My Last|08

5K 371 17
                                    

CERITA INI SUDAH DI REVISI, JIKA MASIH ADA TYPO ATAU ADANYA KATA-KATA YANG TIDAK NYAMBUNG, MOHON UNTUK DIBERITAHUKAN KEMBALI
.

.

.

.

.

Orion seberusaha mungkin untuk membatalkan rencana bepergian menghabiskan weekend bersama Nathan saat ia tahu kondisi pemuda itu sedang tidak baik-baik saja. Tapi Nathan dengan sifat pengekangnya berhasil membuat Orion tertunduk tidak sanggup untuk melawan lagi.

"Kau mau membawaku ke mana?" Tanya Nathan tanpa menatap Orion yang saat ini tengah fokus mengemudi. Sementara Nathan sendiri tengah sibuk merasakan semilir angin yang melalui mereka dari arah yang berlawanan.

Mengingat kemana ia akan membawa Nathan, bibir Orion membentuk lengkungan indah, "nanti kau juga akan tahu, aku menyukai tempat itu dan kuharap kau juga."

Nathan mengangguk-angguk, "Kalau begitu kemudikan mobil ini dengan cepat! Kau menyetir sangat lambat seperti pria tua!" Perintah Nathan lancang.

"Jangan memerintahku dasar bocah!" Orion memberi perlawanan atas kelancangan Nathan.

"Jangan memanggilku bocah dasar kau pria tua!"

"Jangan memanggilku pria tua dasar bocah!" Sekalipun Nathan dan dirinya selalu beradu argumen, Orion sangat menyukai hal ini. Dia suka melihat wajah kesal Nathan yang tampak menggemaskan. Ah~hal itu membuat Orion sangat ingin beradu argumen dengan Nathan setiap menit.

Kehadiran Nathan di dalam hidupnya, berhasil membawa lembaran baru. Dia mencintai Arsen, tapi dia tidak ingin selalu berada di dalam lubang hitam kepedihan. Ini adalah saatnya untuk melupakan Arsen, saatnya untuk membiarkan Arsen bahagia di sisi Tuhan. Orion berharap, langkah yang ia ambil ini adalah hal yang tepat. Dan Orion juga berharap, Nathan adalah orang yang tepat dan menjadi yang terakhir untuk dirinya.

Beberapa menit sudah mereka lalui, mobil yang Orion kendarai juga sudah terparkir pada tempatnya. Nathan yang menyadari akan keberadaan mereka saat ini menatap Orion dengan senyum yang terpantri di wajahnya.

"Sea world! Aku sangat menyukai tempat ini! Ayo cepat masuk ke dalam!" Nathan menarik pergelangan Orion tidak sabaran. Dia sungguh-sungguh sangat menyukai tempat itu. Tempat kenangan antara dirinya dan juga orang tuanya. Setiap dia merasa sedih, dia juga akan menjadikan tempat itu sebagai tempat utama dan pertama yang harus ia kunjungi.

Mata Nathan menelaah satu persatu akuarium yang ia jumpai. Mulai dari tempat ubur-ubur hingga tempat hiu.

"Kau ingat..kita bertemu pertama kali di tempat ini." Ucap Orion menerawang kembali ingatannya. Jika saja dulu dia tidak mengunjungi tempat itu, mungkin sampai sekarang dia tidak akan pernah bertemu dengan Nathan.

Nathan ikut tersenyum saat ingatan tentang pertama kali mereka bertemu terulang, "Ya..saat pertama kali bertemu, aku sangat ingin memukulmu. Kau membuatku kesal saat itu."

"Kau juga membuatku kesal saat itu, dan aku benar-benar sangat ingin menembak keluar isi kepalamu."

Nathan membelalakkan matanya kaget, "Kau..seriusan mau menembak kepalaku dulu?"

Orion mengangguk tanpa ragu, "Tapi sekarang..aku malah mencintaimu."

Nathan semakin membelalakkan matanya, jantungnya juga berdegup tak karuan, dia mematung, kakinya sangat sulit untuk digerakkan. Rasanya saat ini gravitasi bumi menarik kakinya sangat dalam. Mulutnya juga, sangat sulit untuk memberikan Orion sebuah perlawanan. Kata-kata yang Orion ucapkan juga selalu terdengar berulang-ulang di telinganya.

My Last|PROSES REVISI|Where stories live. Discover now