Madara berniat lari untuk mencari Izuna tapi terhenti begitu Hashirama menahan tangannya. Dia menghardik, "Apa?!"
"Jangan terburu-buru, Madara," Hokage Pertama tersenyum singkat sebelum bertanya serius, "Tidakkah menurutmu kita perlu bicara berdua?"
"Untuk?"
"Pernikahan kita," ucap Hashirama dengan tenang. Madara membeku. Perlahan, dia berbalik dan menghadap Hashirama. Dia mendapati keseriusan di wajah Senju tersebut mengenai ini. Hashirama tidak mengeluh atau tertawa seperti sebelumnya ketika dia mengutarakan pernikahan antara mereka di depan para remaja dari masa depan.
"Kau... serius...?" Kepala Klan Uchiha berbisik.
Madara terkejut saat Hashirama menyatakan perasaannya di depan adik-adik mereka dan remaja asing. Ini pertama kali teman masa kecilnya mengakui ada perasaan tertentu pada Madara. Awalnya dia tak tahu harus menanggapi apa karena Hashirama bilangnya sambil tertawa dengan Naruto, jadi dia pikir itu cuma candaan belaka. Tapi sekarang, melihat Hashirama mengangguk yakin dengan wajah bak seorang ninja dalam perang, Madara pun akhirnya menyadari betapa seriusnya situasi ini.
"Ayo ke menara Hokage, di sana kita bisa bicara tanpa diganggu," Hashirama berjalan duluan dan Madara mengikuti.
—000—
Ketika mereka sudah berada di menara dan masuk ke kamar pribadi yang disediakan untuk Hokage, Hashirama mengunci pintu sebagai tindakan jaga-jaga tidak ada yang datang menganggu di tengah pembicaraan mereka. "Maaf, Madara, aku tidak bermaksud untuk memintamu menikah denganku di depan kedua adik kita dan dua anak muda tadi," Hashirama tersenyum canggung. "Itu terucap begitu saja setelah aku mendengar kita adalah reinkarnasi kakak-beradik Otsutsuki. Aku panik kalau-kalau tidak bisa menikah..."
"Hashirama..."
Dia terus bicara sambil menunduk ke tanah, "Tapi tentu saja, aku harusnya bertanya dulu. Atau bahkan, aku harusnya menjelaskan dulu perasaanku. Aku tidak tahu para Tetua membuat keputusan itu, jadi sebenarnya aku berencana untuk melamarmu di makan malam setelah desa kita lebih stabil..." Hashirama makin depresi di tiap detik terlewati. "Agak melenceng dari rencana sih, dengan dua anak muda dan cerita tentang masa depan, lagipula, aku tidak tahu kalau kau—"
"Hashirama!" Madara memendekkan jarak antara mereka dan berdiri di depan si Hokage. Dia meraih bagian lengan atas Hashirama, menatap ke coklat kembar sebelum berkata pelan, "Lupakan soal Tetua, reinkarnasi atau desa, cukup..." Madara berbisik, "...biarkan aku mendengar apa yang ingin kau bilang. Aku mendengarkan."
"Madara..."
Hashirama berkedip beberapa kali untuk mencegah jatuhnya air mata yang sudah terkumpul di sana. Madara terlihat menawan di mata Hashirama. Dia tidak melihat Hashirama dengan sharingan yang penuh kalkulasi seperti dalam perang, tapi dengan pengertian terpancar dari mata Madara. Dalam mata itu, tercermin bagaimana bercampur aduk perasaan Hashirama dan Madara tahu ini kebiasaan buruk Senju tersebut dari kecil. Sudah terlalu lama dia tidak melihat pengertian tersebut di mata Madara. Salah satu sifat baik Madara, ia merupakan orang yang pengertian dan bisa sangat sabar. Hashirama tahu dan mungkin seorang lagi yang tahu hal itu adalah Izuna. Tapi, Hashirama tidak tahu bahwa kesabaran Madara hanya untuk orang special dan penting bagi Uchiha tersebut.
Oh, betapa lama dia tak melihat dengan Madara yang ini. Teman masa kecil. Bukan Kepala Klan Uchiha. Tanpa sadar, dia tersenyum dan berbisik penuh rindu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempurnaan Waktu
FanfictionPerjalanan melintasi waktu. Setelah Kaguya tersegel, Naruto dan Sasuke terbawa ke masa lalu di mana Hashirama Senju dan Madara Uchiha mengakhiri perang dan menyatukan kedua klan. Sasuke menyadari apa yang terjadi setelah para pendiri tak mengenali m...