19

297 50 2
                                    

The Truth
"Berbohong demi kebaikan terkadang lebih baik, dibandingkan kejujuran yang mungkin bisa melukai hati"
————————————————————————

"Na!" bisik Yena, Jaemin menoleh sambil mengangkat kedua alisnya. "Ada jaket?" tanya Yena, "Kedinginan?" Yena menggeleng.

"Tembus," bisik Yena lagi, untung Jaemin langsung paham apa maksud Yena. Jadi dia berdiri, "Tunggu, ke kelas dulu," bisiknya setelah meminta izin pada guru yang sedang mengajar.

Sekarang mereka sedang berada di perpustakaan, gurunya meminta mereka mencari materi dari berbagai macam buku yang ada di sana, sebanyak-banyaknya.

Mark melirik ke arah Yena yang terlihat memasang raut wajah panik, Mark mengetuk pelan meja mereka hingga Yena menoleh.

"Mau gue pindah ke situ?" tawar Mark, Yena langsung mengangguk, seketika Mark langsung berpindah di tempat Jaemin sebelumnya.

Yena dan Mark bersamaan menoleh karena mendengar decitan antara kaki kursi dan lantai tepat di sebelah mereka.

Yena mengernyit saat melihat Yohan duduk dengan wajah datarnya, tepat di sebelahnya, dan tanpa izin.

Tangan kanan Yohan meletakan satu jaket ke pangkuan Yena, "Pake," suruhnya. "Gak, gak usah," balas Yena seraya mengembalikan jaket pemberian Yohan.

Yohan menoleh, tidak bebalas tatap dengan Yena, karena Yena langsung terfokus pada buku di depannya lagi.

"Pak—"

"Gue bilang enggak!"

"Ssstt tolong jaga ketenangan, ini perpustakaan," Yena langsung melirik sekitar dan segera menutup mulutnya.

Mark menghembuskan nafas pelan, berada di antara dua manusia ini sangat memusingkan, mau dipisahin, dua-duanya suka gigit, kan serem.

"Yen, nih pake," akhirnya Jaemin kembali dengan jaket miliknya. Yena pun langsung mengikatkan jaket itu pada pinggulnya.

"Gue ke toilet dulu, lo duduk di tempat gue aja," Jaemin mengangguk, lalu duduk sepeninggal Yena.
~~~
"Jadi, udah sama Yohan nya?"

Mark dan Yena sedang menikmati pemandanga sore hari sambil duduk bersila di atas rooftop sekolah, mau bagaimanapun, tempat ini memang indah, big thanks to Lee Eunsang yang merekomendasikan tempat ini pada Yena.

"Udah.... kayaknya.." jawab Yena. "Kenapa?" balas Mark, "Udah terlalu banyak kebohongan antara gue sama dia, mending gak usah dilanjut kan?"

"Gue juga bohong padahal sama lo, soal gue sama Yo—"

"Itu gue bisa ngertiin, namanya juga masalah keluarga," potong Yena. "Tapi, yang satunya, masa dia diem aja padahal dia tau gue temen kecilnya, terus masih bisa-bisanya bersikap kayak batu es? Hatinya ilang kemana coba!?"

Hening. Mark hanya terdiam setelah mendengar perkataan Yena, karena dia sendiri tak tau alasan kenapa Yohan begitu, Mark tak tau apa saja yang terjadi di antara Yena dan Yohan di masa lalu.

Yena nyaris memeluk Mark karena tiba-tiba ada satu tas yang jatuh tepat di sebelahnya, Yena mengangkat pandangan sambil menyipitkan matanya karena sinar matahari.

[✔️] Limerence || Yohan - YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang