dengan mendaratkan sebuah ciuman di bibir Sakura. Gadis itu jelas saja gelagapan. Ini ciuman kedua mereka di bibir setelah terakhir kali Itachi menciumnya dengan paksa di atas mobil.
Sakura mendorong bahu lebar Itachi. Gadis itu sadar bahwa mereka sedang di tempat umum. Itachi melepaskan ciumannya. Ia membiarkan Sakura meletakkan wajah di dadanya yang bidang. Itachi jelas paham bahwa wajah Sakura tengah merona hebat.
"Aku malu," ucapan lirih itu membuat Itachi terkekeh. "Kita sedang di tempat umum, kak."
"Jadi kalau tidak disini, kamu tidak akan malu?" Goda Itachi sambil menciumi puncak kepala Sakura.
Bola mata Sakura berputar sebelum menatap jengah calon suaminya. Dua minggu bersama Itachi jelas membuat Sakura semakin kebal dengan kata-kata calon suami yang selalu menggodanya. Wajah Sakura bahkan sudah tidak mudah memerah malu seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING✓
Fanfic"Jangan kau pikir pernikahan ini akan berakhir bahagia," adalah komentar Itachi saat memandangnya dengan tatapan penuh kebencian. Sakura tidak pernah tahu mengapa Itachi begitu membencinya. Pria itu berubah hanya dalam hitungan detik setelah mereka...