16

331 44 2
                                    

Childhood Friend?

"DADAHHH!!!" pekik Yena sambil melambaikan tangannya pada Jaemin. Yena menoleh sambil tersenyum pada Mark, "Mau dianter pulang? Bang Byungchan gak bisa jemput lagi kan?" tawar Mark.

"Ih! Peka banget jadi manusia!!" balas Yena sambil menyenggol-nyenggol lengan Mark. "Eh tapi bentar Yen, gue mau ke toilet dulu, bentar doang kok," Yena mengangguk, membiarkan Mark pergi, dan menunggu di dalam gedung utama.

Mata Yena tak sengaja menangkap sosok Yohan yang sedang menuruni tangga dan berjalan ke arahnya, lebih tepatnya mungkin ingin melewatinya untuk pergi ke ruang OSIS, Yena tau kebiasaan Yohan yang suka menetap di ruang OSIS sepulang sekolah sampai sore.

Yoahn sedang mencari sesuatu di dompetnya, terlihat sangat fokus, hingga dahinya mengerut. Yohan mengambil selembar uang dari sana, dan tak sengaja menjatuhkan hal lain dari dalam dompetnya, tapi Yohan tidak menyadari hal itu.

Ia berlalu melewati Yena begitu saja sambil kembali mengantongi dompetnya. Yena berdiri dari duduknya, mendekati sesuatu seperti pas foto yang tadi jatuh dari tas Yohan.

Yena mengambilnya, membalikannya, "Hah?.." gumamnya pelan. "Yen!" pekikan Mark membuat Yena langsung melipat dan menyembunyikan foto itu.

"Udah nih, ayo, supir gue juga udah nyampe kayaknya," ujar Mark. "Ah.. oke, kuy!" balas Yena dan langsung berjalan berdampingan dengan Mark.
~~~
Yena merebahkan tubuhnya dalam posisi tengkurap sambil memainkan handphone-nya, lebih tepatnya, membuka akun milik Yohan.

Membuka salah satu foto yang pernah di-post oleh Yohan, foto itu hitam putih, bahkan tidak nampak apapun di sana, sangat gelap.

Yena men-screenshoot postingan itu, beralih meng-edit foto tersebut agar terlihat lebih jelas

Yena mengernyit, dia yakin, anak kecil di situ terlihat tak asing, ia bahkan merasa pernah melihat foto ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yena mengernyit, dia yakin, anak kecil di situ terlihat tak asing, ia bahkan merasa pernah melihat foto ini.

Yena keluar dari kamarnya, menuruni tangga dengan cepat, "Heh turbo! Entar jatoh lo!" pekik Byungchan dari ruang tv, "Bodo! Mama mana?" tanyanya.

Byunghan memanyunkan bibir ke arah kamar tidur orang tua mereka, "Thanks," Byungchan berdeham lalu lanjut menonton acara tv.

Yena mengetuk pintu kamar hingga suara mamanya terdengar, pintu terbuka, dan Yena langsung tersenyum. "Ma, boleh liat foto-foto aku pas masih kecil gak?"
~~~
Yena membuka halaman demi halaman album masa kecilnya dan berhenti pada satu halaman, Yena meraih handphone-nya, menyejajarkan foto di handphone-nya dengan foto di album ini.

Tampak sama, hanya saja yang satu terlihat jelas, dan yang satunya lagi sangat gelap.

Kedua tangan Yena terasa lemas, matanya berair dan memerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua tangan Yena terasa lemas, matanya berair dan memerah.

Ia kembali teringat dengan foto yang tadi terjatuh dari dompet Yohan, ia mencari foto itu kantung rok sekolahnya berhubung belum ia taruh di cucian.

Melihat seisi album itu dengan gerakan cepat dan lagi-lagi berhenti karena melihat foto yang sama persis dengan apa yang Yohan miliki.

"Yen! Makan sana, papa juga udah pul—" Byungchan berdiri di ambang pintu, matanya berusaha menangkap apa yang terjadi, hingga ia bertatapan dengan mata merah milik Yena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yen! Makan sana, papa juga udah pul—" Byungchan berdiri di ambang pintu, matanya berusaha menangkap apa yang terjadi, hingga ia bertatapan dengan mata merah milik Yena.

"Yen?.." gumamnya berjalan mendekat, "Yohan?... Kim Yohan—"
•••
Yena menarik nafas dalam, tangannya meremas tali tasnya sendiri. Yena baru saja sampai di depan rumah Yohan, ia bertanya pada salah satu teman sekelasnya tentang di mana alamat rumah Yohan.

Karena jika bertanya pada Jaemin atau yang lain, pasti mereka tidak mau memberi tau. Yena berjalan memasuki halaman rumah Yohan.

Memencet bel rumah sebanyak dua kali, hingga seseorang membuka pintu rumah itu, mata Yena mendelik, ditambah kini ia dapat melihat sosok Yohan yang sedang berjalan di dalam sana.

"Yen...Yena?" gumam Mark, di dalam sana, langkah Yohan langsung terhenti. Ia menoleh, melihat Yena yang kini sedang menatap ke arahnya.

Yena merogoh tasnya, berusaha mencari handphone-nya, ia ingin pulang sekarang juga. Mengutak-atik layar handphone-nya.

"Bang? Jemput Yena sekarang!" —Yena

"Hah?" —Byungchan

"Sekarang!" —Yena

"Eh, iya iya.. share loc" —Byungchan

"Yen.. masuk dulu yuk, biar bis—"

"Gue mau pulang, bang Byungchan bentar lagi sampe," potong Yena. "Kan baru lo telfon Yen.." balas Mark.

"Yena.." Mark masih berusaha menahan Yena, agar ia bisa menjelaskan semuanya sekarang juga, jika tidak, mungkin akan menjadi lebih rumit.

"Gue pulang," ujar Yena yang langsung berbalik, entah ingin pergi ke mana. Ia juga harus mencari tempat yang masuk akal, karena Byungchan yang akan menjemputnya, jika itu di pinggir jalan, Byungchan pasti akan bertanya tentang banyak hal ketika mereka sampai di rumah.

Mark pasrah ketika melihat Yena mulai semakin jauh dari rumahnya. Ia menutup pintu, dan hendak masuk ke kamarnya.

"Kasih tau," ujar Yohan tiba-tiba, Mark menoleh sambil mengernyit, "Apa?" tanyanya bingung.

"Kita saudara," Mark terdiam, baru kali ini Yohan mengakui bahwa mereka saudara, selama ini Yohan selalu mengekang fakta itu.

Melihat Mark yang hanya terdiam, Yohan kembali meneguk minumannya lalu naik ke kamarnya.

[✔️] Limerence || Yohan - YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang