THE WEDDING✓

Pojok Penulis

Bagi saya, menulis THE WEDDING termasuk cukup berat. Alasannya? Kalau kalian ingat, saya sempet nunda waktu rilisnya THE WEDDING. Memang waktu itu ada problem pribadi, tapi saat itu saya sekalian rombak 70an% keseluruhan cerita.

Awalnya bukan Ibu Sakura yang jadi dalang kecelakaan orang tua Itachi, tapi Sasori. Waktu itu saya niat mau bikin plot twist, bahwa Sasori juga dijebak sama paman tirinya sehingga kecelakaan itu terjadi.

Terus Sakura emang jadi orang yang sengaja Itachi sakitin. Alasannya sederhana. Itachi pengen Sasori ngerasain rasa hancur yang sama kayak dia yang ditinggal mati keluarganya. Ini plot konflik ceritanya dulu.

Sampai akhirnya Sakura hamil. Itachi kembali murka karena beberapa hari sebelumnya ia memergoki Sakura berada di kamar sepupunya. Ia tidak mau mengakui anak yang dikandung oleh Sakura sebagai anak kandungnya. Itachi yakin sekali bahwa anak itu bukanlah anaknya. Maka dari itu, Itachi semakin menyiksa Sakura. Hingga bayi Sakura nyaris keguguran akibat ulah Itachi. Sakura berpikir keras. Ia jelas tidak bisa memaafkan Itachi karena suaminya tersebut hampir membuat darah dagingnya meninggal.

Dulu saat buat garis besar konfliknya kayak gitu. Sakura hamil, tapi gak keguguran. Itachi juga tau kalo Sakura hamil, dan justru makin nekat nyiksa Sakura karna salah sangka.

Putus asa dan nekat, Sakura memilih meninggalkan Itachi. Saat itulah Itachi memahami, ia yang telah terbiasa dengan kehadiran Sakura mulai kehilangan istrinya tersebut. Itachi melacak keberadaan Sakura. Namun nihil. Sakura seolah menghilang dari muka bumi. Itachi bahkan menuduh Sasori ikut menyembunyikan istrinya untuk melindungi anaknya. Ia menuduh Sasori sudah menghamili istrinya.

Klimaksnya memang saya bikin Sakura pergi ninggalin Itachi. Jadi kalau klimaksnya ya ga berubah jauh sih. Cuman ada beberapa bagian yang ditambah.

Waktu itu, seminggu sebelum rilis saya sadar kalo terlalu mentingin plot twist malah bikin saya ga sreg sama ceritanya. Tapi saya udh terlanjur ngumbar teaser wkwk jadi ga mungkin saya cancel.

Akhirnya saya kepikiran, kenapa ga sekalian aja bikin, kalo Sakura emang satu-satunya orang yang bagi Itachi pantes nerima semua perlakuan buruknya.

Disitu saya mikir, berarti orang tua Sakura yang harus jadi dalang. Ibunya yang bikin Itachi dan keluarganya kecelakaan. Ayahnya yang sembunyiin kasus dan bikin Itachi makin semangat buat ngejar pembunuh keluarganya.

Dan taraaa! Jadilah THE WEDDING mengalami rombakan total. Terus saya mikir, akan lebih fair buat Itachi kalo dia kehilangan anaknya setelah nyakitin istrinya. Saya mikirnya, dia udah jahat. Enak banget kalo tiba-tiba dimaafin tapi ga kehilangan apa-apa.

Akhirnya saya bikin Sakura harus keguguran. Caranya gimana biar keguguran, saya ikutin alur setelah nulis ceritanya nanti wkwk. Trus saya mikir, latar belakang ayah Sakura harus kuat karna bikin Itachi ga berkutik buat bawa kasusnya ke pengadilan.

Nah, saya akhirnya kepikiran juga buat bikin ayah Sakura jadi back up yg nyembunyiin anaknya. Soalnya ga mungkin Sakura berhasil kabur tanpa Itachi bisa lacak, kecuali ada kekuatan yang lebih besar dari Itachi buat nutupin semua jejak. Begitulah akhirnya THE WEDDING disusun ulang konflik dan klimaksnya.

Trus awal cerita juga ga ada tokoh Jun Woo. Terus saya mikir dong. Ga mungkin orang besar kayak Kizashi ga punya keturunan laki-laki buat jadi penerusnya. Kemudian lahirlah tokoh Jun Woo. Disitu saya mikir, ibu Jun Woo harus udah ga ada pas Kizashi ngehamilin ibu Sakura. Dan kematian ibu Jun Woo bisa jadi alasan kenapa ibu Sakura harus pergi dari Seoul secepatnya.

Dari awal kehamilan ibu Sakura emang saya bikin ga ketahuan sama Kizashi. Jadi yang ini ga ada perombakan storyline.

Masalah Sakura yang pergi. Disitu saya mikir, gimana coba caranya Itachi bisa nemuin istrinya yang keberadaannya selalu ditutupi sama Kizashi. Saya ga mungkin bikin Kizashi ga berhasil menghalangi Itachi. Secara kan ya, dia aja berhasil menutup jejaknya dari Itachi selama dua puluh lima tahun tanpa ketahuan. Bakalan aneh kalo hal simpel buat nyembunyiin Sakura malah ketahuan.