Menuju Wengker

320 19 0
                                    


Arya soma terdiam,dia amati beberapa orang prajurit yang masuk ke halaman pondok pesantren Hasan ali tersebut.
dia merasa pernah mengenal wajah orang yang menunggangi kuda tersebut,tapi dimana?,tanya Arya soma dalam hati.
Arya jagalpati,itulah nama yang diingat Arya soma pada penunggang kuda tersebut.
dia ingat wajah Arya jagalpati karena waktu itu bersama ayahnya,Dharma.
tapi Arya jagalpati tidak mengenal Arya soma.
yang langsung menjadi pertanyaan Arya soma adalah,bagaimana mungkin,Arya jagalpati adalah prajurit majapahit,tapi kenapa bisa menjadi prajurit demak.
merasa bingung dengan pikirannya sendiri,Arya soma terkejut dengan sebuah pertanyaan yang diarahkan kepadanya.
"hey..anak ingusan,bisa apa kamu sehingga menjadi guru para santri disini?" tanya Arya jagalpati.
"saya cuma punya sedikit kemampuan tuan"
"kenapa bisa jadi guru..,ayo kamu maju coba dia" bentak Arya jagalpati dan juga perintahkan seorang prajuritnya untuk maju mencoba kemampuan Arya soma.
dengan penuh keyakinan prajurit tersebut maju kedepan.
"ayo serang aku" pintanya.
Arya soma diam,ada rasa sungkan pada dirinya.
"majulah..tunjukkan apa yang kau bisa" pinta Hasan ali.
merasa mendapatkan restu dari gurunya,Arya soma langsung maju ke depan pula.
merasa lawan anak yang masih ingusan,prajurit tersebut asal asalan menyerang Arya soma.
dengan mudah Arya soma menghindari serangan tersebut,dan langsung balas menyerang.
namun balasan itu cukup mengejutkan bagi yang melihatnya,karena sebuah tendangan keras Arya soma mendarat telak pada muka prajurit tersebut dan jatuh tersungkur tidak mampu bangkit kembali.
"cukup..." ucap Arya jagalpati.
"ustadz Hasan ali,aku minta mereka menjadi prajurit demak" lanjutnya,dan pergi meninggalkan pondok pesantren Hasan ali.

Demak pada akhirnya menuruti permintaan Ki ageng mirah untuk mengerahkan prajurit menyerang wengker.
namun untuk mempercepat gerakan mereka menuju wengker,maka pihak demak memutuskan prajurit dari sekitaran giri kedaton yang akan dikerahkan.
sebagai prajurit baru,Arya Soma tidak pernah menyangka bisa secepat ini untuk pergi berperang.
ini adalah pengalaman kali pertama dalam hidupnya,ada rasa was was dalam hati.
sepanjang perjalanan hatinya gelisah,bagaimana nanti menghadapi musuh dan membunuhnya.
bagaimanapun juga dia belum pernah membunuh seseorang,namun kali ini dia harus membunuh,kalau tidak.
maka sudah bisa dipastikan,dia yang akan terbunuh.
dia bersama sejumlah prajurit naik perahu menyusuri sungai mas,terlihat kesunyian pada sungai ini,sudah sangat jarang lalu lalang perahu yang dia jumpai.
saat tiba di kadipaten terung,dia langsung teringat ayahnya,hatinya bertanya,apa ayahnya masih hidup atau sudah meninggal.
karena dari berita yang dia dengar,kadipaten terung sudah tidak ada lagi usai dikalahkan demak.
perjalanan kian jauh,kini telah mencapai pelabuhan canggu.
sudah tidak terlihat lagi hiruk pikuk sebuah pelabuhan disini,suasananya terlihat sepi dan sangat sedikit perahu yang ada disitu,dan bisa dihitung dengan jari.
usai melewati kota raja majapahit lama,perahu perahu para prajurit tersebut menepi,dan terlihat sudah ada puluhan orang menanti kedatangan mereka.
dalam rombongan orang yang menanti kedatangan mereka,ada sosok seseorang yang wajahnya juga dikenal oleh Arya soma.
"bukankah itu tuan senopati Batara katong" ucap Arya Soma dalam hati.
tapi dia tidak mengenal orang yang ada disamping Batara katong.
ketika rombongan itu bertemu,Arya jagalpati langsung memberi hormat kepada mereka.
"mohon ampun tuan senopati Batara katong,ada angin apa yang membuat anda memihak kepada demak?"
"kamu tidak perlu tanya itu jagalpati,karena jawabannya akan sama dengan kamu" jawab senopati Batara katong.

Majapahit 1478-1527  Arya SomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang