05

372 54 3
                                    

She Returns

Bus mulai bergerak meninggalkan halaman hotel, sekarang mereka akan berangkat ke salah satu pantai di sana.

Yena yang dari tadi mengenakan earphone sambil mengunyah permen jelly yang tadi diberikan Eunsang jadi tidak sadar bahwa dari tadi Mark memerhatikannya.

"Eung? Apa?" tanya Yena saat Mark melepas sebelah earphone-nya. "Gue mau kasih tau sesuatu," Yena mengerutkan keningnya.

"Apaan?" balasnya. "Muka lo, miriiipppp pake banget. Sama muka adeknya Nana," bisik Mark. Yena memiringkan kepalanya, memandangi Mark yang sekarang sedang tersenyum. "Terus?"

"Lo tau artinya apa?" Yena menggeleng. "Nana itu bakal jagain lo kayak dia jagain adeknya, jadi, apa pun yang Nana bilang ke lo, itu demi kebaikan lo," jelas Mark.

"Ya, tapi kan, gue bukan adeknya, ngapain nurut?" Mark menghela nafas pelan. "Adeknya Nana, udah gak ada... jadi kalau pun lo bukan adeknya, please bertingkah seolah lo adeknya... gue gak bisa liat si Nana suka tiba-tiba nangis dan lain-lain karena keinget adeknya."

Yena terdiam, ia menurunkan pandangannya. Awalnya dia memang bingung kenapa dia harus melakukan itu? Tapi dari penjelasan Mark, dia sekarang dapat sedikit mengerti.

Membantu Jaemin agar sedikit lebih baik? Bukan begitu? Hanya dengan menganggap Jaemin adalah kakaknya, mungkin itu bisa membantu.

Maaf Byungchan, posisi mu akan sedikit bergeser saat Yena sedang ada di sekolah.

Mark menyentil kening Yena, membuat Yena mengaduh dan berlagak ingin memukul Mark hingga Mark tertawa renyah.

"Mark!" panggil Seungyoun dari depan, dia sampai berlutut di kursinya dan berbalik ke belakang sambil tersenyum sok manis.

"Apa?" balas Mark jutek, "Makanan yang lo beliin kemaren itu, masih pada idup gak?" tanya Seungyoun. "Idup pale lu, lo kira patrick star ape!?" Seungyoun malah cengengesan tak bersalah.

"Masih ada apa kagak?" tanyanya lagi. "Sisa satu, buat Yena," Seungyoun melirik Yena yang sedang memandanginya sinis. "Yena kan cantik... baik... pin—"

"Enggak! Yena nanti pasti laper! No bagi-bagi," selanya. Seungyoun menghela nafas pelan, "Ngalah sama cewek," ujar Jaemin sambil menarik tengan Seungyoun hingga ia kembali duduk di tempatnya.

"Do you know di meaning of—" Jaemin meletakan jari telunjuknya tepar di bibir Seungyoun. "Gue tau gue tau... diem," ujarnya.

"Semuanya tolong diem, bentar lagi kita sampe.." suara Yohan dari depan terdengar hingga belakang bus karena ia menggunakan mic yang memang disediakan.

Senyum Yena merekah seketika, Mark dapat melihat itu dengan jelas. Yena langsung mengenakan tas ranselnya.

Ia menoleh pada Mark, "Pasti seru kan di sana!? Gila gak sabar gue," pekiknya. Mark hanya mengangguk sambil tersenyum.

Tak lama gerakan bus mulai melamban, setelah bus sepenuhnya berhenti serta Yohan sudah memperbolehkan mereka turun, Yena langsung berdiri dari kursinya sampai kepala terbentur cukup keras karena atap bus yang cukup rendah.

"Aaw!" pekiknya keras. "Kan kan heboh sih lu jadi manusia!" seru Mark sambil mengusap-usap puncak kepala Yena.

"Sakit?" tanya Mark, "Ya kan kebentur masa kagak sakit," balas Yena. "Ya kan nanya, gue lempar juga lu lama-lama."

[✔️] Limerence || Yohan - YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang