My Last|23

3.1K 316 33
                                    

CERITA INI SUDAH DI REVISI, JIKA MASIH ADA TYPO ATAU ADANYA KATA-KATA YANG TIDAK NYAMBUNG, MOHON UNTUK DIBERITAHUKAN KEMBALI
.

.

.

.

.


"Engg.." Nathan melenguh sambil melakukan sedikit peregangan pada otot-ototnya yang terasa kaku, sesekali ia juga menguap, masih merasakan kantuk yang teramat berat. Jika saja ia tidak ingat untuk bekerja, mungkin saat ini ia masih berada di dalam dunia mimpinya.

Pria manis itu menoleh sejenak ke arah pria tampan yang masih terlelap tepat di sebelahnya. Membuat seutas senyum hinggap di wajah Nathan.

Nathan mengubah posisinya menghadap Orion, sambil sesekali mengarahkan jari telunjuknya pada hidung mancung pria itu dengan perlahan, tidak mau menganggu waktu tidur kekasihnya itu.

Ia mengarahkan tangannya ke atas nakas untuk mengambil ponsel yang seingatnya ia letakkan di sana semalam. Setelah berhasil meraih benda itu, mata Nathan kontan membulat. Sudah pukul 8 lewat ternyata.

Nathan melangkahkan kakinya dengan gaduh, karena terburu-buru dia bingung harus kemana dan melakukan apa. Di dalam kamar itu terdapat kamar mandi, dan dia memasukinya, kemudian tidak sampai 30 detik dia kembali keluar.

Untuk apa dia mandi ditempat itu, sementara pakaiannya berada di dalam kamar yang satunya lagi, ia merutuki dirinya yang terlihat seperti orang idiot dan berjalan menuju pintu keluar dengan langkah cepat. Namun saat sampai di depan pintu, Nathan kembali berbalik dan berjalan ke arah tempat tidur di mana Orion masih terlelap.

"Rion bangun! Aku harus ke kantor! Aku sudah terlambat!" Nathan berseru sambil menggoyang-goyangkan tubuh Orion.

Jika Orion tidak segera bangun, siapa yang akan mengantarnya ke kantor nanti! Selain kekasih, Orion juga adalah supir pribadinya.

Orion membuka matanya dengan paksa kala gangguan dari Nathan berhasil menganggu tidur damainya, kemudian dia menarik tubuh mungil itu untuk kembali tertidur di dalam pelukannya.

Dipeluknya erat-erat pinggang Nathan selayaknya pria itu adalah sebuah guling. Nathan meronta ingin terlepas tentu saja, sekarang bukan saatnya untuk bermanja-manja.

"Rion bangun! Lepaskan aku!! Aku harus mandi, aku sudah terlambat!" Nathan mengoceh dengan tubuh yang sengaja ia gerak-gerakkan, tangannya juga menepuk-nepuk pergelangan Orion yang masih setia memeluk erat pinggangnya.

"Boloslah sehari." Orion menjawab dengan nada malas khas orang baru bangun tidur.

"Bolos kau bilang! Kau pikir perusahaan itu milikku sehingga aku bisa membolos sesuka hatiku!" Protes Nathan, jantungnya berdegup semakin tak karuan kala Orion membuatnya terpaksa membuang-buang waktu berharganya.

"Lagipula untuk apa kau masih bekerja? Apa aku masih kurang kaya? Dan juga, aku memiliki saham di perusahaan Hares, yang artinya aku memiliki kuasa atas perusahaan itu. Kuasaku adalah kuasamu juga. Tak perlu repot-repot untuk bekerja, kau tinggal bilang apa yang kau mau, akan kubelikan untukmu. Kau tidak perlu bekerja lagi, cukup duduk tenang layaknya nyonya besar." Ucap Orion cukup percaya diri.

Nathan berhasil dibuat menghembuskan napasnya dengan malas, "Yang kaya itu kau, bukan aku."

"Kekayaanku adalah kekayaanmu juga. Semua yang ada dirumah ini juga didalam brankasku adalah milikmu juga, bahkan tubuhku yang indah ini." Ucap Orion dibarengi dengan seringai nakalnya.

My Last|PROSES REVISI|Where stories live. Discover now