My Last|27

3.1K 296 30
                                    

CERITA INI SUDAH DI REVISI, JIKA MASIH ADA TYPO ATAU ADANYA KATA-KATA YANG TIDAK NYAMBUNG, MOHON UNTUK DIBERITAHUKAN KEMBALI
.

.

.

.

.


Orion menutup pintu mobil yang sengaja Kei bukakan untuk Arlen dengan kasar. Ia segera menarik Arlen untuk menjauh dari Kei, masih belum menyerah untuk merebut pemuda manis itu dari pria seperti Kei. Arlen hanya bisa menatap Orion dengan nanar.

"Ayo kita pergi, kau tidak layak tinggal bersama orang itu." Orion menatap Arlen dengan penuh keseriusan, ia menarik pergelangan Arlen untuk segera menjauh dari tempat itu.

Tidak seperti sebelumnya, Kei hanya diam berdiri di sebelah mobil yang sengaja ia parkirkan cukup jauh dari parkiran umum yang disediakan oleh pihak planetarium. Kemudian tersenyum simpul.

Arlen menoleh ke belakang, tempat Kei berdiri dengan alis yang saling bertautan. Ia tidak menyangka jika Kei dapat setenang itu ketika dirinya akan dibawa pergi oleh pria lain.

"Orion...tunggu, bagaimana dengan kekasihmu?" Arlen bertanya, ada kerisauan di dalam hatinya, baik mengenai Nathan maupun mengenai perubahan sikap Kei. Ada sesuatu yang tengah Kei rencanakan, ia tahu itu tanpa harus diberi tahu.

"Dia akan baik-baik saja.." ucap Orion tanpa menghentikan langkahnya.

Namun secara tiba-tiba, pria itu berhenti, tubuhnya membungkuk dengan tangan menyentuh ceruk lehernya. Ia mengambil sesuatu yang tertancap di kulit lehernya tersebut, peluru bius. Shit! Orion mengumpat, tangannya melemparkan peluru bius itu.

Mata Arlen membulat, dia panik ketika Orion berlutut kemudian jatuh pingsan.

"Orion! Orion! Wake up!" Arlen mengguncang-guncangkan tubuh Orion, namun tak ada hasil. Orion masih menutup matanya dengan rapat.

Arlen menoleh ke belakang, Kei sudah melangkahkan kakinya mendekat. Pria bertubuh tegap itu tidak melangkah sendiri, ada dua orang pria lainnya yang ikut bersamanya.

"Kei..." Arlen bergumam dengan suara yang bergetar, tidak menyangka jika hari yang seharusnya berlalu dengan spesial untuknya berubah seketika.

Kei menarik pergelangan Arlen, membuat pria yang lebih kecil darinya spontan berdiri.

"Ayo kita pulang."

"Orion..."

Tak ada kata-kata yang ingin Kei ucapkan, dia menarik pergelangan Arlen untuk segera masuk ke dalam mobil. Untuk Orion, dia menyerahkan pria itu pada anak buahnya.

"Kei..apa yang akan kau lakukan pada Orion?" Arlen bertanya, masih tak ada jawaban, antara Kei yang terlalu sibuk membuka pintu untuk Arlen sehingga tak punya waktu untuk menjawab, atau dia tidak ingin membahas masalah itu dengan Arlen.

Arlen enggan untuk masuk, sebaliknya, ia melirik ke arah Orion yang sudah diangkat tubuhnya oleh dua orang anak buah Kei.

"Mau ke mana kalian membawanya?!" Arlen melayangkan protesnya, ia berjalan dengan langkah panjang, membuat kedua anak buah itu berhenti dan menoleh ke arahnya.

"LEN! MASUK!"

Kaki Arlen terhenti seakan berhasil ditarik oleh gravitasi bumi. Ia menoleh dengan wajah yang berubah pucat, menyadari jika Kei marah padanya. Tapi apa kesalahan yang telah ia perbuat? Seharusnya yang marah saat ini adalah dirinya. Hari spesialnya berubah menjadi hari yang buruk.

My Last|PROSES REVISI|Where stories live. Discover now