"Ayah aku punya permintaan..."
Tatapan penuh tanya menghiasi wajah Kizashi. "Sebutkan saja, putriku."
"Aku ingin pergi... sebentar saja untuk menenangkan pikiranku," ucap Sakura dengan suara penuh harap. "Tolong sampaikan pada Itachi bahwa aku akan menemuinya setelah pikiranku jernih nanti."
Kizashi menatap putrinya dengan raut wajah datar. "Jangan katakan bahwa kau tidak akan menceraikan suamimu, Sakura."
Sakura menggigit bibirnya. "Aku masih belum memutuskan," ia mengaku dengan jujur. "Aku akan memberikan jawaban setelah merasa kondisiku sudah lebih stabil untuk mengambil keputusan dengan kepala dingin. Aku tidak ingin keputusanku membawa penyesalan."
"Aku tidak mengizinkanmu pergi jika pada akhirnya kau kembali bersama suamimu, Sakura," penolakan Kizashi terdengar tegas. "Seseorang yang mencintaimu tidak akan pernah menyakitimu."
Sakura diam, tidak membantah. Meski begitu ia tidak seratus persen menyetujui ucapan ayahnya. Tidak pernah ada cinta yang tidak saling menyakiti, sekecil apapun itu. Bukankah ayah dan ibunya juga sama? "Ayah... ini adalah permohonan pertamaku padamu."
Kali ini Kizashi yang terdiam mendengar nada bicara Sakura yang memohon. Ia menatap putrinya sebelum mengelus pipinya dengan lembut. "Aku akan mengizinkanmu dengan syarat."
Kening Sakura mengernyit, tidak mengerti.
"Aku akan melempar gugatan cerai pada Itachi atas namamu, Sakura," ucap ayahnya dengan suara setenang air.
Sakura terpana. "Tapi, ayah... "
Penolakan itu diabaikan oleh Kizashi. Ia menambahkan, "Aku juga akan membuatmu berpindah dari satu negara ke negara lain untuk melihat perjuangan suamimu dalam menemukanmu jika kau memang ingin kembali bersamanya."
Namun ucapan Kizashi tidak berhenti sampai disana. "Pastikan bahwa kau tidak akan berusaha kembali untuk mencari suamimu dalam batas waktu yang kutentukan. Biarkan dia yang bergerak, bukan kamu, putriku."
Mulut Sakura membuka dan menutup. Tampak bimbang dengan syarat yang diajukan oleh ayahnya. Sakura hanya ingin menenangkan diri, namun ucapan ayahnya mengandung makna bahwa Sakura dibebaskan melarikan diri. "Aku harus memikirkannya."
"Keputusanmu sekarang, sayang," Kizashi menatap putrinya dengan penuh harap. Ia memohon dalam hati agar Sakura tidak pergi namun tetap bersedia untuk menceraikan suaminya.
Kalaupun Sakura tetap memilih pergi, Kizashi pastikan bahwa perceraian akan tetap menjadi akhir perjalanannya. "Jika kau tidak menyetujuinya hari ini, tidak akan ada penawaran kembali. Bukankah syarat yang kuberikan dapat membuatmu mengetahui seberapa besar suamimu akan berjuang mempertahankanmu?"
Kata-kata Kizashi terdengar sarat akan godaan. Sakura meremas selimutnya. "Bagaimana jika Itachi menandatangani gugatan cerai tersebut?" nadanya tampak kalut.
Kizashi meratapi anaknya yang tampak bodoh karena masih memiliki rasa cinta di hatinya. "Maka dia bukan laki-laki yang pantas untukmu. Dia tidak berjuang untuk memenangkan dirimu setelah melakukan banyak kesalahan, dan aku tidak butuh laki-laki seperti itu untuk mendampingi putriku."
"Bagaimana jika Itachi tidak mau bercerai dan tidak pernah berhasil menemukanku?" Lagi pertanyaan terucap dari bibir tipis Sakura.
"Maka dia tidak ditakdirkan untuk bertemu denganmu," Kizashi menjawabnya dengan nada tenang. "Kau akan menemukan laki-laki lain yang lebih hebat darinya di perjalananmu nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING✓
Fanfiction"Jangan kau pikir pernikahan ini akan berakhir bahagia," adalah komentar Itachi saat memandangnya dengan tatapan penuh kebencian. Sakura tidak pernah tahu mengapa Itachi begitu membencinya. Pria itu berubah hanya dalam hitungan detik setelah mereka...