Dia masih anak-anak

4.9K 489 35
                                    

"Aku tidak ngambek," bantah Menma. Sasuke tetap bungkam.


Naruto mendengus, "Ya, ya, kalian sudah begini sejak sejam lalu para kakek keluar dari sini." Baik Sasuke dan Menma tak mengatakan apapun. Naruto pun mengerutkan alis dalam. Ia bergumam, "Tak heran kalian ayah dan anak..."

Tak ada pergerakan dari mereka berdua. Naruto menggelengkan kepala, "Oke, terserah kalian. Aku lapar jadi aku mau cari makan. Selamat menikmati kontes ngambek ini deh." Ia berbalik ke arah shoji (pintu geser) tapi terhenti ketika Sasuke berdiri dan mendekatinya.

"Kau akan meninggalkanku berdua saja dengannya?" Bisik Sasuke tak percaya. Naruto tidak mengerti arah pembicaraan kekasihnya. "Kenapa tidak? Aku lapar, Sasuke," rengeknya. "Aku hamil, makan untuk dua orang nih."

Sasuke menatapnya lembut namun mengeras lagi waktu Naruto menambahkan, "Lagian, dia kan cuma anak-anak."

"Kau bisa bilang itu karena dia tidak menyerangmu tadi," balas Sasuke pahit. Naruto menaikkan satu alis, "Emang apa salahnya dengan itu?"

Permata gelap kembar melebar, "Dia tidak tahu aku, bahkan tak pernah bertemu aku di masanya sendiri yang merupakan ayah kandungnya dan dia menyerangku sekuat tenaga. Tentu saja itu salah!"

"Sebagai pembelaanku," Menma menginterupsi dari tempatnya dengan tenang, "kau melawan musuh sekuat Rikudou Sennin jadi aku harus mengerahkan seluruh kemampuanku untuk memberikan pukulan ke wajahmu."

Sasuke berdesis, "Dengar 'kan?"

Naruto menelengkan kepala sedikit, "Kurasa tidak salah. Dia sangat marah pada Sasuke di masanya atas penderitaan diriku yang lain. Aku juga akan melakukan hal yang sama kalo aku jadi Menma. Yah," ia mengaku, "aku juga begitu sebenarnya. Aku meninju ayahku waktu pertama kali melihatnya pas Kurama mau terlepas dari badanku di penyerangan Pein. Itu juga pertama kalinya aku tahu kalau dia ayahku."

Sasuke membeku. Ia tak menyangka itu. Dibesarkan oleh kedua orangtua dengan tata krama ketat, sulit dibayangkan dirinya menyerang orangtuanya sendiri. Ia pun bertanya, "Kenapa?"

"Dia yang menyegel Kurama di dalam badanku sejak aku baru lahir. Kau lihat sendiri masa kecilku tidak senormal anak lain karena itu," tutur Naruto. Sasuke yang mengerti alasannya berkata, "Yondaime melakukannya untuk melindungimu!"

Sekali lagi, Menma menginterupsi dengan pandangan penuh arti. "Itu alasannya," gumamnya.

Naruto bingung, ia dan Sasuke menoleh ke Menma, "Hah?"

"Berdasarkan ayahku, alasan Sasuke Uchiha pergi... adalah tidak mengulangi kejadian Hiko," jawab Menma datar. Sasuke meminta, "Jelaskan."

"Di hari ia membuka gulungan keramat, karena dia juga reinkarnasi Indra, dia membaca semuanya. Uchiha tengah bersitegang tahun itu karena Shiki menyebutkan orang yang akan mewarisi ambisi balas dendamnya akan muncul tahun itu. Tapi, Sasuke Uchiha tak berniat soal balas dendam Shiki sebab ia mewarisi gen Senju dari Kakek Buyut Tobirama. Ia lebih terfokus pada kejadian Hiko. Dia yakin ayahku juga reinkarnasi Asura dari nama kalian yang sama."

Sasuke menaikkan satu alis, "Kau bilang kau tak pernah bertemu diriku yang lain tapi kedengarannya kau tahu niatannya dengan baik."

"Surat..." Jawabnya setelah terkaget sekejap. "Sasuke Uchiha menulis sebuah surat yang ia masukkan di gulungan keramat. Dia pikir, ayahku akan membukanya 3 bulan kemudian di ulang tahun ayahku ke-17. Bukan 13 tahun setelahnya. Ayahku memiliki komplikasi kehamilan di ulang tahunnya dan semua keluargaku fokus mengurusnya jadi mereka mengabaikan aturan gulungan keramat hàrus dicoba buka oleh yang berumur 17 tahun." Suaranya melembut kala menjelaskan, "Ayahku... menangis setelah menemukan dan membaca surat itu. Ia merasa lega tahu alasan Sasuke Uchiha meninggalkan Konoha."

Kesempurnaan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang