04

464 56 1
                                    

In the Process

Yena turun dari mobil sang papa, hari ini dia harus diantar menggunakan mobil karena barang bawaan yang disiapkan mamanya cukup banyak.

"Mau papa ban—"

"Pagi omm!!" Siwon terlonjak kaget karena mendengar sapaan dari gerombolan laki-laki yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakang Yena.

"Biar saya sama temen-temen aja yang bawa om.." ujar salah seorang dari mereka. "Aahh... temennya Yena?" semuanya mengangguk kompak.

"Kok cowok semua.." gumam Siwon pelan sambil melirik anaknya. "Yakin mau bawain? Berat loh, ini mamanya Yena bawain barang banyak banget soalnya.."

"Gak masalah om.." Jaemin berjalan mendekat. "Saya kuat kok om.." Jaemin mengangkat koper milik Yena karena mereka harus menaiki anak tangga.

"Mark, bawain tas ransel Yena!" Mark langsung bergerak melepas tas ransel dari punggung Yena.

"Sa, bawain tas tentengnya sono!" titah Mark pada Eunsang. "Lah ini terus gue bawa apa?" tanya Minhee sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Tangan gue kosong Min," ujar Yena sambil menyodorkan tangannya. "Hush!" Siwon langsung memukul tangan Yena.

Yena malah tersenyum jail pada papanya. "Udah kamu susul temen-temen kamu aja, bilangin makasih ya dari om.." kata Siwon sambil menepuk pundak Minhee.

"Kamu juga.." Siwon beralih menatap Seungyoun yang sedang tersenyum ke arahnya. "Oke om.. kuy Yen!" ajak Minhee.

"Kalian duluan aja, om mau ngomong sebentar sama Yena... gak pa-pa kan?" Minhee dan Seungyoun saling bertatapan beberapa detik.

Lalu mereka mengangguk bersamaan, emang kebiasaan kompak, udah temenan dari SD makannya jadi begini.

Minhee dan Seungyoun pun berlari menaiki tangga sambil memecah tawa mereka, entah apa yang ditertawakan, tapu sepertinya itu sesuatu yang bahkan tidak lucu.

"Itu temen-temen kamu?" tanya Siwon, Yena mengangguk. "Kok cowok semua?" tanyanya lagi, "Emang kenapa kalo cowok semua?" balas Yena dengan wajah polos.

"Ya... maksud papa, kenapa gak ada ceweknya gitu?" —Papa Siwon

"Cewek gak ada yang mau temenan sama aku, mereka yang dari hari pertama masuk udah nemenin aku, gak pa-pa kan?"

Siwon terdiam, memandangi manik mata anaknya, lalu seulas senyuman teduh muncul. "Ya udah gak pa-pa..." katanya sambil mengelus surai Yena.

"Papa pergi ya, takut macet, entar telat.." Siwon mengecup dahi anaknya, lalu masuk mobil, dan langsung pergi meninggalkan halaman sekolah.

Yena menghela nafas sambil tersenyum manis, ia menoleh dan hendak berjalan menaiki tangga.

Senyum-nya semakin merekah saat melihat Yohan yang hanya membawa tas ransel sedang menaiki tangga.

Yena berlari mendekati Yohan dan sampai tepat di sebelahnya. "Pagi Yohan!" Yohan hanya meliriknya sekilas tanpa berniat menjawab sapaan Yena.

"Cuman bawa satu tas doang? Cukup emangnya?" lagi-lagi pertanyaan Yena tak dijawab oleh Yohan.

Membuat Yena akhirnya menyerah dan memilih diam, tapi dia tetap akan berjalan di samping Yohan, walau ia tau beribu pasang mata melihatnya sinis dan sepertinya siap membunuh dirinya kapan saja.

[✔️] Limerence || Yohan - YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang