My Last|02

8.1K 438 20
                                    

CERITA INI SUDAH DI REVISI, JIKA MASIH ADA TYPO ATAU ADANYA KATA-KATA YANG TIDAK NYAMBUNG, MOHON UNTUK DIBERITAHUKAN KEMBALI
.

.

.

.

.

Orion membuka pintu sebuah ruangan dan masuk ke dalamnya, maniknya memperhatikan setiap sudut ruangan yang tampak rapi itu dengan hati-hati.

"Selamat datang Tuan Orion." Sambut seorang pria, dia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Orion, dan tanpa ragu, Orion membalas uluran tangan sang Psikiater tersebut

"Saya Jhon White, Psikiater yang akan membantu anda." Jhon memperkenalkan dirinya.

"Saya mohon bantuannya Dokter Jhon." Ucap Orion.

Orion duduk di sebuah sofa yang saling berhadapan dengan Dokter Jhon ketika ia telah dipersilahkan untuk duduk. Manner adalah yang utama bagi Orion.

"Baiklah, sekarang kita mulai sesi tanya jawabnya." Ucap Dokter Jhon memulai pekerjaannya. Orion menjawabnya dengan anggukan.

"Silahkan untuk menceritakan keluhanmu."

"Pertama-tama, saya ingin bertanya kepada anda, apakah anda sudah mengetahui siapa saya?" Tanya Orion memberi rasa curiga terhadap Dokter Jhon, dia tidak boleh dengan mudah mempercayai seseorang saat ini, mengingat kejadian tidak mengenakkan yang pernah dia alami.

Mendengar pertanyaan Orion, Dokter Jhon lantas memperbaiki letak kacamata yang ia kenakan, kemudian maniknya menatap serius pada Orion, kemudian mengangguk.

"Saya sudah tahu semua tentang anda dari Jegar. Anda bisa mempercayai saya." Ucap Dokter Jhon, Orion memang memerintahkan Jegar untuk mencarikannya seorang Psikiater tadi pagi dan Jegar secara langsung menyarankan Dokter Jhon yang adalah seorang teman lama. Sekalipun Dokter Jhon adalah teman lama Jegar, Orion masih tetap harus menaruh curiga terhadapnya. Karena kedepannya, Dokter Jhon akan mengetahui semuanya tentang Orion. Baik kehebatan maupun kelemahan.

"Baiklah, saya akan mencoba untuk mempercayai anda." Ucap Orion. Ia menyandarkan bahunya pada punggung sofa, mencoba untuk lebih rileks.

"Selama setahun penuh, saya mengalami mimpi buruk secara terus-menerus." Orion memulai ceritanya, Dokter Jhon tampak mendengarkan dengan penuh kehati-hatian sambil sesekali menuliskan sesuatu di buku kecilnya.

"Mimpi buruk tentang apa?" Tanya Dokter Jhon.

"Tentang kekasih saya yang sudah lama meninggal...saya selalu memimpikan tentang bagaimana dia mati tertembak dan selalu meminta tolong padaku."

"Apakah dimimpi anda itu, ada orang lain selain anda dan kekasih anda?"

Orion menggeleng, "tidak, hanya ada aku dan dia, dan juga dimimpi itu.. semua tempat di sekeliling kami sangat gelap, tidak ada benda-benda lain di sana."

"Dimimpi itu, apakah anda mencoba untuk menolongnya?"

Orion mengangguk, "ya..aku mencoba untuk menolongnya, tapi kakiku sangat sulit untuk digerakkan, tubuhku terasa sangat berat."

"Apakah kekasih anda meminta tolong ketika ia akan ditembak atau setelah tertembak?"

"Dia meminta tolong setelah tertembak."

"Saya mengerti, lalu apakah anda memiliki keluhan lainnya?"

"Ada..beberapa bulan terakhir ini, saya juga selalu bermimpi tentang teman saya yang hampir meninggal saat terjadi perkelahian antar geng mafia yang lainnya."

My Last|PROSES REVISI|Where stories live. Discover now