Wedding #20

2.3K 190 98
                                    

Itachi melangkahkan kakinya dengan gontai di lorong rumah sakit setelah ajakannya untuk pulang bersama ditolak oleh Sakura. Ia jelas mengetahui bahwa sore ini Sakura sudah diizinkan keluar dari rumah sakit. Kisame yang sejak semula berjalan di belakang Itachi, menepuk pelan pundak sahabatnya.

"Sakura pasti memaafkanmu. Dia begitu mencintaimu, Itachi," Kisame berusaha menenangkan.

Gelengan kepala Itachi menjadi jawaban. "Aku tidak yakin. Kesalahanku kali ini terlalu besar, Kisame. Aku tidak hanya menyakiti fisik dan mentalnya. Aku bahkan..." Itachi merasa suaranya tercekat, "... membunuh darah dagingku sendiri."

Kisame tidak bisa menjawab. Ia sadar bahwa kesalahan Itachi kali ini sudah terlampau besar. Sejujurnya, Kisame bahkan tidak tahu apakah Sakura benar-benar akan menerima Itachi kembali dengan tangan terbuka. Wanita itu sudah jatuh begitu sakit sekarang.

Itachi tidak kembali ke apartemen ataupun kantor. Ia lebih memilih duduk di kursi taman rumah sakit, memperhatikan lingkungan sekitar dengan pandangan kosong. Kisame masih setia berdiri di belakang Itachi duduk.

"Aku menyesal," Itachi kembali bersuara dengan suara lirih. Namun ia sadar, penyesalannya begitu tidak berarti. Rasa sesal yang tidak akan membuat anaknya kembali.

Kisame menghela nafasnya, merasa prihatin dengan kondisi Itachi. Sayang sekali tidak ada satu hal yang bisa Kisame perbuat. Sakura bahkan menolak kedatangannya yang hanya seorang diri untuk menjenguk. Istri Itachi seakan membangun tembok tinggi untuk mencegah siapapun mempengaruhi keputusan yang sudah diambilnya.

Kalimat yang diucapkan Jun Woo beberapa hari lalu terlihat jelas mempengaruhi Itachi. Tidak seharusnya Itachi menyakiti dan berusaha menghancurkan Sakura. Tidak sepantasnya Sakura menanggung kebencian yang telah dipendamnya selama dua puluh lima tahun. Sakura bukan pembunuh keluarganya.

Sakura adalah wanita yang menjadi istrinya dan membuatnya tertarik serta jatuh hati. Wanita yang pada akhirnya ia rusak dengan kedua tangannya sendiri. Itachi selalu merasa luka hatinya semakin lebar setelah menyakiti istrinya.

Sayang, kebencian selalu membutakannya. Itachi terus menutup mata saat rasa perih itu muncul. Ingin rasa Itachi menyalahkan takdir yang begitu kejam mempermainkan mereka. Jika saja ibu Sakura tidak pernah membunuh keluarganya, Itachi pasti hidup bahagia dengan Sakura. Anak mereka akan lahir, membuat mereka menjadi keluarga kecil yang sempurna.

Itachi mengepalkan tangan. Biar begitu, Itachi juga bersalah karena ia sendiri yang meminta liburan pada ayah dan ibunya kala kecil dulu. Bukankah ia juga menjadi salah satu penyebab keluarganya meninggal?

Lamunan Itachi buyar oleh panggilan seorang pria yang tidak dikenalnya. "Itachi Uchiha, bukan?" Nada bertanya yang dipenuhi aura dingin dapat Itachi tangkap dengan jelas.

Itachi mengangguk membenarkan.

Belum sempat Itachi bertanya balik, pria tersebut kembali bersuara. "Ada yang ingin kubicarakan terkait istrimu. Bisa kita bicara di restoran depan rumah sakit?"

Itachi bahkan tidak bertanya bagaimana laki-laki tua di depannya mengetahui Sakura. Ia sudah melangkahkan kakinya, mengekor langkah pria tersebut. Kisame mengernyit heran, meski begitu ia tidak dapat mencegah Itachi karena atasannya sudah bergerak terlebih dulu.

Pria tersebut memilih duduk di pojok kafe, daerah smoking area. Sosok Kakashi muncul tiba-tiba dan berdiri di belakang pria tersebut. Ia berbisik di belakang telinga Kizashi, menyampaikan bahwa seluruh area kafe sudah direservasi sesuai perintah. Kizashi mengangguk tanda paham.

Kakashi kembali menegakkan tubuhnya, memandang Itachi dan Kisame dengan pandangan datar. Kisame yang selalu mencari tahu perihal sosok tersebut atas perintah Itachi jelas terkejut. Sosok yang masih sulit untuk diketahui identitasnya.

THE WEDDING✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang