Raden Husain

587 26 0
                                    


Ranawijaya datang terlambat di pendopo keraton daha pagi ini,ternyata para pembesar kerajaan dan beberapa abdi keraton sudah duduk melingkar menanti kedatangan dirinya.
saat kakinya melangkah memasuki pendopo,semua yang ada disitu langsung menghormat kepadanya,dengan wajah tertunduk menghadap ke bawah lantai.
dia duduk di singgasana,dan semuanya masih tertunduk hormat,karena dia belum memberi perintah untuk selesai,dia angkat tangan kanannya keatas,dan para pembesar kerajaan dan juga abdi keraton sudah bisa menatap wajah raja muda tersebut.
tidak ada yang berbicara,mereka semua diam membisu,mereka bicara setelah Ranawijaya perintahkan untuk bicara.
satu persatu melihat yang lihat hadir di pendopo keraton pagi ini,terlihat semuanya hadir.
cuma ada satu orang yang wajahnya begitu asing bagi Ranawijaya dan ini kali pertama dia melihatnya,
usianya terlihat tidak terpaut jauh darinya,namun dari bentuk mukanya terlihat sangat jelas kalau dia bukanlah orang jawa.

"siapa dia?" tanya Ranawijaya pada semua orang yang hadir di pendopo.
"mohon ampun yang mulia,biarkan dia sendiri yang menjelaskan maksud kedatangannya" ucap Batara katong.
"baiklah,ayo katakan tujuanmu datang kesini dan siapa namamu?"
Sejenak dia diam,Ranawijaya melihat dia mulai berpikir untuk menyusun kata kata sebelum berbicara dengannya,mungkin dia nanti takut salah akan kata katanya.
"hamba raden Husain,dari swarnadwipa tuanku.maksud tujuan hamba kesini tidak lain dan tidak bukan ingin mengabdikan diri hamba pada majapahit"
Ranawijaya diam sejenak,dia amati  orang ini,tidak ada sesuatu yang menonjol kelihatannya dari dirinya.
tapi dari niatnya untuk mengabdi pada majapahit perlu untuk Ranawijaya pikirkan.
"apa yang kau bawa kesini?"
"sedikit ilmu dan sedikit kanuragan"
"boleh aku lihat kemampuanmu?"
"tentu yang mulia"
"Batara katong,kamu uji raden Husain ini,aku ingin tahu sampai sejauh mana kemampuannya"
"baik yang mulia raja"

Kedua orang ini lalu saling berhadap hadapan di halaman pendopo keraton daha.
Batara katong mencabut kerisnya,dan langsung menancapkan ke tanah,sementara raden Husain mengeluarkan tombak yang semenjak tadi tertutup oleh kain.
raden Husain juga melakukan hal yang sama dengan Batara katong,dia juga menancapkan tombaknya ke tanah.
tak lama kemudian,kedua orang tersebut juga melakukan hal yang sama.
keduanya menggosok gosokkan kaki kanannya ke tanah,tak lama kemudian,ke duanya mengangkat kaki dan menghentakkan ke tanah.
namun yang terjadi adalah,keris Batara katong tercabut dari tanah dan melayang ke atas,dengan cepat tangan Batara katong meraih kerisnya kembali.
"cukup....." teriak Ranawijaya.
dia tidak ingin salah satu diantara mereka terluka.
"cukup Batara katong,cukup raden Husain,ayo kita kembali ke dalam"
ajaknya.

Tidak ada yang meragukan kesaktian Batara katong,seluruh majapahit tahu,betapa sakitnya senopati yang satu ini.
namun raden Husain berhasil mengimbangi Batara katong,walaupun unjuk kekuatan keduanya cukup singkat.
namun itu sudah cukup memberi gambaran akan kesaktian raden Husain dengan senjata tombaknya tersebut.
"raden Husain,aku sudah lihat kemampuanmu,maka kau kuterima untuk mengabdi di majapahit"
"terima kasih yang mulia"
"aku perintahkan kau pergi ke wilayah yang menjadi pintu masuk kerajaan majapahit"
"dimanapun yang mulia raja perintahkan,hamba siap"
"besok,pergilah ke kadipaten terung,bawa banyak prajurit kau kumpulkan upeti desa desa disana"
"baik yang mulia"
semenjak dihancurkan oleh bhre Kertabhumi,kadipaten terung hingga kini belum memiliki seorang adipati.
dengan adanya raden Husain yang ditempatkan disana,Ranawijaya berharap dia bisa menjaga pintu masuk majapahit dari serangan kerajaan lain.

Majapahit 1478-1527  Arya SomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang