"Kau gila, Itachi," seru Kisame setelah membawa seorang dokter ke dalam kamar hotel atasannya menginap. Pria itu menggeleng tidak percaya dengan tindakan Itachi.
Itachi tidak marah dengan ucapan Kisame yang terdengar tidak sopan pada atasan. Pasalnya pria tersebut kini tengah berbicara sebagai seorang sahabat, bukan sebagai bawahannya.
"Aku tidak tahu apa isi kepalamu hingga main tangan dengan istrimu sendiri," komentar Kisame untuk kedua kali.
Itachi diam, tidak membalas kata-katanya. Kisame tidak tahu apakah pria tersebut menyesal atau bahkan malah tidak merasakan apapun setelah menganiaya istrinya.
"Bagaimana keadaan nyonya Sakura, nona Hye Mi?" Kisame bertanya dengan nada akrab ketika melihat Hye Mi menghampiri dirinya dan Itachi. Kisame jelas mengenal baik sosok dokter yang dipanggil, pasalnya dokter wanita ini merupakan salah satu teman dekat adiknya dulu.
Hye Mi menjawab pertanyaan Kisame dengan nada sopan. "Nyonya pingsan karena kelelahan. Sepertinya ia sedang ada pikiran karena kondisi tubuhnya agak lemah. Saya berikan resep vitamin untuk ditebus."
Kisame mengangguk. "Bagaimana dengan pipinya?" Ia bertanya karena tidak sengaja melihat bagian tersebut membengkak.
"Mohon agar dikompres saja untuk saat ini. Saya juga akan memberikan obat untuk pipinya yang lebam," jawab dokter tersebut. Ia undur diri setelah menyerahkan sebuah kertas berisikan resep pada Kisame.
Pria itu mengantarkan Hye Mi sampai ke lobi hotel sebelum kembali ke ruangan Itachi. Matanya tidak menemukan Itachi yang semula berada di ruang tengah. Ia mencari keberadaan atasannya tersebut sebelum mendapatinya tengah berdiri memandang Sakura yang terbaring di ranjang.
Pintu kamar memang tidak tertutup rapat sehingga Kisame dapat melihat hal tersebut. Ia mengetuk pintu sebelum melangkah masuk.
"Aku akan menebus obat untuk Sakura. Kau tetap disini atau kembali ke kantor?"
Hening. Tidak ada jawaban.
Kisame merasa kesal karena diacuhkan. "Buat apa kau menyesal sekarang? Bukankah ini yang kau mau? Menghancurkan anak dari wanita yang telah membuat hidupmu berantakan?"
Itachi bisa mendengar nada sinis yang terucap dari mulut tangan kanannya. Ia membalikkan badan, menatap pria tersebut. "Kita pulang sekarang. Siapkan penerbangan untuk aku dan Sakura saat ini juga."
Kisame melotot. "Kau gila? Kondisinya sedang tidak baik."
"Sakura bisa beristirahat di pesawat. Aku tidak mau bila laki-laki itu kembali mendatangi Sakura," jelas Itachi.
"Jadi, kau cemburu?"
Pertanyaan Kisame membuat Itachi mendelik. "Aku tidak suka bila mangsaku didekati orang lain. Bukan berarti aku cemburu. Jangan bertele-tele, Kisame. Siapkan saja apa yang aku perintahkan!"
Pria itu mendengus. "Tidak usah kembali ke Jepang. Pindahkan saja ke apartemenmu. Kau masih mencari tahu identitas orang yang menyembunyikan ibu Sakura, bukan?"
Itachi diam, tidak menyahut. Namun Kisame paham bahwa diamnya Itachi merupakan tanda bahwa pria itu menyetujui ucapan Kisame.
"Aku akan tebus obatnya dulu sebelum kita pergi," ucap Kisame sebelum meninggalkan ruangan kamar. Meninggalkan Itachi yang masih berdiri disana menatap istrinya. Matanya menerawang, entah memikirkan apa.
Helaan nafas terdengar sebelum ia mendudukkan dirinya di lantai. Tangannya mengelus pipi Sakura yang lebam. Gadis itu terusik, mungkin saja karena merasa perih akibat lukanya disentuh.
Itachi melihat Sakura dengan pandangan nanar. Tangannya berhenti mengelus luka gadis tersebut. Ia mendekati puncak kepala Sakura sebelum mengecupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING✓
Fanfiction"Jangan kau pikir pernikahan ini akan berakhir bahagia," adalah komentar Itachi saat memandangnya dengan tatapan penuh kebencian. Sakura tidak pernah tahu mengapa Itachi begitu membencinya. Pria itu berubah hanya dalam hitungan detik setelah mereka...