My Last|17

4K 356 26
                                    

CERITA INI SUDAH DI REVISI, JIKA MASIH ADA TYPO ATAU ADANYA KATA-KATA YANG TIDAK NYAMBUNG, MOHON UNTUK DIBERITAHUKAN KEMBALI
.

.

.

.

.

"Rion..aku lapar.." ucap Nathan di pagi hari sedetik setelah ia terbangun dari tidurnya. Melihat tidak ada pergerakan apapun dari Orion, membuat Nathan berinisiatif untuk menaiki tubuh pria yang tengah tertidur tengkurap itu. Nathan meletakkan kepalanya pada punggung bidang itu, sambil sesekali mengusap-usap rambut kekasihnya yang masih pulas.

Tempat tidur yang semula terpisah, kini menjadi satu. Nathan tidak mengizinkan Orion beranjak dari sebelahnya sejak kemarin malam. Dirinya bahkan memaksa Orion untuk tidur sempit-sempitan dengannya di single bed itu. Melihat kesempatan yang bagus ini, mustahil bagi Orion untuk menolak, dan di sinilah dia, tidurnya menjadi sangat nyenyak dengan mimpi buruk yang berangsur menghilang.

"Rionnn..bangunnn!!"

Nathan kembali mengguncang-guncang kepala Orion tidak sabaran, berharap pria itu terbangun dan segera membawanya ke ruang makan. Perutnya sangat kelaparan sekarang. Apa dia tidak mengerti?

"Ck! Apa kau ini putri tidur? Siapa yang berani memberi racun tidur pada pria seperti mu?" Nathan mengeluarkan rutukan sejenak, kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah Orion dan memberikan kecupan sekilas pada bibir itu. Sedetik kemudian, pelupuk mata Orion terbuka lebar di ikuti dengan tarikan melengkung pada kedua ujung bibirnya.

Sebenarnya Orion sudah terbangun sejak Nathan memanggil namanya dan mengeluh lapar padanya. Namun melihat sikap Nathan yang berubah dalam sehari membuat Orion memanfaatkan kesempatan itu. Orion tidak tahu apa yang mendasari Nathan mengubah sikapnya yang semula pemalu menjadi manja seperti ini, atau..apakah itu memang sikap Nathan yang sebenarnya?

Orion mengubah posisi tidurnya menjadi terduduk, di atas pangkuannya Nathan sudah mengambil posisi duduk di atas paha Orion. Ia juga melingkarkan tangannya pada leher pria itu, mengundang senyum penuh kepuasan pria yang ia gelantungi.

"Apa kau sudah sangat lapar?" Tanya Orion sambil sesekali menghirup aroma tubuh dari ceruk leher Nathan.

Nathan hanya mengangguk.

"Baiklah, mari kita makan." Orion mengangkat tubuh Nathan yang masih tidak mau beranjak dari atas tubuhnya. Kaki Nathan kini melingkar pada pinggang kekasihnya itu, sementara sebelah tangan Orion menahan bokong dan sebelahnya lagi memegangi punggung Nathan. Menggendong pria kecilnya itu ala koala style. Padahal Orion sudah meminta Nathan untuk berjalan saja, tapi pemuda itu malah menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Orion.

Nathan yang digendong  membenamkan wajahnya pada pundak Orion, indra penciumannya juga tidak luput menerima aroma maskulin tubuh pria itu. Ah~sangat menenangkan.

'kau adalah kelemahan dan kekuatanku, aku akan lemah tanpamu dan akan menjadi kuat karenamu.' Kata-kata yang Orion lontarkan kemarin siang saat berlatih pedang, kembali terputar di benak Nathan. Kata-kata itu juga berlaku pada Nathan untuk Orion. Karena Orion adalah kelemahan dan kekuatannya juga. Maka dari itu, dia akan melindungi Orion agar dia tidak kehilangannya dan harus menjadi kuat juga untuknya. Nathan tidak akan meragukan Orion lagi.

Sekalipun Ren adalah orang yang bengis, tapi Orion adalah pria yang kuat karena dia memiliki Nathan dan begitu juga sebaliknya.

"Sekarang turunlah."

Orion menarik kursi untuk Nathan duduki, tapi pria yang saat ini tetap setia menggantung di tubuhnya tidak memiliki tanda-tanda akan berpindah tempat.

My Last|PROSES REVISI|Where stories live. Discover now