CERITA INI SUDAH DI REVISI, JIKA MASIH ADA TYPO ATAU ADANYA KATA-KATA YANG TIDAK NYAMBUNG, MOHON UNTUK DIBERITAHUKAN KEMBALI
..
.
.
.
Nathan merutuki dirinya, seharusnya ia tidak seterkejut itu lagi, ini bukanlah kali pertama dia bertemu dengan Ren di waktu yang dekat. Seharusnya dia sudah mempersiapkan dirinya untuk kehadiran pria itu di dalam hidupnya kembali. Dia sudah melihat keberadaan Ren ketika berada di pertunjukan lumba-lumba di sea world yang tidak lama ini Orion dan Nathan kunjungi. Rasanya dia masih belum mempercayainya. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Semuanya berlangsung begitu cepat. Tapi satu yang pasti, ini semua adalah kesalahannya. Jika saja hari itu dia lebih memilih untuk bersikap tidak peduli pada seorang pria yang tidak ia kenali itu, maka semua ini tidak akan terjadi. Maka Ren tidak akan masuk dalam kehidupannya.
[Flashback]
Nathan memegangi perutnya yang sudah berbunyi tak karuan. Padahal jam istirahat masih cukup lama. Dia benar-benar tidak dapat fokus dengan apa yang diajarkan oleh guru sejarahnya yang menceritakan kilas balik kejadian perang dunia 1 dan 2.
Di keadaan genting seperti ini, sebuah ide masuk ke dalam otaknya yang tidak seberapa itu. Sejenak ia melirik teman laki-lakinya yang berada tepat di meja sebelahnya yang ternyata sudah tertidur pulas. Beruntung mereka duduk di bangku paling belakang, sangat jarang aksinya itu diketahui oleh para guru. Apalagi guru yang pemalas seperti guru sejarah mereka, yang tidak mau barang sekali pun berkunjung ke bangku paling belakang. Dan itu adalah keberuntungan bagi murid bangku paling belakang.
Nathan mencolek-colek lengan atas pria sebelahnya itu sampai ia terbangun. Pria itu menatap Nathan dengan penuh tanya.
Sebuah kertas ia terima dari Nathan, lantas membuatnya berdecak malas, kemudian memabaca isinya.
"Kantin yok, laparrrr"
Setelah membaca pesan singkat itu, pria itu mengambil penanya, kemudian menuliskan sesuatu sebagai balasan di baliknya.
Nathan sudah menerima lipatan kertas balasan yang hanya tertulis satu huruf di dalamnya "G", senyumnya yang semula merekah berubah dengan cepat. Ia melirik teman sebelahnya itu yang ternyata sudah kembali tertidur. Nathan hanya bisa menghelakan napasnya.
Sebenarnya dia memiliki satu teman lagi, tapi yang satu ini duduk di bangku paling depan, sangat beresiko baginya untuk mengirimkan pesan bergilir. Seandainya ponselnya tidak di tahan sebelum jam pelajaran, sudah pasti aksi bolos 1 mata pelajarannya ini berjalan lancar.
Nathan tidak merasa keberatan jika harus pergi ke kantin sendirian, tapi rasanya kurang menyenangkan jika tidak memiliki teman untuk sekedar diajak mengobrol atau sekedar untuk di hukum bersama-sama jika ketahuan. Lagi-lagi Nathan menghelakan napasnya. Sudahlah, dia tidak perduli lagi harus pergi bersama temannya atau sendirian, dia sangat lapar sekarang.
Nathan berdiri, sontak mengundang perhatian dari guru wanita yang semula masih sibuk bercerita itu.
"Ada apa?!" Tanya guru itu dengan nyalak.
"Saya izin ke toilet bu, perut saya sakit. Saya mau buang air besar." Nathan berucap sembari memegangi perutnya. Ia berakting dengan totalitas untuk mendapatkan minimal anggukan dari guru itu.
YOU ARE READING
My Last|PROSES REVISI|
Romance[21+] [Warning!!] [#Cerita ini banyak mengandung adegan sex!! #tidak cocok dibaca oleh anak-anak berumur 17 tahun kebawah #kalau masih nekat, konsekuensinya ditanggung sendiri #BOY♡BOY/Homo] SEQUEL FROM (MY BOSS NEED ME) Orion adalah Luka, sementa...