Sakura segera beranjak ke kamar tepat pukul tiga pagi, bersamaan dengan suhu tubuh Itachi yang sudah lebih baik dari sebelumnya. Ia merebahkan tubuhnya di kasur sebelum menangis pilu.
Itachi mencintainya. Pria itu mengatakan bahwa ia sangat mencintainya. Berkali-kali kalimat tersebut dikatakan Itachi dalam tidurnya. Itachi bahkan mengucap maaf tiada henti. Bagaimana bisa Sakura tidak luluh?
Meski begitu, Sakura teringat akan kalimat selanjutnya yang membuatnya terdiam. Aku membenci ibumu, Sakura. Aku sangat membenci ibumu. Wanita sialan itu. Maafkan aku, Sakura. Aku menyakitimu.
Pikiran Sakura melayang. Itachi tidak pernah bertemu dengan ibunya. Sakura sudah menjadi piatu sejak usianya menyentuh angka sepuluh. Lalu, kapan Itachi pernah bertemu dengan ibunya? Mengapa ia begitu membenci ibunya?
Yang terpenting adalah tidak ada seorangpun yang tahu bahwa Mebuki merupakan ibu kandung Sakura. Hanya keluarga besar Akasuna yang mengetahui aib tersebut dan mereka jelas menyimpannya begitu rapat. Bahkan foto Mebuki tidak pernah terpampang lagi di kediaman Akasuna, membuat semakin banyak orang asing yang menyangka bahwa ayah Sasori adalah anak tunggal keluarga Akasuna.
Mendadak Sakura teringat malam pertama mereka tiba di Korea. Waktu itu ia mempertanyakan alasan mengapa bingkai foto ibunya pecah. Setelah itu sikap Itachi jelas berubah drastis terhadapnya.
"Astaga," Sakura terpekik. Ia mengingat dengan jelas. Setelah ia mengakui bahwa sosok dalam potret tersebut adalah ibunya, Itachi terdiam cukup lama dan menampilkan raut wajah tidak percaya. "Itachi mengenal ibuku melalui pigura yang aku bawa, dan aku yang dengan jelas mengatakan bahwa potret tersebut merupakan potret ibuku."
Mata Sakura melebar. Rasa kantuk nya lenyap, digantikan dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi antara Itachi dan ibu hingga ia begitu membenci ibu?"
Meski berpikir keras, Sakura tetap tidak menemukan alasan. Ia berbaring lelah di kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Beberapa menit kemudian, ia sudah jatuh tertidur tanpa disadarinya.
.
Perintah yang Jun Woo katakan di pagi buta segera dilaksanakan Neji dalam waktu singkat. Meski kini matahari baru saja terbit, Neji sudah kembali ke hadapan Jun Woo yang masih duduk di kursi kerjanya. Tampak tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya.
"Apa yang sudah kau temukan?" Jun Woo bertanya sambil melirik tangan kanan kepercayaannya. Setelah tengah malam mendengar igauan suami adiknya, Jun Woo memang segera memerintahkan Neji untuk mencari tahu makna dibalik kalimat yang terucap tersebut.
"Yoshida Itachi merupakan korban selamat dari peristiwa kecelakaan mobil yang dialami keluarganya dua puluh empat tahun yang lalu. Ia mengubah marganya menjadi Uchiha mengikuti marga ibunya sebelum menikah setelah berusia tujuh belas tahun," Neji membacakan laporannya dengan lambat.
Jun Woo tersenyum miris. Rupanya suami adiknya telah kehilangan sosok orang tua. Meski begitu, perasaan kasihan tidak pernah mampir di hatinya. Itachi jelas tidak akan mendapat belas kasih setelah menyakiti adik perempuannya.
"Nona Mebuki yang merupakan ibu kandung Sakura adalah pelaku yang membuat keluarga Itachi meninggal dunia," Neji kembali menyambung kalimatnya. "Tuan Kizashi yang mengirim Itachi ke Jepang atas permintaan nona Mebuki."
Kali ini kening Jun Woo berkerut. "Abeoji mengenal suami adikku?"
Neji terdiam. Ia tidak berani menjawab pertanyaan yang Jun Woo ajukan. Hal-hal terkait tuan Kizashi jelas berada di luar ranahnya. "Menurut pendapat saya, akan lebih baik bila tuan Jun Woo membicarakan hal ini dengan tuan Kizashi."
Jun Woo seperti mengalami sakit kepala mendadak. Ia berusaha menyimpulkan sedikit informasi yang disampaikan Neji barusan berdasarkan keterangan yang didapatnya dari Sakura melalui penyadap.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING✓
Fanfic"Jangan kau pikir pernikahan ini akan berakhir bahagia," adalah komentar Itachi saat memandangnya dengan tatapan penuh kebencian. Sakura tidak pernah tahu mengapa Itachi begitu membencinya. Pria itu berubah hanya dalam hitungan detik setelah mereka...