CERITA INI SUDAH DI REVISI, JIKA MASIH ADA TYPO ATAU ADANYA KATA-KATA YANG TIDAK NYAMBUNG, MOHON UNTUK DIBERITAHUKAN KEMBALI
..
.
.
.
Ren menciumi wajah Nathan disegala sisi, kemudian mengangkat tubuh yang sudah terkapar lemas itu setelah pelepasannya barusan. Tidak mungkin Ren membiarkan Nathan tersayangnya untuk tidur di tempat kotor dan basah seperti itu. Bagaimanapun juga, Ren masih memiliki sisi baik di dirinya, meskipun hanya setitik. Dan alasan lainnya, dia ingin tidur berdua dengan Nathan, seperti sepasang kekasih yang saling mencinta pada umumnya.
Kakinya melangkah melewati pintu ruangan itu. Berjalan lurus menuju kamar pribadinya dan yah...mungkin akan menjadi kamar bersama dengan Nathan untuk kedepannya.
"Apa dia sudah mati?" Sahut seseorang bersuara bariton dari arah belakangnya.
Ren segera berbalik, wajahnya tampak berseri dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. Kei yang melihat hal itu lantas merasa jijik.
"Kau menyakiti perasaanku Kei, bagaimana mungkin aku membunuh orang yang kusayangi? Yah...meskipun aku memang memiliki rencana untuk itu jika dia masih bersikap semenyebalkan dulu."
"Kau memang gila Ren."
"Well, ku akui kali ini kau benar. Selamat malam Kei." Ucap Ren santai kemudian kembali melangkah pergi.
Kei menghela napasnya panjang-panjang. Perasaannya berkecamuk kala melihat wajah pingsan Nathan yang berada di dalam gendongan Ren. Ada rasa kasihan di dalam hatinya dan ada rasa amarah juga yang tertanam pada rekan satu mafianya itu.
Beberapa jam yang lalu, dia baru saja mendapatkan info jika supir kepercayaannya memilih untuk berkhianat demi uang senilai 200 juta. Dan pelaku utama dibalik pengkhianatan sang supir tersebut adalah Ren. Bukan hanya itu saja kejahatan yang Ren lakukan dalam satu hari ini. Kei akhirnya mengetahui, jika Ren bekerjasama dengan para bawahan mereka untuk tidak membunuh Orion dan bahkan sekarang, Len berada di kediaman Orion.
Pandangan Kei berubah dingin kala menatap punggung Ren yang berjalan semakin jauh darinya. Kei tahu jika Ren tengah menjalankan sebuah rencana. Rencana yang bisa saja menguntungkan Kei atau bahkan sebaliknya.
Kei mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Dia benar-benar sedang berada di jalan buntu sekarang. Dia tidak bisa bergerak maju untuk melawan Ren, mengingat jika hampir seluruh bawahan mereka telah berpihak pada Ren sekarang. Dan yang lebih membuatnya semakin frustasi adalah, Len berada di pihak Orion. Akan sulit untuk kembali mendapatkan Len, karena Kei tahu, Orion akan melakukan apapun untuk tidak menyerahkan Len.
"Tuan..." Satu suara berhasil menginterupsi keheningan lorong lantai dua rumah itu. Kei berbalik guna menatap pria yang berdiri dibelakangnya itu.
"Apa kau mendapat informasi baru?" Tanya kei.
"Betul tuan, tapi anda harus mengikuti saya." Ucap pria itu.
Kei mengangkat sebelah alisnya, kemudian memilih untuk menurut saja.
Pria itu melangkah mendahului Kei. Dan Kei sangat tahu kemana pria itu akan membawanya. Ke gudang rahasia yang hanya dirinya dan orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya. Bahkan Ren pun tidak tahu akan adanya tempat itu di kediaman mereka. Setidaknya untuk sekarang.
Kei duduk di sebuah kursi miliknya sesaat mereka sampai di ruangan itu.
"Apa yang kau dapatkan Derek?" Tanya Kei dengan tenang pada Derek, pria yang tadi membawanya ke ruangan itu.
YOU ARE READING
My Last|PROSES REVISI|
Romance[21+] [Warning!!] [#Cerita ini banyak mengandung adegan sex!! #tidak cocok dibaca oleh anak-anak berumur 17 tahun kebawah #kalau masih nekat, konsekuensinya ditanggung sendiri #BOY♡BOY/Homo] SEQUEL FROM (MY BOSS NEED ME) Orion adalah Luka, sementa...