My Guard
Yena datang telat saat bel masuk berbunyi, dengan nafas tersengal ia melepas tasnya dan digantung di meja.
"Butuh minum?" tanya Jaemin, Yena menggeleng cepat. "Udah punya," ujarnya sambil mengangkat botol minum miliknya.
Jaemin ber-oh, menoleh ke arah pintu karena wali kelas mereka sudah masuk untuk memulai hari ini.
Seperti biasa, dia akan memulai kelas dengan berdoa, meminta absen pada sekretaris kelas, mengecek keuangan kelas melalui bendahara.
Dan, "Choi Yena," sang empunya nama langsung menoleh. "Ikut saya sebentar ke ruang guru ya, sekarang," ujar Pak Seungwoo yang lalu pergi meninggalkan kelas.
Yena menghela nafas malas, baru saja tadi dia berlari dari gerbang depan, menaiki anak tangga hanya untuk sampai ke pintu hall, belum lagi menaiki tangga untuk sampai ke kelasnya.
Yena menghentikan gerakannya di posisi berdiri, telinganya tidak bisa berbohong bahwa sekarang banyak bisikan dimana-mana. Dan itu jelas tentangnya.
"Tuh kan.. baru hari kedua udah dipanggil.."
"Emang cewek gak bener kayaknya.."
BRAK!
Yena terperanjat bahkan hampir hilang keseimbangan karena gebrakan meja Jaemin. "Bisa diem dulu gak!?" pekiknya keras membuat seisi kelas langsung terdiam begitu saja.
Wajah Jaemin yang tadinya dingin, langsung berubah saat menatap Yena, ia tersenyum manis. "Silahkan.." ujarnya pelan.
Yena tersenyum singkat dan langsung pergi meninggalkan kelas dalam suasana tegang.
~~~
"Karena sekarang kamu sudah kelas 12 dan yang saya dengar kamu terlalu sering pindah sekolah, jadi demi kebaikan kamu, lebih baik kamu tetap sekolah di sini sampai lulus untuk memudahkan kamu ke depannya juga.." jelas Pak Seungwoo.Yena hanya manggut-manggut mendengar penjelas wali kelasnya dari tadi. "Tolong sampaikan ke orang tua-mu soal ini ya.. ini penting," lanjutnya.
Yena mengangguk sopan, "Kamu boleh kembali ke kelas sekarang," Yena tersenyum mendengar penuturan gurunya itu, lalu setelah memberi salam ia pergi kembali ke kelasnya.
~~~
Yena membuka pintu kelas yang hening karena ada guru yang sedang menjelaskan di depan sekarang, ia berjalan pelan, tersenyum pada guru yang mungkin sudah tau kenapa dia baru masuk."Halaman 159.." bisik Jaemin saat Yena baru duduk, Yena ber-oh sambil menunjukan tanda OK pada jarinya.
Ia bergerak cepat mengambil buku matematikanya, membuka halaman yang dimaksud Jaemin, menyiapkan alat tulisnya, dan sekarang ia mulai memerhatikan guru di depan.
Jaemin mengetuk ujung pulpennya dua kali di meja Yena yang membuat ia menoleh, "Tadi kenapa dipanggil?" bisik Jaemin. "Dia cuman bilang gue gak boleh pindah-pindah lagi, udah kelas 12 soalnya.." balas Yena.
"Owwhh... berarti menetap di sini kan sampe lulu—"
PLAK!
Jaemin terperanjat sampai hampir jatuh dari kursi, begitu pun Yena walau dia tak separah Jaemin.
Yena nyaris tertawa karena melihat sisi wajah Jaemin hitam akibat lemparan penghapus papan tulis dari Ibu Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Limerence || Yohan - Yena
FanfictionApakah kalian pernah terlalu terobsesi dengan seseorang? Sangat amat mencintainya? Sangat ingin memilikinya? Itu lah hal yang terjadi pada gadis cantik bernama Choi Yena. Ia tertarik pada seorang Kim Yohan sejak pertama kali bertemu. Sejak mereka be...