07

323 50 5
                                    

Can't Ignore You

Mark melirik Yena sekilas, wajah Yena tampak murung sejak kejadian semalam. Mark merogoh handphone-nya, mengetik sesuatu, lalu menyodorkannya pada Yena.

'Besok mau jalan-jalan? Kalo gak capek, kalo capek gue ke rumah lo aja, gimana?'

Yena mengerutkan keningnya, menatap Mark yang sedang tersenyum ke arahnya. "Dalam rangka?" tanya Yena.

"Gak dalam rangka apa-apa, emangnya gak boleh?" balas Mark. "Sama anak-anak?" Mark menggeleng.

"Just you and me," jawabnya. "Kenapa yang lain ga—" Mark menutup mulut Yena dengan tangannya setelah melihat kepala Jaemin yang tiba-tiba muncul dari depan.

"Apa?" tanya Mark. "Itu lo ngapain?" balas Jaemin sambil melihat tangan Mark. Mark langsung melepas dekapan tangannya dan menyeringai ke arah Jaemin.

"Gue gigit lo kalo ampe si Yena gak bisa nafas,"
Mark membulatkan matanya. "Gak gitu konsepnya..." gumam Mark.

Yena yang tadinya hanya menyimak Jaemin dan Mark langsung mengalihkan pandangannya saat melihat Yohan berjalan dari depan bus.

Ia menarik nafas dalam, dia tidak benci Yohan, dia masih tidak bisa menutup perasaannya pada Yohan.

Bisa dibilang bodoh karena cinta? Tanpa diberitahu secara lisan pun Yohan sudah jelas menolak Yena, tapi Yena tetap bersih keras untuk meluluhkan hati Yohan.

Di samping Yena, Mark meraih tangan Yohan, menghentikan langkah saudara tirinya itu. Yohan menunduk menatap Mark, menggunakan bahasa mata untuk menyuruh Mark berbicara.

"Kita kira-kira nyampe jam berapa?" tanya Mark. "Gak tau," Yohan memang menjawab pertanyaan Mark, tapi matanya sesekali tertuju pada Yena yang sekarang mengabaikannya.

Yohan sempat mengira Yena tidur, tapi saat Yena menyelipkan rambut pada telinganya, maka berarti Yena masih bangun.

"Masa gak tau?" tanya Mark lagi. "Gak tau," ucap Yohan sambil melepas genggaman Mark dengan kasar, ia berjalan ke bagian belakang bus begitu saja.

Mark menghela nafas pelan sambil membenarkan posisi duduknya. Lalu ia menoleh ke arah Yena yang masih saja memandangi jalan.

"Ini demi lo juga Yen.." ujar Mark sambil mengusap kepala Yena dengan lembut. Mark dapat merasakan bahwa Yena mengangguk menjawab perkataannya.

Karena kepekaannya yang tinggi, Mark juga tau bahwa Jaemin sekarang sedang menatapnya dari depan, memang cuman kepalanya yang muncul, tapi hawanya terasa kencang.

"Ape lagi?" bukannya menjawab, Jaemin malah tersenyum sambil mengacungkan ibu jarinya. "Hm iye iye," tanggap Mark.
•••
"Dekkkk!!!" —Byungchan

"Apeeee!?? Masih ngantukk!!! Gue hari ini kan libur jan nga—" —Yena

"Temen lo nungguin di bawah!! Cowokk!!" Yena hampir saja terbang dari ranjangnya. Dia lupa pernah membuat janji dengan Mark.

Untungnya Yena waktu itu memilih untuk Mark saja yang ke rumahnya, jadi mereka tidak akan pergi kemana-mana.

Dan bagian pentingnya, Yena tidak perlu mandi. "Suruh tunggu! Mau nyisir!" pekik Yena. "Lah? Kaga mandi?"

[✔️] Limerence || Yohan - YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang