Pagi yang cerah,tidak setitik awanpun menutupi sinar matahari pagi ini.
raden Husain dengan diiringi sekitar dua ratus prajurit pergi meninggalkan kota raja majapahit di daha untuk menuju ke kadipaten terung.
oleh raja Ranawijaya dia ditempatkan sebagai pecut tandha atau penarik upeti bagi desa desa sekitar kadipaten terung.
sementara kadipaten terung sendiri tidak memiliki adipati,semenjak diserang oleh bhre Kertabhumi.Arya soma masih sibuk dengan sabitnya,dia memotong rumput rumput yang menghalangi aliran air ke sawahnya.
sementara sang ayah juga tidak kalah sibuknya,dia mencangkul beberapa bagian tanah yang perlu diratakan.
bagi Dharma ini adalah kehidupan yang menjadi rutinitas setiap hari.
dia sudah melupakan hal hal yang bersifat keprajuritan.
tapi dia ingin agar anaknya menentukan sendiri jalan hidupnya.
sebagai orang tua dia cuma mengarahkan dan mengawasi,tapi jalan hidup anaknya dia yang akan tentukan sendiri."ayah...,ada rombongan prajurit"
teriak Arya soma sambil menunjuk serombongan prajurit majapahit yang lewat.
sejenak Dharma menatap kearah rombongan prajurit tersebut,namun dia kembali melakukan pekerjaannya seolah acuh tak acuh dengan apa yang lewat tidak jauh dari dirinya.
Arya soma merasa heran dengan sikap ayahnya tersebut,timbul rasa penasaran pada dirinya untuk mendekati rombongan prajurit tersebut.
Dharma sama sekali tidak menyangka dengan apa yang anaknya lakukan,dia langsung menghampiri anaknya tersebut.
"salam hormat tuan" ucap Dharma memberi hormat kepada seorang pria berpakaian serba putih dan menunggang kuda di barisan terdepan para prajurit.
"siapa remaja ini?"
"dia putra hamba Arya Soma"
bagi masyarakat majapahit nama arya identik dengan ksatria kerajaan.
mendengar Dharma menyebut nama arya,sontak seorang prajurit langsung nyeletuk.
"anak petani bernama arya" ucapnya.
"nama anda siapa kisanak"
"saya arya Dharma"
lalu prajurit di belakang itu kembali nyeletuk.
"aneh,bapak sama anak pakai nama arya,padahal petani" ujarnya lagi.
Arya jagalpati yang disebelah raden Husain sontak bersuara.
"diam kau prajurit" ucapnya sambil tangannya menunjuk kearah prajurit tersebut.
lalu dia turun dari kudanya dan memberi hormat kepada Dharma.
apa yang Arya jagalpati lakukan ini ternyata diikuti oleh beberapa prajurit penunggang kuda.
"mohon maaf atas ucapan yang tidak pantas dari prajurit kami tuan Dharma" ucap Arya jagalpati.
"tidak apa apa tuan....."
"saya Arya jagalpati"
"oh....."
"sini kau prajurit,segera minta maaf pada tuan arya Dharma" perintah Arya jagalpati kepada prajurit yang tadi mengeluarkan kata kata yang tidak pantas.
penuh rasa heran dan tanda tanya dia akhirnya minta maaf pada Dharma.
sebenarnya semua rombongan prajurit majapahit ini tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Dharma,kecuali Arya jagalpati.
"tuan Arya jagalpati,siapa kisanak ini sebenarnya?" tanya raden Husain.
lalu Arya jagalpati menceritakan semua tentang Dharma dan juga orang tuanya Panji raka jaya.
setelah mendengarkan semua cerita Arya jagalpati,para prajurit dan raden Husain tahu siapa sebenarnya yang kini ada di hadapannya.
"tuan Dharma,saya undang anda untuk datang ke pendopo kadipaten terung esok hari" pinta raden Husain.
"saya akan datang raden Husain"
"terima kasih tuan Dharma,saya pamit dulu"
"silahkan raden Husain"Arya Soma tidak bisa menutupi kekecewaannya pada ayahnya tersebut,dia menganggap jika selama ini ayahnya telah berbohong kepadanya.
selama ini Dharma memang tidak pernah menceritakan siapa sebenarnya buyut,kakek dan ayahnya sendiri.
dia berusaha mengubur dalam dalam masa lalunya,hingga anaknya sendiri tidak juga tidak dia beritahu masa lalunya.
kini anaknya telah mengetahui jati diri orang tuanya tersebut,dan dia meminta sang ayah kembali seperti yang dulu.
"kakek punya nama besar,kenapa ayah tidak berusaha meneruskan nama besarnya"
"kau belum tahu kehidupan istana anakku"
"ayah aku ingin menjadi seperti kakek"
"atas dasar apa kau ingin seperti kakekmu?"
"kemasyuran,nama besar dan dihormati"
"lupakan itu anakku,kakekmu tidak seperti itu"
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Majapahit 1478-1527 Arya Soma
Historical Fiction1478 Ranawijaya berhasil menggulingkan kekuasaan bhre Kertabhumi,kemudian memindahkan kota raja majapahit ke daha. sebagai raja majapahit,sejumlah tantangan besar harus dia hadapi dari mulai berkembangnya agama islam dan juga kerajaan demak. cita ci...